Malaikat diciptakan Allah SWT. dengan berbagai tugas untuk menjalankan ketetapan Allah SWT di dunia. Banyak riwayat dan cerita yang sudah populer di masyarakat tentang malaikat, baik nama-namanya dan juga tugasnya masing-masing. Salah satunya adanya malaikat yang berada di pundak kanan dan kiri setiap insan.
Lalu apakah benar riwayat-riwayat itu benar? Bagaimana Al-Qur’an membicarakan tentang nama dan tugas malaikat? Dalam konteks hubungan malaikat banyak hal yang berkaitan dengan manusia yang dilakukan oleh malaikat.
Diantaranya pertama ada malaikat pencatat amal. Inilah pencatat amal yang populer. Anda mau percaya dan tidak boleh. Yang satu berada di sebelah kanan (Raqib) dan kiri (Atid). Dalam Al-Qur’an surat Qaf ayat 18 dinyatakan:
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ ١٨
Artinya: “Tidak ada suatu kata pun yang terucap, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat). (QS. Qaf [50]: 18).
Sebuah hadits menyatakan bahwa malaikat yang mengawasi dan mencatat amal-amal manusia tidak pernah berpisah dengan manusia kecuali waktu auratnya terbuka. Dalam hal ini, ketika manusia melakukan hubungan seks dan masuk kamar mandi, maka malaikat berpisah. Karena malaikat malu.
Hadits lain menjelaskan, waktu Nabi Muhammad SAW. pertama kali mendapatkan wahyu beliau ragu. Akhirnya kembali kepada Siti Khatijah dan menghiburnya. Salah satu yang diucapkan oleh Siti Khatijah adalah, “Hai Muhammad kalau kamu melihat malaikat beritahu saya.” Lalu Nabi Muhammad berkata, “Ini dia datang.” Lalu Siti Khatijah membuka auratnya dan berkata, “Kamu masih lihat dia apa tidak?” kata Nabi Muhammad, “Dia sudah tidak ada.” Itulah malaikat.
Menarik, karena tugasnya mengawasi, semestinya pengawasan itu tidak mencari-cari kesalahan, bahkan kalau perlu meluruskan. Itu sebabnya, kedua malaikat Raqib dan Atid belum mencatat Anda jika berniat buruk, akan tetapi kalau berniat baik keduanya akan mencatat. Sebab, keduanya tidak mencari kesalahan.
Kata Quraish Shihab, kita harus percaya bahwa ada malaikat yang mencatat amal-amal Anda. Apakah dia berada di pundak ini dan itu, tidak mempersoalkannya. Artinya, malaikat berada di sebelah kanan dan kiri hanyalah sebuah penafsiran.
Ada lagi malaikat yang tugasnya memelihara kita. Ini sangat baik. Dari mana tahu bahwa ada malaikat yang memeliha? Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur’an surat At-Thariq ayat 4:
اِنْ كُلُّ نَفْسٍ لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌۗ ٤
Artinya: “Setiap orang pasti ada penjaganya.” (QS. At-Thariq [86]: 4).
Ada satu orang yang baru belajar menyetir mobil dan tidak mengerti jalan. Tiba-tiba belok kanan dan harusnya secara akal menabrak pohon. Lalu kenapa tidak sampai menabrak pohon? Anda tahu bahwa Allah SWT. mempunyai rencana menyangkut setiap orang.
Kalau rencana Allah SWT. bisa dibelokkan dengan apa dan siapapun, maka Allah SWT. yang menugaskan malaikat penjaga untuk menjaganya. Berbeda dengan nabi yang memelihara bukan hanya dalam keamanan hidupnya, melaikan dalam langkah-langkahnya.
Makanya, pada saat kecil nabi ingin melihat keramaian. Akhirnya nabi berkata kepada temannya, “Kamu jaga dulu kambing ini, di kota ada keramaian, aku mau ke sana.” Akhirnya nabi berjalan menuju keramaian. Begitu sampai di keramaian, ternyata nabi tertidur. Ya begitulah nabi di jaga Allah SWT.
Ada juga malaikat yang mengukuhkan hati manusia. Misalnya ada sesuatu dihadapan Anda dan barang ini bukan milik Anda. Sebagai manusia, di dalam hati Anda pasti rasa ingin untuk mengambilnya, dan larangan jangan mengambil.
Kata Quraish Shihab, kalau ada yang berbisik pada Anda, “Jangan ambil,” maka itu karena bisikan malaikat yang memelihara Anda. Sebaliknya, kalau ada yang berbisik berkata, “Ambillah,” maka itu adalah setan yang bersama Anda.
Terkadang kita ingin melakukan sesuatu, lalu kemudian takut, tiba-tiba saja dalam hati ada dorongan, “Jangan takut, kan Tuhan bersama kamu.” Itu adalah karena Tuhan yang mengukuhkan Anda melalui malaikat. Dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 27 Allah SWT. berfirman:
يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِۚ وَيُضِلُّ اللّٰهُ الظّٰلِمِيْنَۗ وَيَفْعَلُ اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُࣖ ٢٧
Artinya: “Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Allah menyesatkan orang-orang yang zalim, dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim [14]: 27).
Sebagian berkata bahwa seseorang kalau sudah mau meninggal, sering kali setan datang kepadanya dan berkata, “Kamu tidak perlu menyebutkan syahadat.” Boleh jadi setan datang menampakkan dirinya dengan sosok orang tuanya. Inilah yang paling menghawatirkan.
Quraish Shihab menegaskan bahwa orang yang terbiasa dengan kebaikan, maka malaikat akan datang untuk mengukuhkan dia dalam kebenaran. Dalam Al-Qur’an surat Fussilat ayat 30 Allah SWT. berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ ٣٠
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap (dalam pendiriannya), akan turun malaikat-malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS. Fussilat [41]: 30).
Bahkan di dalam Al-Qur’an dinyatakan, waktu perang Badar, malaikat semuanya turun. Ulama berkata, bahwa malaikat turun dalam rangka mengukuhkan hati-hati orang yang beriman. Bayangkan, pasukan Badar hanya 313 lalu kemudian melawan pasukan 1000. Ada juga yang menyatakan kalau malaikat ikut berperang.
Pertanyaannya apakah ada untungnya Anda percaya malaikat? Apakah Anda percaya bahwa malaikat membantu Anda? Bahwa percaya malaikat adalah keinginan agama. Misalnya, “Oh saya tidak mau melakukan keburukan karena ada malaikat.” Inilah untungnya. Seandainya, kata Quraish Shihab, tidak malaikat, maka Anda sudah beruntung.
Tidak berhenti di sini, malaikat juga ber-istighfar (memohonkan ampun). Dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 56 dinyatakan:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ٥٦
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab [33]: 56).
Anda tahu! Bahwa shalawatnya Allah SWT. adalah rahmat, sementara shalawatnya malaikat adalah istighafar. Jadi malaikat ber-istighfar untuk Anda. Dalam Al-Qur’an surat Ghafir ayat 7 dikatakan:
اَلَّذِيْنَ يَحْمِلُوْنَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهٗ يُسَبِّحُوْنَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُوْنَ بِهٖ وَيَسْتَغْفِرُوْنَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۚ رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَّعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِيْنَ تَابُوْا وَاتَّبَعُوْا سَبِيْلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيْمِ
Artinya: “(Para malaikat) yang memikul ʻArasy dan yang berada di sekelilingnya selalu bertasbih dengan memuji Tuhannya, beriman kepada-Nya, dan memohonkan ampunan untuk orang-orang yang beriman. (Mereka berkata,) “Wahai Tuhan kami, rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu. Maka, berikanlah ampunan kepada orang-orang yang bertobat serta mengikuti jalan-Mu dan lindungilah mereka dari azab (neraka) Jahim.” (QS. Ghafir [40]: 7).
Pun juga di tempat atau majelis ilmu malaikat juga hadir untuk memberikan Anda ketenangan dalam memahami uraian-urain ilmu. Dalam hadits dinyatakan, “Dia menghamparkan sayap-sayapnya untuk Anda duduki.” Semoga para malaikat menjaga kita. Wallahu a’lam bisshawab.