Lahirnya dua tema ini disebabkan adanya polemik yang tidak berkesudahan pasca Muktamar XX IMM di Palembang. Kubu Zaki Nugraha merasa mendapat perlakuan curang selama proses muktamar yang akhirnya memutuskan walk out meninggalkan aula gedung sebelum dilakukannya voting. Lalu kubu zaki melakukan deklarasikan yang melahirkan dualisme dalam tubuh DPP IMM.
Dinamika Politik IMM Jateng
DPD IMM Jateng dengan 21 cabangnya merupakan daerah yang terhitung besar, setelah Jatim dan Sulsel. Namun pada kenyataannya IMM Jateng cenderung kurang diperhitungkan dalam percaturan politik tingkat pusat. Berkaca dari 3 muktamar terakhir, IMM Jateng tidak mendapatkan posisi strategis kaitannya dalam struktur pimpinan pusat. Tentu semua itu tidak lepas dari dinamika internal IMM Jateng yang tidak selesai ketika Musyda lalu terbawa ke muktamar.
Narasi IMM Jateng pecah, merupakan narasi dua tahunan yang selalu muncul menjelang muktamar, entah siapa yang menghidupkan narasi tersebut. Menurut penulis, perpecahan semacam ini berasal dari rekonsiliasi yang tak selesai pasca Musyda. Dampaknya, salah satu kubu merasa terdzolimi dan menyimpan rasa dendam untuk nantinya memecah-belah barisan IMM Jateng pada muktamar setelahnya.
Kebiasaan Buruk yang Harus Disudahi
Kebiasaan pendendam yang ada dalam tubuh IMM Jateng, bukan merupakan perkara baru, hal itu telah diwariskan bahkan sejak sebelum bangsa ini berdiri, tepatnya nenek moyang kerajaan tanah Jawa yang sangat pandai menyimpan dendam dan berambisi membalasnya kelak ketika sudah memiliki kekuatan.
Kisah Keris Empu Gandring misalnya, merupakan salah satu kisah legendaris dalam sejarah tanah Jawa yang mengisahkan sebuah keris yang digunakan untuk saling tikam berebut kekuasaan hingga berlangsung selama 7 keturunan dengan saling membunuh karena dendam. Namun demikian, hal buruk semacam ini jangan sampai dibudayakan, khawatirnya 7 generasi mendatang IMM Jateng dianggap remeh karena tidak pernah solid dalam muktamar.
Budaya Superior dan Inferior
Tuntutan Rekonsiliasi organisasi pasca Musyda sering kali tidak terselesaikan dengan baik, yang itu melahirkan ketidaknyamanan bagi sebagian kelompok. Selalu ada kelompok yang terpinggir karena sifat Superior yang terlalu besar bagi kelompok pemenangan yang kurang merangkul dan mendengar aspirasi, selain itu ada kelompok yang merasa Inferior seakan-akan telah terbuang dalam organisasi.
Konsekwensi jangka panjang dari budaya ini adalah semangat balas dendam dan semangat menyakiti untuk menghantam balik ketika muktamar. Jangka waktu yang cukup panjang pasca Musyda dapat digunakan untuk mengkonsolidasikan kekuatan baru untuk mengacak-acak DPD yang menjelang akhir masa periode, seringkali semakin rapuh dan tak solid.
Persaingan Kontraproduktif
Budaya Dendam dan saling balas pada dasarnya merupakan warisan senior yang tidak bisa move on dengan kekalahan sekaligus ‘rekonsiliasi tidak rampung’ yang penulis jabarkan diatas. Hal itu diperburuk dengan ambisi berkuasa yang tidak dilandasi dengan ide gagasan guna membangun IMM, sehingga kepentingan pribadi lebih dominasi ketimbang visi organisasi.
Persaingan kontruktif yang didasari ide gagasan, adanya dinamika politik organisasi, pro kontra saling mengkritisi, seharusnya menjadi energi positif untuk tempat belajar para kader sebelum menjajaki politik kebangsaan. Sehingga siapapun yang terpilih nantinya dapat dengan sungguh-sungguh membangun IMM menuangkan idenya dan memiliki argumen kuat atas apa yang dikerjakan.
Penutup
Setelah ini, IMM Jateng akan mengadakan perhelatan musyawarah daerah dua tahunan atau yang kita sebut dengan Musyda. Harapannya menjelang Musyda ini kita ramaikan dengan ide gagasan yang produktif untuk membangun IMM Jateng. Munculkan ide-ide baru dan semangat persatuan untuk menyudahi perpecahan dalam internal IMM Jateng.
Kita tunjukkan bahwa history buruk masalalu dapat kita hentikan dan dapat dilalui. Dengan demikian kita bisa mengangkat derajat IMM Jateng yang nantinya kita dapat mengajukan kandidat Caketum DPP IMM dengan gagah tanpa dipandang sebelah mata oleh DPD yang lain. Semua itu dapat tercapai jika muncul kesadaran bersama dan keinginan tulus dari setiap kader untuk membangun bersama organisasi ini. Salam fastabiqul khairat.
Penulis : Naufal abdul Afif
(Ketum PC IMM Kendal dan Instruktur Masya DPD IMM Jateng)