KULIAHALISLAM.COM – Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada- yya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Sesungguhnya termasuk nasehat terbaik yang pernah ada yaitu nasehat yang menakjubkan yang pernah dibawakan oleh salah seorang dari generasi yang terbaik yaitu Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra dalam ucapannya: “Betapa banyaknya peringatan tetapi betapa sedikitnya perenungannya.”
Inilah suatu nasehat yang sangat bermanfaat mengagumkan dan abadi sepanjang masa yang selalu diingat dan dicatat oleh sejarah serta pantas untuk dihafal dan diukir di lempengan hati setiap muslim, demi Allah memang benar: “Betapa banyaknya peringatan tetapi betapa sedikitnya perenungannya.”
Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, musibah datang bertubi-tubi menimpa umat Islam secara mengejutkan tetapi kita tidak pernah sadar atau tergugah untuk mengadakan perubahan pada diri kita baik pada akhlak, amal perbuatan dan kepribadian kita. Dari dulu sampai sekarang kepribadian kita dan amal perbuatan kita itu-itu saja tidak ada usaha untuk mengangkat diri dari keterpurukan atau menjauhi kerusakan apalagi memperbaiki kepribadian yang telah berbelok dari jalan yang lurus bahkan berganti pada sifat yang lebih buruk bukan pada yang lebih baik, memang benar betapa banyaknya peringatan tetapi sangatlah sedikit perenungannya, berapa banyak kita mendatangi kuburan-kuburan mengantarkan orang yang pergi tidak kembali, di dalamnya ada orang-orang yang kita cintai, kerabat kita, teman-teman, orang-orang saleh, anak-anak kita dan saudara-saudara kita yang dahulunya sangat menyenangkan bila melihat mereka tetapi mereka berakhir pada kematian yang tak terhindarkan maupun terelakkan, kita letakkan mereka tak terhinah, kita serahkan mereka pada kegelapan kubur, kita tangisi mereka dengan air mata kesedihan dan kita taburkan tanah di atas mereka, tetapi tak berapa lama kita melupakan kejadian yang mengejutkan tanpa tergugah untuk menghenti kan kelalaian atau mengambil pelajaran, betapa banyaknya peringatan tetapi sangatlah sedikit perenungannya:
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ. (الجمعة : ٨)
“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al Jumu’ah: 8).
Diriwayatkan dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra, beliau pernah berkata dalam salah satu khutbahnya: “Wahai para hamba Allah, kematian, kematian sungguh tak seorang pun dapat berlari darinya, jika kalian bersiap diri menghadapinya ia akan menjemput kalian dan jika kalian berlari darinya ia akan mengejar kalian, kematian telah dipasang pada dahi kalian, carilah keselamatan, keselamatan. Sesungguhnya di belakang kalian ada seorang penagih yang sangat giat itulah kuburan, ketahuilah sesungguhnya Kuburan bisa menjadi salah satu kebun surga atau lubang neraka, ketahuilah setiap hari ia berseru sebanyak tiga kali: Akulah rumah kegelapan, akulah tempat ketakutan, akulah tempat cacing-cacing.”
Ketahuilah selain itu masih ada suatu hari lebih dahsyat darinya yaitu hari dimana anak kecil akan berambut putih, baring dewasa akan pingsan, ibu-ibu yang menyusui lupa akan me bayinya, ibu-ibu hamil pada keguguran bayi, engkau melihat men orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk ban tetapi karena adzab Allah yang dahsyat, ketahuilah selain hari itu ada neraka yang sangat dahsyat panasnya, dasarnya dalam sekali, pakaiannya adalah terali besi, airnya adalah nanah, Allah tidak akan merahmati penghuninya sedikitpun.”
Kemudian beliau ra menangis dan orang-orang pun menangis tersedu-sedu lalu melanjutkan kembali: “Sesungguh- nya selain hari itu juga ada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang dipersiapkan bagi orang-orang yang bertakwa semoga Allah menghindarkan kita semua dari siksa-Nya yang Pedih dan menempatkan kita semua di tempat kenikmatan abadi”.
Betapa banyaknya peringatan tetapi sangatlah sedikit Perenungannya, berapa banyak telah kita saksikan berbagai macam musibah di dunia ini, malah semakin bertambah, Penyakit-penyakit yang belum pernah ada di masa lalu Sekarang banyak bermunculan, kita sendiri yang merasakan kepedihannya sehingga tidak nyaman kehidupan kita, meski darinya, betapa banyaknya peringatan tetapi sangat sedikit demikian kita masih saja tidak mau mengambil pelajaran.
Beberapa waktu lalu telah terjadi gerhana matahari seperti yang pernah terjadi di masa Rasulullah saw, kala itu beliau saw keluar dalam keadaan ketakutan sambil menyeret selendangnya mendatangi masjid lalu diserukan untuk berkumpul shalat, beliau saw menunaikan shalat dan terdengar dalam sujudnya beliau saw berdoa:
رَبِّ أَلَمْ تَعِدْنِي أَنْ لَا تُعَذِّبَهُمْ وَأَنَا فِيْهِمْ يَارَبِّ أَلَمْ تعدْنِي أَنْ لَا تُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ.
“Tuhanku, tidakkah engkau berjanji padaku bahwa Engkau tidak akan menyiksa mereka selagi aku berada di tengah-tengah mereka, wahai Tuhan bukankah Engkau berjanji padaku bahwa Engkau tidak akan menyiksa mereka selagi mereka beristighfar pada-Mu.”
Kemudian beliau saw berkhutbah yang isinya:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَان من آيات الله لا يَنْكَشَفَان لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَافْزَعُوْا إِلَى الصَّلاةِ فَافْزَعُوا إِلَى الْمَسَاجِدِ فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَاسْتِغْفَارِهِ.
“Sesungguhnya matahari dan bulan keduanya tanda-tanda kekuasaan Allah, keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang atau kelahirannya, jika kalian telah menyaksikannya segeralah kalian melakukan shalat, pergilah ke masjid-masjid dan bersegeralah mengingat Allah dan memohon ampunan-Nya.”
Dalam riwayat lain disebutkan: “Berdoalah kalian, bersedekalah dan bershalatlah,” kemudian beliau berkata: “Wahai umat Muhammad, tiada siapapun yang lebih marat dari Allah dikala hamba-Nya berzina, wahai umat Muhammad dem Allah andaikan kalian mengetahui apa yang aku ketahui pasti makan tertawa sedikit dan banyak menangis,” beliau berkata: adakah sesuatu pun yang dijanjikan pada kalian melainkan aku welah melihatnya dalam shalatku ini, Allah telah mewahyukan kepadadaku bahwa kelak kalian akan mendapatkan ujian dalam kubur dau seperti fitnahnya dajjal,” lalu beliau menyuruh mereka untuk berlindung kepada Allah dari siksa kubur, beliau melanjutkan: “Telah ditampakkan neraka saling membinasakan satu sama lain, saat itu ketika kalian melihatku mundur karena aku takut terkena sambarannya.”
Sesungguhnya gerhana matahari atau bulan merupakan kejadian yang besar dan menakutkan, sesungguhnya kejadian ini merupakan tanda apa yang Allah ceritakan tentang hari Kiamat dan rusaknya alam ini. “Maka apabila mata terbelalak (ketakutan). Dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata: “Ke mana tempat lari?” (QS. Al Qiyamah: 7-10).
Oleh karena itulah timbullah ketakutan pada diri Rasul saw akan umatnya hingga beliau menyuruh mereka untuk bertaubat, kembali kepada Allah, shalat, dzikir, membaca istighfar dan bersedekah karena dengan adanya gerhana berarti tanda-tanda bencana telah muncul sedangkan kembali kepada Allah swt dengan taubat, dzikir, doa, istighfar dan sedekah. dapat menolak hal itu.
Sesungguhnya jika manusia telah melakukan kemaksiatan terang-terangan, berani menn keluar dari atas agama, terangehkan ajarannya dan telah keluar dari hukum syariat, maka Allah akan mengirimkan tanda-tanda hukuman sepert gempa, badai, gerhana, banjir sebagai tanda peringatan bagi gemuka agar mereka bisa mengambil pelajaran dan ia ingat kembali kepada Allah, seperti dalam firman Allah:
وَمَا مَنَعَنَا أَنْ نُرْسِلَ بِالْآيَاتِ إِلَّا أَنْ كَذَّبَ بِهَا الْأَوَّلُونَ وَآتَيْنَا ثَمُودَ النَّاقَةَ مُبْصِرَةً فَظَلَمُوا بِهَا وَمَا تُرْسِلُ بالآيَاتِ إِلا تَحْوِيفًا. (الاسراء : ٥٩)
“Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. Dan telah Kami beritakan kepada Tsamud unta betina itu (sebagai mu’jizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti.” (QS. Al Israa’: 59).
Sungguh betapa banyak peringatan tetapi sedikit sekali yang merenungkan, diceritakan suatu kali kota Kufah mengalami kekeringan dimasa sahabat Abdullah bin Mas’ud ra, lalu ia berkata: “Wahai manusia, sesungguhnya Tuhan kalian memperingatkan kalian, maka segeralah kalian mengingat- Nya.”
Juga diceritakan bahwa dimasa Umar bin Khattab ra kota Madinah pernah diguncang gempa bumi lalu Umar ra berkata: demi Allah, andaikan terjadi sekali lagi aku tidak akan menempatkan kalian di dalamnya sama sekali.
Hal ini tidak lain Karena ketakutan Amirul Mukminin terhadap dosa-dosa yang telah terjadi hingga mengakibatkan turunnya dosa yang bagaimana kekhawatiran Nabi saw atas umatnya. Jadi, tidaklah turun suatu musibah melainkan akibat perbuatan dosa dan berbagai macam cara kemaksiatan, setiap kali hamba berbuat dosa, maka Allah mengirimkan hukuman yang bermacam-macam sesuai dengan besarnya dosa itu.
Bertakwalah kalian kepada Allah, marilah kita memperbaruhi janji kita kepada Allah, kita menangis mengeluhkan dosa-dosa kita, memohon ampunan-Nya, sesungguhnya Ia Maha Pengampun, marilah kita menangis dengan air mata penyesalan atas dosa-dosa kita disisi Allah, dan hak-hak-Nya yang telah kita abaikan.
Sebagaimana disebutkan dalam beberapa surah, terkait manusia untuk beribadah muraqabah dan mujahadah kepada Allah SWT. Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa rahmatnya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar).
Marilah kita berdoa kepada Allah agar dosa-dosa kita terhapus dan semoga hembusan rahmat Tuhan yang Maha Mulia menyelamatkan kita hingga kita dapat segera bertaubat dengan benar karena yang tersisa hanyalah beberapa nafas yang kita keluarkan tanpa kita sadari apakah ia akan kembali lagi atau selanjutnya kematian, sudah cukup kematian menjadi pelajaran, seluruh manusia memang berdosa tetapi sebaik-baik yang berdosa adalah yang bertaubat.