Penulis: Siti Khoirun Nisa*
Alqur’an mengungkapkan bahwa ilmu pengetahuan dan wahyu merupakan dua aspek kebenaran yang sama, tidak ada pertentangan di dalamnya atau diantara keduanya. Alqur’an juga merupakan pedoman pertama dan utama bagi umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW perantara dari malaikat Jibril.
Ilmu Alqur’an mulai berkembang sesuai dengan perkembangan zaman yang disebut sebagai Ulumul Qur’an yang artinya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Alqur’an. Terdapat banyak perkembangan dalam ilmu Alqur’an ini karena perkembangan Ulumul Qur’an ini prosesnya terus berlangsung.
Ulama dan peneliti terus mempelajari dan memperdalam pemahaman tentang Alqur’an dengan metode pendekatan ilmiah yang berkembang dengan seiring waktu.
Ulumul Qur’an, ilmu pastinya terus berkembang apalagi ilmu pengetahuan alam yang berbau ilmiah. Dalam sejarah Ulumul Qur’an tidak ada keberadaan ilmu kimia sebagai disiplin ilmu yang terpisah.
Ilmu kimia modern yang kita kenal saat ini berkembang pada zaman setelah Alqur’an diturunkan. Namun, ada beberapa konsep dan prinsip dalam ilmu kimia yang dapat ditemukan di Alqur’an.
Dalam sejarah Ulumul Qur’an, tidak ada keberadaan ilmu Kimia sebagai disiplin ilmu yang terpisah. Ilmu Kimia modern yang kita kenal saat ini berkembang pada zaman setelah Alqur’an diturunkan. Namun, ada beberapa konsep dan prinsip dalam ilmu Kimia yang dapat ditemukan dalam Alqur’an.
Pertama, Alqur’an menyampaikan konsep tentang penciptaan alam semesta oleh Allah. Ayat-ayat dalam Alqur’an menjelaskan tentang penciptaan langit dan bumi, air, udara, dan tanah.
Misalnya, dalam Surah al-Anbiya (21:30), Allah berfirman, “Dan apakah orang-orang yang tidak beriman tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Kedua, Alqur’an menekankan pentingnya pengamatan alam sebagai tanda-tanda kebesaran Allah. Alqur’an mengajak manusia untuk merenungkan penciptaan Allah di sekitar mereka.
Dalam Surah Al-Ghashiyah (88:17-20), Allah berfirman, “Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana diciptakan, dan langit bagaimana diangkat, dan gunung bagaimana ditegakkan, dan bumi bagaimana dihamparkan?”
Ketiga, Alquran juga menyampaikan nilai-nilai moral dan etika yang penting dalam ilmu Kimia maupun ilmu pengetahuan lainnya. Alquran mendorong manusia untuk mencari ilmu pengetahuan dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk kemaslahatan umat manusia.
Dalam Surah Al-Zumar (39:9), Allah berfirman, “Apakah orang yang mengetahui sama dengan orang yang tidak mengetahui? Hanya orang yang berakalah yang dapat menerima pelajaran.”
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu Kimia pada masa Islam, ilmuwan Muslim seperti Al-Razi dan Ibn Haytham berperan penting dalam melakukan eksperimen dan penelitian ilmiah. Mereka mendasarkan penelitian mereka pada prinsip-prinsip akidah Islam yang mendorong pencarian ilmu pengetahuan.
Ilmuan muslim telah banyak berjasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan ini, khususnya ilmu kimia. Setelah mempelajari tulisan-tulisan tentang al-kimia, baik dari Yunani maupun Mesir, ahli kimia muslim menyadari bahwa alkimia yang dilakukan oleh orang Yunani dan Mesir pada zaman purba itu bercampur mistik dan bersifat spekulatif. (Muhammad Nahadi, dkk. 2011).
Jabri Ibnu Haytham atau Hayyan merupakan seorang ahli kimia pada awal perkembangan kimia, yang pada saat itu perkembangan pengetahuan termasuk kimia masih belum tampak nyata.
Pada masa itulah Ibnu Haytham melakukan banyak eksperimen dan membuat catatan yang sistematis atas obersevasi dan hasil eskperimennya. Ia dapat dikatakan sebagai perintis empirisme sebagai metodologi ilmiah. (Ibid, 2011).
Namun dalam perkembangan kimia tersebut Ulumul Qur’an secara spesifik tidak ada didalamnya berupa pengembangan ilmu Kimia, karena Ulumul Qur’an sendiri terfokus pada studi Alqur’an. Namun, ada beberapa konsep dan prinsip dalam ilmu kimia yang dapat dikaitkan dengan konteks Alqur’an, diantaranya:
Konsep Penciptaan
Alqur’an banyak membahas tentang penciptaan alam semesta oleh Allah. Ayat-ayat dalam Alqur’an memberikan pemahaman tentang penciptaan langit, bumi, air, dan makhluk hidup.
Meskipun tidak secara eksplisit terkait dengan ilmu Kimia, konsep penciptaan ini menggarisbawahi kebesaran Allah sebagai Pencipta segala sesuatu di alam semesta.
Sifat Materi dan Perubahan
Alqur’an memberikan pengetahuan tentang sifat materi dan perubahan yang terjadi di dunia ini. Misalnya, Alqur’an menyebutkan tentang sifat air, tanah, dan api, serta perubahan fisik dan kimia yang dapat terjadi pada materi.
Konsep ini sejalan dengan prinsip-prinsip dasar ilmu Kimia, yang mempelajari sifat, struktur, komposisi, dan perubahan materi.
Pemahaman Alam sebagai Tanda-Tanda Kebesaran Allah
Alqur’an mengajak manusia untuk merenungkan dan mengamati tanda-tanda kebesaran Allah dalam alam semesta. Hal ini sejalan dengan semangat ilmu Kimia yang mendorong pengamatan dan pemahaman tentang fenomena alam guna memperoleh pengetahuan yang lebih dalam tentang dunia di sekitar kita.
Meskipun demikian, penting untuk membedakan antara konsep-konsep yang secara implisit terkait dengan ilmu Kimia dalam Alquran dengan perkembangan ilmu Kimia sebagai disiplin ilmu modern.
Ilmu Kimia sebagai disiplin ilmu modern mengalami perkembangan pesat setelah masa Alquran diturunkan, melalui kontribusi ilmuwan dari berbagai periode dan budaya.
Dalam kesimpulannya, ilmu Kimia tidak secara eksplisit disebutkan dalam Alqur’an, konsep-konsep yang berkaitan dengan ilmu Kimia, seperti penciptaan alam semesta dan pentingnya pengamatan alam, dapat ditemukan dalam ayat-ayat Alqur’an. Ilmu Kimia modern sebagai disiplin ilmu terpisah berkembang setelah masa Alqur’an diturunkan
*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Editor: Adis Setiawan