Esai

Kerusakan Hancurnya Lingkungan Hidup di Daerah Bima Raya

2 Mins read

KULIAHALISLAM.COM – Memasuki Bulan Oktober dan transisi ke bulan November dan bulan berikutnya adalah bulan yang sangat krusial bagi lingkungan hidup warga masyarakat Bima Raya, sebab ini adalah bulan yang memasuki musim hujan yang berkepanjangan, maka ketika musim hujan tiba di daerah kota Bima dan kabupaten Bima atau wilayah sekitarnya maka akan muncul bencana alam yakni kedatangan banjir bandang, tanah longsor, gempa bumi dan lainnya. Kemudian, muncul bencana sosial yakni konflik sosial, tindakan kekerasan, kelaparan dan kemiskinan yang merajalela ditengah aktivitas warga.

Namun, dalam beberapa konteks yang lainnya bahwa setiap pihak memiliki respon yang berbeda-beda dalam menyikapi terkait munculnya bencana alam banjir bandang di wilayah kota Bima, Kabupaten Bima dan sekitarnya. Karena, pada dasarnya, dari pihak pemimpin kepala Daerah, pejabat-pejabat publik, politisi-politisi dan lingkaran dinastik atau kekuasaan birokrasi pemerintahan, senang adanya bencana alam seperti banjir bandang tersebut, sebab mereka bisa turun aksi memberikan bantuan sosial, menumpang pencitraan dan agenda seremonial simbolik belaka ditengah kondisi warga masyarakat.

Mereka sekadar datang ditengah warga korban’ bencana alam banjir bandang, datang memberikan bantuan, lalu dokumentasi, kemudian kembali ke habitat masing-masing.

Sebab Bencana Alam

 

Mungkin, terdapat banyak studi, penelitian dan perspektif dari berbagai kalangan terkait dengan faktor-faktor sebab munculnya bencana alam banjir bandang di wilayah kota Bima, kabupaten Bima dan sekitarnya.

 

Adapun faktor-faktor utamanya penyebab bencana alam banjir bandang, gempa bumi dan tanah longsor dan lain sebagainya di wilayah kota Bima dan sekitarnya adalah sebab, kerusakan lingkungan hidup, kerusakan lingkungan kehutanan wilayah puncak hulu, penebangan pembalakan pohon-pohon secara besar-besaran, dan penyalahgunaan kawasan perhutanan sosial yang secara serampangan.

Baca...  Penyesatan Opini : Gagal Paham tentang Bahasa Arab

 

Efeknya dominonya adalah ketika, maka tidak ada lingkungan peresapan hujan, sehingga kadar hujan langsung terjun bebas ke area Gunung-gunung yang gundul, sampah-sampah banyak berserakan di pinggiran sungai-sungai, sampah-sampah tersumbat di drainase jalanan kemudian merembes memasuki lingkungan perumahan warga dan kawasan penduduk perkampungan ditengah masyarakat setempat.

Respons Pemimpin Daerah

Ketika muncul bencana alam banjir bandang dan yang longsor di tengah aktivitas hidup warga masyarakat, maka semua pihak akan saling menyalahkan, saling menyangkal, dan mencari korban yang disalahkan (kambing hitam) terkait terjadinya bencana banjir bandang ditengah kampung warga masyarakat.

Namun, ketika bencana alam seperti gempa bumi, banjir bandang dan tanah longsor di tengah warga masyarakat Bima Raya adalah yang pertama kali disalahkan atau yang bertanggung jawab terkait bencana alam yakni pemimpin kepala Daerah dan birokrasi pemerintahan Daerah, sebab mereka adalah pemangku kepentingan politik di institusi birokrasi pemerintahan dan kebijakan publik bagi nasib hidup seluruh warga masyarakat.

Selain itu, ketika muncul bencana alam banjir bandang ditengah kampung warga, maka dari pihak warga secara psikologis akan merespon dengan senang ketika datang, sebab warga bisa mendapatkan bantuan sosial, makanan gratis, pengobatan dan akses lainnya dari pihak pemerintahan dan dinas sosial terkaitnya. Juga, berharap mendapatkan bantuan material dari pejabat-pejabat publik dan politisi-politisi untuk mendapatkan biaya ganti rugi kerusakan dan keringanan bantuan sosial yang menderita efek domino dari bencana alam tersebut.

Dengan kata lain, bahwa hampir sebahagian besar dari pihak pemimpin kepala Daerah, pejabat-pejabat publik, atau politisi-politisi dan penduduk warga masyarakat adalah secara psikologis sosial bahwa mereka senang dengan datang bencana alam dan sosial di wilayah Daerah kota Bima, kabupaten Bima dan sekitarnya. Sebab, mereka bisa menggaet aspirasi warga, memberi bantuan sosial, numpang pencitraan dan motif kepedulian terhadap kondisi warga masyarakat setempat.

83 posts

About author
Alumni Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis adalah Redaktur Pelaksana Kuliah Al-Islam
Articles
Related posts
Esai

Al-Qur'an Itu Up to Date: Memahami Keajaiban Kitab Suci yang Tak Lekang Oleh Zaman

5 Mins read
Diskursus tentang Al-Qur’an sebagai kitab suci yang relevan sepanjang zaman selalu menghadirkan pembahasan yang menarik dan mendalam. Banyak kalangan mempertanyakan bagaimana mungkin…
EsaiFilsafat

Hermeneutika Sebagai Filsafat Penafsiran di Era AI

2 Mins read
Dalam buku terbarunya yang berjudul Hermeneutika: Pengantar ringkas, Prof. Bambang Sugiharto–salah seorang filsuf terkemuka di Indonesia–mencoba menjelaskan urgensi hermeneutika sebagai bukan hanya…
Esai

Gelar Pahlawan

3 Mins read
Syahdan, Sokrates “tamat” di kursi pesakitan usai menenggak racun cemara sebagai hukuman karena telah dituduh telah “meracuni” akal anak-anak muda Athena. “Racun”…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights