Jawaban dari pertanyaan kenapa beragama? Kenapa Islam? Itu pertanyaan saya sendiri kepada diri saya, lantas dengan spontan menjawab karena dari lahir agama yang dikenalkan adalah agama Islam, muncullah pertanyaan, “jika saya tidak dikenalkan dengan agama, atau tidak terdoktrin dengan apapun lantas apakah saya akan tetap memeluk Islam atau tidak? Atau bahkan tidak beragama?
Islam adalah salah satu agama terbesar di dunia, agama Islam ini mengajarkan umatnya bahwa tiada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad utusan Allah, hal tersebut tertuang dalam kalimat syahadat.
Meski agama Islam ini umatnya banyak, namun tidak sedikit umatnya mempertanyakan kenapa Islam? Kebanyakan orang mungkin karena keturunan dari orang tuanya, dan memang di ajarkan sedari kecil dengan dalil-dalil tertentu.
Di sini mempertanyakan kenapa kita menganut agama tertentu, kenapa tidak yang lainnya? Disini memang belum bisa menerima agama mana yang benar, karena setiap mempertanyakan hal itu selalu di jawab dengan ayat kitab suci masing-masing, dan hal itu tidak dapat di terima oleh orang yang tidak atau belum mengimani agama tersebut.
Setiap agama pasti merasa agamanyalah yang paling benar dan menyalahkan agama di luar keyakinannya, jika kalian pernah nonton film PK, film dari India yang di bintangi Amir Khan, memang benar bahwa setiap agama tujuannya mendapatkan keuntungan duniawi, terlepas dari “apa yang belum” kita pahami.
Semua agama sama-sama mengajarkan sebuah kebaikan, berbuat baik kepada manusia ataupun ke semua makhluk hidup, yang membedakan setiap agama adalah konsep teologi dan konsep kehidupan setelah kematian.
Dari sini saya muncul sebuah pertanyaan, apakah bisa semua agama ini benar? Jika memang iya, apa alasan dari perbedaannya konsep teologi? Apakah mungkin Tuhan itu banyak?
Dan satu lagi jika agama yang benar ini satu apa yang menjadi landasan kebenarannya? Dan mungkin perbedanyalah yang bisa menjelaskan hal itu.
Seiring berjalannya ruang dan waktu untuk saat ini dapat dikatakan bahwa kebenaran dalam hal ini hanya ada satu agamalah yang emang bisa dikatakan benar, kenapa? Karena dalam hal mencari kebenaran ini tidak seperti kita melihat angka sembilan di salah satu sisi, posisi dalam mencari kebenaran ini kita harus mempunyai kagebunshin dan di semua posisi kita seharusnya melihat bola berwarna putih yang sama.
Dalam hidup kita di dunia ini, kita dibekali alat yang sama namun tidak semua orang bisa dan mau memakainya, saya punya akal, kamu punya akal. Dengan hal itu Tuhan pasti punya tujuan dalam memberikan akal kepada kita.
Ada pemuka agama atau bisa dikatakan banyak, mengatakan bahwa “keberadaan Tuhan tidak bisa di jangkau dengan akal kita yang terbatas ini.” Dalam hal ini dapat di pahami bahwa tujuan manusia diberikan akal diantaranya untuk bisa memahami dunia dan memahami agama.
Dan juga sebagai panduan menuju jalan yang benar, apakah tuan bisa dilihat dengan mata kita? Jelas tidak, karena kita juga tidak bisa melihat udara atau angin yang jelas keberadaannya dirasakan oleh kita. Dalam pertanyaan yang serius ini, manusia bisa menggunakan akalnya untuk mencari jawabannya.
Doktrin Agama
Apa yang pertama kali ada dalam kepala anda saat mendengar kata doktrin? Konotasi kata doktrin apakah positif, negatif, atau bersifat subjektif, apakah anda terima jika ajaran yang sedang anda anut merupakan doktrin dari pembuka agama masing-masing?
Makna doktrin adalah ajaran yang bersifat mendorong sesuatu seperti memobilisasinya, setiap agama pasti mengajarakan tentang kebaikan, kepada manusia, masyarakat bahkan makhluk di luar manusia, jika beragama membawa alasan tersebut maka dapat dikatakan semua agama benar, bahkan jika melakukan kebaikan tanpa beragamapun dapat dikatakan benar.
Namun dalam agama, konsep keTuhanan dan konsep spirituanlah yang membedakan dengan agama yang lainnya, seperti bahwa Tuhan itu tungggal, kemudian ada konsep trinitas, atau penciptaan oleh dewa-dewa, dalam hal ini kita tidak dapat membawa analogi angka enam dan angka sembilan.
Karena dalam penciptaan alam tidak mungkin ada penciptaan yang dua, bahkan dalam pernikahanpun setiap agama tidak ada yang memperbolehkan menikah dengan orang yang berbeda keyakinan dan seperti yang kita lihat setiap agama mengatakan ia paling benar, secara tidak langsung setiap agama menyalahkan diluar pemahaman mereka atau kelompok tertentu.
Pada saat manusia lahir manusia tidak tau apa-apa, hanya saja karna orang tua mereka menjadi beragama, dan sedari kecil di ajarkan agama yang dianut oleh orang tua mereka, pertanyaannya adalah apakah yang diajarkan oleh orang tua dalam konsep keTuhanan memang benar?
Di sini stiap orang tua meyakini hal itu adalah hal yang benar, maka dengan bersikerasnya mereka dan untuk mengungkap kebenaran, perlu ada sosok manusia yang tidak pernah terdoktrin agama manapun dan mengungkapkan agama yang benar dengan pembelajaran yang mempuni, apakah ada orang yang seperti itu?
Jika nabi Ibrahim atau orang barat menyebutnya Abraham mempertanyakan penciptaan dan langsung di jawab oleh Tuhan, maka siapakah yang akan menjawab hal tersebut di zaman sekarang? Mungkinkah Tuhan juga yang akan menjawab dengan kita merefleksikan diri kepada alam?
Jadi untuk memecahkan misteri agama mana yang paling benar adalah dengan cara membuktikan ajaran agama yang dapat diterima oleh akal, atau membuktikan dengan akal, karna jika membuktikan dengan kitab suci masing-masing mana bisa kita terima, kitab suci agama di percaya oleh orang yang percaya terhadap agamanya, sebaliknya jika membuktikan secara akal atau hal itu akan dapat di terima oleh semua kalangan, seperti semua orang sepakah bahwa api itu panas, tanpa harus menyentuhnya terlebih dahulu.
Tuhan pasti memberikan sebuah alat kepada setiap manusia untuk memahaminya.