ArtikelPendidikan

Kendala Sosial-Ekonomi Terhadap Akses dan Kualitas Pendidikan Agama Islam di Daerah Terpencil

4 Mins read

Dalam memahami kendala sosial ekonomi terhadap akses dan kualitas pendidikan agama Islam di daerah terpencil, tentunya sangat penting untuk melihat segala faktor keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan, tentunya dari berbagai macam permasalahan seperti kurangnya fasilitas pendukung, dan rendahnya pendapatan masyarakat pedesaan. 

Selain itu, yang sangat perlu kita perhatikan juga tantangannya seperti jarak tempuh yang jauh antara rumah dan sekolah, kurangnya tenaga pendidik yang berkualitas, adapun tenaga pendidik namun bukan dari pendidikan agama Islam, kemudian juga minimnya akses terhadap materi pembelajaran yang memadai. 

Semua faktor ini dapat mempengaruhi akses dan kualitas pendidikan agama Islam di pedesaan, sehinggga sangat perlu upaya dari berbagai pihak untuk meningkatkan kondisi pendidikan di wilayah pelosok pedesaan.

Keterbatasan Infrastruktur

Salah satu faktor utama yang berperan terhadap masalah ini yaitu keterbatasan akses infrastruktur di berbagai lembaga pendidikan, salah satunya di daerah pelosok desa, seperti kurangnya fasilitas teknologi informasi dan komunikasi. Yang mengakibatkan strategi dan media pembelajaran menjadi kurang efektif. 

Melihat kondisi di pedasaan pada saat ini, sangat sulit sekali akses-akses untuk masuk kedalam desa karena terbatasnya infrastruktur yang ada di pedesaan, mulai dari jalan dan juga akses internet, menjadikan para pendidik tidak nyaman dalam melakukan aktivitas belajar mengajar.

Karena kendala tersebut sangat berpengaruh besar dalam menjalankan aktivitas di sekolah, seperti yang kita ketahui seluruh aktivitas belajar- mengajar tidak terlepas dari yang namanya internet, mulai dari meng-upload nilai, membuat soal, meng-input data, mencari informasi. Dengan keterbatasan infrastruktur ini mengakibatkan sekolah di pedesaan sangat sulit untuk menerapkan kurikulum merdeka, (Nugroho Putra, 2024: 251).

Kurangnya Sumber Daya

Sumber daya manusia tentunya sangat di pengaruhi beberapa faktor, minimnya sumber daya manusia di sebabkan oleh, keterbatasan dan pemerataan sarana dan prasarana (sekolah, peralatan, buku, serta tenaga pendidik). Rendahnya tingkat ketenagaan pendidik, dan rendahnya mutu akademik terutama dalam ilmu pendidikan agama Islam (PAI). 

Kemudian yang menyebabkan kurangnya tenaga pendidik bagi masyarakat yang hanya memiliki pengetahuan atau skil kemampuan di tingkat pendidikan yang sangat rendah ini akan mempengaruhi sumber daya manusia yang terbatas. 

Seperti yang telah kita ketahui rendahnya tingkat pendidikan di sebabkan oleh keadaan ekonomi yang tidak stabil dan kurang mendukung sehingga membuat mereka putus asa dan menyebabkan lebih memilih untuk putus tidak melanjutkan sekolah ataupun pendidikan, karena mengingat anggaran pendidkan yang sangat tinggi.

Banyak tenaga pendidik di daerah terpencil yang hanya lulusan sekolah menengah atas (SMA), mengapa dikatakan demikian? Sebab mengingat faktor wilayah yang terletak di pelosok atau daerah terpencil yang jauh dari perkotaan, sehingga banyaknya masyarakat kurang memperhatikkan betapa pentingnya suatu pendidikan, kemudian karena faktor tersebut menyebabkan pemerinah itu sulit untuk mengontrol beberapa komponen-komponen pendidikan yang berada di daerah terpencil, pada saat peng-rekrutan tenaga pendidik kurang memperhatikan lulusan, (Husnul Khatima, 2023: 35-36).

Dampak Kemiskinan

Istilah kemiskinan ini muncul ketika sesorang tidak mampu untuk mencukupi segala kebutuhan hidupnya, seperti yang telah kita rasakan betapa sulitnya mencari pekerjaan yang layak bagi orang tua, apalagi mengingat hidup di bagian daerah terpencil yang jauh dari perkotaan, jauh dari akses internet dan informasi serta transportasi, untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan juga untuk membiayai sekolah anak-anaknya.

Jika ekonomi tidak memadai maka banyak sekali anak-anak yang putus sekolah bahkan tidak bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, maka dari itu dapat menyebabkan kurangnya ketenagaan pendidikan di daerah terpencil. 

Kebanyakan guru di daerah terpencil itu guru honorer yang gajinya juga tergantung dari pihak sekolahnya, setelah kita ketahui dari beberapa sekolah yang kebanyakan gurunya honorer khusunya guru pendidikan agama Islam yang hanya lulusan madrasah Aliyah (MA) saja yang di jadikan sebagai tenaga pendidikan agama Islam di daerah terpencil. 

Seperti yang telah saya alami sendiri pembelajaran pendidikan agama Islam di SD, SMP di daerah terpencil itu masih kurang sekali dan perlu melaksanakan pelatihan yang lebih mendalam apalagi itu memberi pemahaman yang sangat penting bagi peserta didik yaitu pemahaman tentang agama, (Karim, 2024: 3).

Tantangan Ketersediaan Materi Ajar

Pada pembelajaran di daerah terpencil seperti yang telah kita ketahui bahwa pembelajarannya tidak semudah seperti pendidikan yang ada di kota, yang di mana sangat mudah di jangkau oleh internet, mudah menerima informasi dan lain sebagainya, segala fasilitasnya juga memadai.

Sedangkan di daerah terpencil ada banyak sekali kebutuhan- kebutuhan yang di butuhkan namun belum terpenuhi bahkan juga tidak memadai, sehingga membuat segala kegiatan seperti pembelajaran menjadi terhambat.

Pendidikan di daerah terpencil banyak sekali kendala dalam pelaksanaannya, seperti masih kurangnya guru, apalagi guru, Pendidikan Agama Islam, sehingga mengakibatkan minimnya akhlak dan kurangnya pemahaman agama bagi peserta didik di daerah-daerah terpencil. 

Kemudian di karenakan akses transportasi yang sulit sehingga mengakibatkan guru- guru tidak mau menetap di daerah tersebut. Banyak sekali sekolah-sekolah yang berada di daerah terpencil masih kurang sarana dan prasarananya, adapun buku-buku di sekolah tersebut masih kurang di karenakan banyak peserta didik dari pada bahan ajar seperti buku. 

Terkadang preserta didik menjadikan buku tersebut satu di bagi dua orang agar bisa sama-sama membaca dan agar mudah menerima materi yang di sampaikan oleh pendidik.

Solusi Untuk Mengatasi Kendala Sosial-Ekonomi Terhadap Akses dan Kualitas Pendidikan Agama Islam di Daerah Terpencil

Usaha yang harus di lakukan oleh pihak sekolah memberikan dampak-dampak yang positif bagi peserta didiknya, dengan memperbaiki fasilitas dan ruangan-ruangan kelasnya agar peserta didik merasa nyaman pada saat proses pembelajarannya. 

Selain dari itu pemerintah juga harus memperhatikan sekolah-sekolah terpencil bukan hanya memperhatikan sekolah di daerah kota, karena peserta didik di daerah terpencil juga sangat membutuhkan yang namanya pendidikan.

Pemerintah juga harus survey melihat langsung di daerah terpencil agar mereka tahu kendala-kendala apa saja yang membuat banyak sekali tantangan di sekolah tersebut untuk melalukan suatu pembelajaran. 

Sayangnya ketika di daerah tersebut mayoritasnya muslim namun tidak memiliki guru pendidikan agama Islam, yang di mana pendidikan agama itu sangat penting sekali bagi peserta didik. Jika pemerintah sudah memperhatikan sekolah terpencil tersebut dan akan menindaklanjuti maka peran pihak sekolah adalah melengkapi fasilitas sekolah tersebut sesuai dengan aturan pemerintah, membuat ruang perpustakaan, ruang praktik, dan ruangan laboraturium. 

Tidak hanya menyediakan beberapa ruangan tersebut, akan tetapi pihak sekolah juga menambahkan fasilitas yang lain seperti, buku-buku pelajaran yang dapat digunakan oleh peserta didik supaya bisa menambah pengetahuan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Dengan usaha kedua yang telah dijelaskan diatas, maka akan memberikan hasil yang luar biasa bagi peserta didik. Hal ini dikarenakan dengan menyediakan tenaga pengajar yang berkualitas, mewajibkan para peserta didik untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang spiritual, serta dapat mengoptimalkan fungsi masjid dengan baik. 

Sehingga dengan usaha tersebut tentunya akan memberikan dampak yang positif bagi peserta didik. Dengan adanya kegiatan-kegiatan yang spiritual seperti membiasakan peserta didik untuk membaca Alqur’an sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung dan membiasakan untuk melaksanakan salat berjama’ah, maka hal tersebut dapat merubah akhlak dan perilaku peserta didik untuk menjadi yang lebih baik dan terarah pada hal-hal yang positif dalam kehidupannya. 

Dengan demikian, pengaruh positif yang diperoleh para peserta didik akan mampu merubah mereka kepada kehidupan yang lebih baik baik itu pada saat berada di sekolah, lingkungan keluarga, maupun di lingkungan masyarakat, (Ilmiyah dkk, 2021: 39).

Referensi: 

Husnul Khatima. Winda Dkk. (2023). Analisis Problematika Menegenai Keterbatsan Tenaga Pendidik Di Pulau Terluar Khususnya Guru Matematika Di SMAN 6 Bengkulu Utara Kecamatan Enggano. Jurnal Ilmiah Penelitian. Vol. 1. No. 1.

Ilmiyah. Lailatul. (2021). Problematika Pembelajaran PAI di Daerah Terpencil: Studi Atas Keterbatasan Sumber Daya Manusia. Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam. Vol. 11. No. 1.

Karim. Abdul. (2024). Pendidikan Dan Dapat Menurunkan Kemiskinan Rumah Tangga, Makassar: PT. Nas Media Indonesia Anggota Ikapi.

Nugroho. Putra. Prsetyo Ady. (2024). Keterbatasan Akses Insfrastruktur Dalam Keberlangsungan Pendidikan Vokasional. Jurnal Of Society and Bussiness. Vol. 1. No. 5.

1 posts

About author
Mahasiswa IAIN Pontianak, Kader PMII Pontianak Raya.
Articles
Related posts
Artikel

Anak Bertanya, Berperang Demi ISIS Apakah Perintah Tuhan?

3 Mins read
Anak bertanya, berperang demi ISIS apakah perintah Tuhan? Suatu ketika, Irma bertanya kepada Ibunya, “Ibu kenapa ya di Televisi itu banyak berita…
Artikel

Jawaban Jika Anak Bertanya Apakah Kita Mendapat Pahala Jika Membantu Non-Muslim?

2 Mins read
Jawaban jika anak bertanya apakah kita mendapat pahala jika membantu non-muslim? Hakikatnya hubungan antara seorang Muslim dan non-Muslim tidak didasarkan pada kebencian…
ArtikelKhutbah Jumat

Teks Khutbah Jum’at: Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW

3 Mins read
Khutbah Jum’at kali ini bertema “Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.” Mengajak kepada umat Islam agar selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dalam…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights