Penulis: Gisella Putri Wulandari*
Ibnu Rusyd adalah asalah satu filsuf Islam yang cukup terkenal akan kritik yang beliau berikan kepada filsuf-filsuf besar. Ibnu Rusyd lahir di Daerah Cordoba, Spanyol pada tahun 520 Hijrah (1128 M) dan wafat di Marrakesh, Maroko, 10 Desember 1198 M.
Nama lengkapnya, Mohammad bin Ahmad bin Mohammad bin Ahmad bin Rusyd Al Andalusi Al Qurthubi, biasa dipanggil Abul-Walid. Di Barat (Eropa), ia dikenal dengan nama Averroes. Sebuah genus tumbuhan, yaitu Averrhoa diberi nama berdasarkan nama Ibnu Rusyd setelah dilatinkan (Averroes, Averrhoes).
Salah satu buah yang berasal dari namanya adalah Belimbing (Averrhoa carambola). Ibnu Rusyd juga terinspirasi dari pemikiran Aristoteles yang dimana pada saat itu buku-buku Aristoteles yang di terbitkan cukup terbatas sehingga Ibnu Rusyd tergerak untuk mengoreksi buku terjemahan karya Aristoteles bahkan melengkapinya.
Ibnu Rusyd juga menerjemahkan dan melengkapi sejumlah karya pemikir Yunani lain, seperti Plato yang mempunyai pengaruh selama berabad-abad. Ibnu Rusyd juga membuat karya yang luar biasa di antaranya ada Tahafut at-Tahafut yang berisi tentang kritikan Ibnu Rusyd terhadap kitab Al Ghazali yaitu Tahafut al-Falasifah.
Kritik Sosial dalam Filsafat Islam Ibnu Rusyd
Filsafat Islam adalah berpikir secara menyeluruh, radikal dan rasional sebagai proses yang tanpa henti untuk mencari kebenaran secara terus menerus dan pada akhirnya dapat memahami makna segala sesuatu termasuk makna kehidupan manusia.
Filsafat Islam itu erat kaitannya dengan pencarian kebenaran kemanusiaan yang bersumber pada Alqur’an dan Sunah, yang tidak meninggalkan indra, akal dan intuisi.
Dalam Islam manusia berkedudukan sebagai khalifah Tuhan di bumi, oleh karena itu harus mamahami siapa dirinya, berada di mana, dan untuk apa dia ada.
Ibnu Rusyd sendiri adalah salah satu filsuf Islam yang dimana memiliki konsep yang ideal untuk di terapkan ke dalam sebuah negara. Karakteristik pemikiran Ibnu Rusyd sendiri adalah masuk akal, logis dan rasionalis.
Jika diterapkan dalam negara Indonesia yang dimana banyak masalah-masalah yang terjadi seperti keadilan, politik, dan sosial sangat tidak pas.
Sekarang jika membahas tentang kritik sosial dapat dilihat bahwa marak akan pemilu yang di mana para caleg mengincar masyarakat yang kurang mampu dengan mengiming-iming mereka dengan uang atapun sejenisnya.
Dengan cara mereka yang menggencar-nggencarkan harta untuk mendapatkan suara sangat tidak patut, banyak dari masyarakat yang kurang mampu akan mengambil jalan pintas di mana mereka akan mudah sekali menerima uang-uang tersebut tanpa memikirkan apa yang akan terjadi ke depannya dalam negara ini.
Sedangkan banyak sebab akibat yang akan terjadi jika kita salah memilih pemimpin yang tidak bertanggung jawab, tidak amanah, dan hanya mengincar sebuah gaji atapun imbalan jika mereka menjadi sebuah pemimpin.
Sehingga jika disambungkan dengan pemikiran Ibnu Rusyd yang seperti itu sangat tidak cocok karena jika di fikir dengan logika yang baik kita tidak boleh memandang suatu pemimpin dari uang ataupun hartanya saja.
Namun, kita juga harus berpikir secara logis bagaimana jika suatu negara jika dipimpin dengan pemimpin yang hanya bisa mengandalkan sebuah suapan-suapan yang dilakukan tentu tidak akan maju.
Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan suatu negara, untuk mewujudkan hal tersebut negara tidak bisa bergerak sendiri tanpa dukungan dari masyarakat, begitu pula masyarakat memerlukan dukungan negara tempatnya bernaung.
Masyarakat, negara, dan pemimpin berjalan bersama untuk mewujudkan kebaikan bersama. Manusia pada dasarnya memiliki karakteristik yang berbeda dan pemahaman yang berbeda tergantung tingkat pendidikan dan lingkungannya, hal ini berpengaruh terhadap metode untuk menanamkan arti kebaikan dalam masyarakat.
Secara garis besar, ada dua metode yang digunakan untuk menanamkan pemahaman terhadap masyarakat, metode yang bersifat persuasif dan metode yang bersifat paksaan. Membujuk masyarakat dengan cara retorikal dan puitis merupakan cara yang disarankan Ibnu Rusyd.
Hal ini juga sesuai dengan apa yang pernah diterapkan oleh Plato dalam bukunya Republic, karena metode burhan atau demonstratif hanya berlaku untuk kalangan tertentu saja.
Kesimpulan
Dapat diketahui jika pentingnya menanamkan konsep ataupun pemikiran Ibnu Rusyd terhadap suatu negara. Ibnu Rusyd merupakan seorang pemikir yang kritis terhadap kondisi sosial politik pada zamannya.
Pemikirannya memberikan inspirasi bagi kita untuk terus memperjuangkan keadilan, kebebasan, dan penegakan hak asasi manusia dalam masyarakat dan pemerintahan kita. Melalui kritik sosial politik yang konstruktif, kita dapat berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan adil.
*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.