Artikel

Benarkah Nabi Muhammad SAW Wafat Diracun Zainab Binti Al Harits ?

2 Mins read
Benarkah Nabi Muhammad SAW Wafat Diracun Zainab Binti Al Harits ?

KULIAHALISLAM.COM – Khaibar merupakan sebuah kota besar yang memiliki benteng dan kebun-kebun sejauh enam puluh hingga delapan puluh mil dari kota Madinah, tepatnya ke arah Utara. Khaibar sebuah perkampungan yang cukup berbahaya pada zaman Nabi karena kandangnya konspirasi, pengkhianatan, dan sumber konspirasi. 

Penduduk Khaibar adalah orang-orang yang menghimpun pasukan untuk memerangi kaum Muslimin dan mendorong Bani Quraizah untuk melanggar perjanjian damai dengan kaum Muslimin. Dengan sepak terjang mereka ini membuat orang-orang Muslim selalu merasa terancam bahaya, bahkan mereka pernah merancang untuk membunuh Rasulullah SAW. 

Rasulullah Muhammad SAW dan kaum Muslimin memutuskan berangkat ke Khaibar untuk menaklukan Khaibar. Imam Ali bin Abi Thalib dipilih Nabi untuk menjadi pemegang bendera dan memimpin penyerbuan ke benteng-benteng Khaibar. Imam Ali berkata: “Wahai Rasulullah, aku akan memerangi mereka hingga mereka sama seperti kita.”

Nabi Muhammad SAW berkata: “Jangan terburu-buru. Turunlah di pelataran, kemudian serulah mereka untuk masuk Islam. Beritahukan kepada mereka apa-apa yang harus mereka lakukan dari hak Allah SWT. Demi Allah, lebih baik Allah memberikan petunjuk kepada seseorang lewat dirimu daripada engkau memiliki himar yang paling elok.” Pada akhirnya, Rasulullah SAW dan kaum Muslimin berhasil menaklukan Khaibar. 

Percobaan Meracuni Nabi Muhammad SAW Setelah Perang Khaibar

Dr. Mustafa Kamal Wasfi dalam karyanya edisi terjemahan : “Strategi Rasulullah Menghadapi Ulah Yahudi” menyebutkan beberapa hari setelah Rasulullah menaklukan Khaibar, Rasulullah kembali ke Madinah menikmati ketenangan. 

Di dalam ketenangan itu, tiba-tiba Zainab binti Al Harits memberikan hidangan kambing guling panggang yang menjadi kesukaan Rasulullah, tetapi wanita Yahudi itu menaburkan racun  ke makanan tersebut.

Pada saat Nabi hendak menyantap makanan tersebut, Bisyr bin Al Barra bin Ma’rur salah seorang sahabat Nabi duduk mendampingi Nabi. Karena sudah lama tidak berjumpa dengan makanan yang lezat, Bisyr bin Al Barra bin Ma’rur langsung menyantap daging kambing itu dengan sangat lahap. 

Sedangkan ketika Rasulullah menyantap bagian paha kanan kambing panggang, timbul seruan hatinya untuk memuntahkan kembali.

“Aku mendapatkan firasat bahwa makanan ini mengandung  racun” kata Rasulullah sesudah memuntahkan makanan yang dikunyahkan. Ternyata dugaan Nabi benar, maka ditangkaplah wanita Yahudi itu. Tanpa banyak alasan wanita Yahudi mengakui perbuatannya.

Zainab binti Al Harits berkata “Aku memang sengaja mengujimu. Jika engkau benar-benar Nabi, pastilah engkau mendapatkan petunjuk mengenai hal itu. Tetapi engkau adalah seorang Raja, maka aku merasa puas untuk menyingkirkanmu karena engkau telah menghabisi kaumku.”

Latar belakang kejahatan Zainab binti Al Harits sebenarnya bukan karena ingin menguji kenabian Muhammad SAW tetapi balas dendam karena Nabi dan kaum Muslimin menaklukan Khaibar.

Dengan kebijaksanaan Rasulullah, beliau memaafkan perbuatan wanita Yahudi tersebut meskipun telah merenggut nyawa seorang sahabatnya, tetapi ia tetap dihukum mati karena Zainab binti Al Harits telah meracuni sahabat Nabi bernama Bisyr bin Al Barra bin Ma’rur.

Benarkah Nabi Wafat Karena Diracun ?

Pada saat Nabi Muhammad SAW berziarah ke makam Bisyr, dijumpainya Ummi Bisyr binti Al Barra saudara kandung sahabat Nabi yang malang itu. Nabi berkata: “Wahai Ummi Bisyr, Aku merasakan seolah-olah urat jantungku telah putus karena makanan yang Aku santap bersama saudaramu, Bisyr.”

Dikatakan oleh Ibnu Ishaq bahwa sebagian kaum Muslimin telah menduga Rasulullah wafat sebagai seorang Syuhada karena makanan racun itu. Padahal dugaan itu tidak benar sama sekali, jika Rasulullah wafat karena makanan beracun itu maka beliau akan ikut wafat seketika ketika memakannya. 

Ditambah, wafatnya Nabi karena sakit berupa pusing di kepala dan panas tubuhnya melonjak, hingga orang-orang bisa melihat tanda suhu badan beliau yang panas itu lewat urat-urat nadi di kepala beliau.
Baca...  Khittah Pesantren Sebagai Moderasi Benteng Beragama
2484 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Artikel

Kuliner Halal di Bali: Surga Rasa yang Ramah Muslim

3 Mins read
Bali, sebagai destinasi wisata dunia, tak hanya menawarkan keindahan pantai, budaya yang eksotis, dan keramahan penduduknya, tetapi juga memiliki kekayaan kuliner yang…
Artikel

Hukum Jual Beli Handphone Secara Kredit Menurut Islam

3 Mins read
Menurut laman https://kredithp.id/, dalam era digital seperti sekarang, kebutuhan akan perangkat teknologi seperti handphone bukan lagi sekadar gaya hidup, melainkan sudah menjadi…
ArtikelEsaiHukum

Mengenal Pinjaman Online dan Berbagai Masalahnya

6 Mins read
Kuliahalislam.com. Pinjaman Online mulai menjamur di Indonesia dengan menawarkan iklan berbagai kemudahan untuk disetujui, bunga yang rendah dan tenor atau jangka pinjaman…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights