Esai

Maknai Kematian sebagai Ujian dan Nasihat

3 Mins read

Setiap manusia akan merasakan kematian, kapan dan dimanapun kematian itu menjemput hidup manusia, umur manusia juga terbatasSetiap manusia akan merasakan kematian, kapan dan dimanapun kematian itu menjemput hidup manusia, umur manusia juga terbatas. Maka dengan kondisi tersebut, kita terus memanfaatkan waktu dengan meningkatkan wawasan keilmuan, kejernihan akhlak, saling tolong menolong, bantu membantu, berinteraksi dengan sesama, merawat toleransi, damai, harmoni dan persaudaraan bagi keluarga dan masyarakat.

Waktu kita masih muda atau dalam keadaan jiwa raga yang kuat, sehat dan semangat. Kita menganggap bahwa kematian atau ajal itu masih jauh dalam realitas hidup setiap manusia. Ternyata, setelah kita berfikir dan merenung. Bahwa kematian, itu sangat dekat dengan manusia dan kematian selalu mengintai hidup setiap orang. Kalau kita tidak dapat menemukan yang paling penting dalam hidup ini, mustahil kita akan dapat menemukan makna hidup yang hakiki. Ketika kematian menjemput hidup manusia.

Ada manusia yang rela dan ikhlas ketika kematian itu menghampirinya atau tidak cemas atau takut menghadapi peristiwa kematian. Kenapa tidak takut, karena orang itu sudah menemukan makna atau rahasia hidup sehingga. Orang itu menghasilkan hidupnya dengan kegiatan yang lebih penting/utama dan menjalani hidup dengan hati yang damai dan ikhlas.

Juga ada, orang yang takut ketika menghadapi kematian/ajal. Karena orang itu, telah menjalani hidup dengan sia-sia dan tak menemukan makna/hakikat kehidupan. Sehingga selama hidupnya penuh dengan gelisah dan putus asa mengenai hidup yang di jalaninya.

Dengan demikian, Jadilah manusia yang membawa rahmat, kabar gembira dan pencerahan kepada umat manusia. Jangan melukai dirimu sendiri dan makhluk hidup yang ada di dunia ini. Karena, hakikat keberadaan kita di dunia ini, adalah bahwa setiap aktivitas atau amalan kita di dunia ini akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah swt di akhirat kelak.

Baca...  Kezaliman Ekonomi di Tengah Pandemi Covid-19

Setiap manusia bertanggung jawab dengan amalannya masing-masing menghadap keadilan Allah swt. Ketika kamu merasa gelisah, dan putus asa. Maka segeralah kamu beribadah dan bermunajat kepada Allah swt, agar kamu mendapatkan ketenangan jiwa raga dalam menghadapi setiap cobaan kehidupan.

Ketika bangun dari tempat tidur, sepatutnya kita mengucapkan rasa syukur kepada Allah swt karena kita masih di beri kesempatan hidup dan bisa menghirup udara segar di pagi hari dan menikmati burung-burung dan kendaraan yang lalu lalang di pelataran rumah.
Karena kita masih di beri kesehatan dan rezeki, jadi kita memanfaatkan waktu tersebut untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, perbuatan dosa/zalim dan juga kita bisa menyedekahkan sebagian harta kita kepada orang yang lemah atau miskin.
Maka agar menjadi umat yang terbaik di sisi Allah swt yaitu dengan terus memberikan rahmat, kedamaian, kesejahteraan, tolong menolong dan berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan antar sesama umat manusia di dunia ini.
Orang-orang yang bahagia adalah orang yang menjalani hidup dengan sepenuh hati, dimanapun dan kapanpun mereka berada. Jika “kita” ingin menjalani hidup dengan bahagia, maka singkirkan sifat iri, dengki, sombong dan sifat-sifat tercela lainnya karena sifat tercela itu dapat menghalangi mu dari cahaya kebahagiaan.
Orang yang bahagia adalah orang yang selalu sabar dan syukur dalam menjalani hidup dan selalu memandang setiap menit hidup adalah nikmat dan anugerah. maka orang-orang yang telah menemukan makna dan tujuan hidup, tidak akan berleha-leha, bermalas-malasan dan menyia-menyiakan satu menit atau hari kehidupan.
Dalam hidup, “kita” tak pernah tahu dengan umur atau keberadaan kita di dunia. maka dengan itu, kita sepatutnya mulai menghargai dan mensyukuri setiap menit hidup. Karena memang sudah di sebutkan dalam Al-Qur’an bahwa setiap umat manusia akan merasakan kematian baik itu cepat atau lambat.
Dan kematian itu selalu mengintai umat manusia, dimanapun kita berada dan kapanpun waktunya tiba, kita tidak bisa bersembunyi dari kematian karena kematian itu sendiri berada dalam jiwa raga manusia.

Ketika kita menjalani hidup dengan sepenuh hati dan melaksanakan semua hal yang kita inginkan, kita dapat menerima kematian dengan tenang dan penuh ketulusan. Ternyata, kematian bukan hal yang paling kita takuti, tetapi hal yang kita takutkan adalah, ketika kita tidak bisa bersyukur atas nikmat kesehatan dan anugerah yang kita sia sia kan selama menjalani hidup.

Baca...  Merefleksikan Semangat Pemuda Pada Momen Peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke-93

Dan tidak memberikan perubahan dan manfaat bagi keluarga dan masyarakat. Agar kita tidak meninggalkan dunia, tanpa ada tekanan dan beban penyesalan yang dalam. Maka kita harus mengarungi hidup dengan semangat, kerja keras, gigih, tekun, dalam mengejar apa yang kita cita cita atau tujuan hidup yang ingin di capai.

Agar kita tidak terlalu larut dan gelisah dengan kondisi, masa depan, kita harus mulai belajar dari kesalahan/kegagalan di masa lalu dan mulai bangkit dan semangat untuk mencapai cita cita hidup walaupun di bayangi rasa takut. Kita tidak selama berada dalam zona nyaman, tetapi kita harus mencari pengalaman atau resiko yang lebih besar agar bisa mendapatkan kesuksesan hidup.

10 posts

About author
Alumni Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis adalah Redaktur Pelaksana Kuliah Al-Islam
Articles
Related posts
Esai

Naskah Bima "Bo Sangaji Kai" Sebagai Ingatan Kolektif Bangsa

7 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Bo Sangaji Kai adalah harta benda pusaka yang tidak ternilai harganya bagi pemerintah daerah dan masyarakat Bima. Karena itu, penting…
Esai

Makna Ziarah Kubur dalam Perpektif Islam

6 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Ziarah kubur bukanlah masalah yang baru di kalangan masyarakat. Tetapi sudah dimaklumi keberadaannya dan sudah direalisasikan pada masa Rasulullah SAW….
Esai

Melihat Pengkhianatan Yahudi Bani Quraizah

5 Mins read
Komunitas Yahudi selanjutnya yang melakukan pengkhianatan terhadap hak persamaan warga negara dalam negara Madinah adalah Bani Quraizah. Sampai dengan tahun 627 M…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights