Penulis: Tia Safitri, Mahasiswi di Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta prodi Pendidikan Agama Islam
Sejarah konflik antara Palestina dan Israel berakar pada awal abad ke-20 ketika tanah Palestina, yang saat itu berada di bawah kekuasaan Ottoman, mulai menjadi tujuan bagi imigrasi besar-besaran Yahudi Eropa yang dipicu oleh gerakan Zionisme.
Setelah Perang Dunia I, wilayah ini berada di bawah mandat Inggris yang mendukung pembentukan “tanah air nasional” bagi orang-orang Yahudi melalui Deklarasi Balfour 1917, yang menimbulkan ketegangan antara komunitas Yahudi dan Arab lokal.
Ketegangan ini memuncak setelah Perang Dunia II dan Holocaust, yang mendorong lebih banyak orang Yahudi untuk bermigrasi ke Palestina. Pada tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengusulkan rencana pembagian yang akan menciptakan negara Yahudi dan Arab terpisah, tetapi penolakan oleh negara-negara Arab memicu Perang Arab-Israel 1948, setelah deklarasi kemerdekaan Israel.
Akibat perang tersebut, ratusan ribu warga Palestina menjadi pengungsi, dan wilayah Palestina terpecah antara Israel, Yordania, dan Mesir. Konflik ini terus berlanjut hingga saat ini dengan berbagai perang, intifada, dan upaya perdamaian yang berulang kali gagal, menciptakan salah satu konflik terpanjang dan paling kompleks di dunia modern.
Israel menguasai wilayah selama perang dengan negara-negara, seperti di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan bagian dari Yerusalem Timur. Hal Ini mengakibatkan adanya perselisahan yang berkepanjangan terkait pemukiman Israel di wilayah tersebut. Ratusan ribu rakyat Palestina terpaksa menjadi pengungsi.
Akses mereka seperti sandang, pangan, dan pendidikan terbatas. Hak hidup warga palestina dirampas oleh rezim zionis Israel. Perang antara kedua belah pihak bukanlah konflik agama. pada zaman sebelum Turki Usmani runtuh, masyarakat arab di wilayah yerusalem sangat damai dan tentram.
Negara arab terdiri dari berbagai agama, yang meliputi agama Islam, agama Kristen, dan agama Yahudi. Tetapi kemudian terjadi ketimpangan saat Turki Usmani runtuh dan negara timur dikuasai oleh negara Inggris.
Diperparah dengan efek perang dunia pertama di mana banyak sekali orang Yahudi di luar wilayah Yerusalem tertindas pada masa kekuasaan Nazi. Hal tersebut menyebabkan banyak sekali orang Yahudi yang mencari perlindungan di Yerusalem.
Peristiwa ini juga tidak lepas dari janji negara Inggris untuk memberikan wilayah kedaulatan kepada bangsa yahudi di tanah Yerusalem.Wilayah tersebut adalah Palestina. Hal ini mendorong masyarakat Yahudi untuk semakin memperluas wilayah di tanah itu.
Dari beberapa pihak dan oknum, isu ini yang harusnya perebutan wilayah digeser menjadi perang agama. Tetapi pada akhirnya, konflik Israel-Palestina bukan sekedar konflik agama, melainkan konflik kemanusiaan, politik, sejarah, dan teritorial yang mengakar.
Strategi yang dilakukan untuk menyelesaikan perebutan wilayah tersebut. Yakni dengan melakukan negosiasi antar negara-negara seperti Arab Saudi, Iran, Amerika, serta tentunya Israel untuk melalakukan kesepakatan terhadap hak asasi warga palestina sendiri. Setelah itu, kesepakatan mengenai batas wilayah antara Palestina dengan Israel.
Hal itu bertujuan untuk menentukan batas wilayah teritorial masing-masing negara. Seperti diketahui, Israel tidak ingin memperkecil wilayahnya, namun harus memperhatikan perlindungan hak-hak rakyat palestina.
Perlu adanya perjanjian khusus yang mengatur masalah ini, kemudian harus dibuat perjanjian pembagian wilayah. Lantas apa yang bisa dilakukan Pendidikan agama Islam dapat berperan signifikan dalam memberikan solusi terhadap konflik Israel dan Palestina dengan menekankan nilai-nilai berikut:
Yang pertama Perdamaian ; pendidikan agama Islam dapat mengajarkan pentingnya menghormati perbedaan dan hidup berdampingan secara damai, yang bisa meredam kebencian dan prasangka.
Kedua, Toleransi ; pendidikan ini bisa memperkuat pemahaman tentang keadilan sosial dan hak asasi manusia, mendorong dialog dan mediasi yang konstruktif antara kedua belah pihak.
Ketiga, Keadilan ; pendidikan agama Islam yang menekankan pada ajaran kasih sayang dan perdamaian dapat memotivasi umat untuk berperan aktif dalam upaya perdamaian, baik melalui advokasi, diplomasi, maupun aktivitas kemanusiaan.
Dengan demikian, pendidikan agama Islam berpotensi menjadi salah satu jalan untuk membangun masyarakat yang lebih harmonis dan mengurangi ketegangan dalam konflik Israel-Palestina.
Perlu diingat bahwa konflik antara Palestina-Israel adalah masalah yang sangat kompleks, dan pendekatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya cukup rumit. Dalam upaya atau usaha untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan mencapai perdamaian yang adil, hak asasi manusia, dan dialog konstruktif.
Israel harus menghentikan segala bentuk kekerasan kepada rakyat Palestina. Untuk negara-negara lain perlu bersatu dan bertindak tegas untuk menghentikan penindasan israel terhadap rakyat palestina.