KeislamanSejarah

Bangkit dan Runtuhnya Kesultanan Delhi di India

4 Mins read

Kesultanan Delhi merupakan kerajaan Islam di India Utara yang berkuasa sejak awal abad ke-13 sampai dengan awal paruh abad ke-16. Kesultanan Delhi tetap mengakui kekhalifahan Baghdad hingga Bani Abbas ini runtuh pada tahun 1258.

Islam sebenarnya telah memasuki India sejak tahun 15 Hijriyah, sesudah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam wafat. Pada tahun 711, tentara Bani Umayyah berhasil menancapkan kekuasaannya di Lembah Indus di bawah pimpinan Jenderal Muhammad bin Qosim.

Namun, Jenderal yang telah menarik Simpati penduduk India ini segera dipanggil oleh Khalifah Sulaiman dari Bani Umayyah. Karena suatu alasan politis ia ditawan dan dibunuh. Meskipun demikian, batu pertama yang telah diletakkan oleh Ibnu Qasim telah mempengaruhi langkah-langkah kehidupan sosial keagamaan di anak benua ini, Ditambah lagi dengan adanya kontak perdagangan antar muslim Timur dekat dan para pedagang pesisir Gujarat, Bombay dan Deccan.

Setelah itu, Islam terus memasuki kawasan ini tetapi lebih banyak dalam bentuk serbuan militer melalui arah Barat maupun Barat Laut. India utara kemudian dapat ditembus oleh tentara muslim pada masa Gaznawi (Mahmud Gaznawi). Mereka mampu menggulingkan dinasti-dinasi Hindu seperti Hindushah dari Wayhind pada tahun 1026, mengurangi kekuasaan Rajput dengan kewajiban membayar pajak dan menerobos Kerajaan Somnath di Gujarat, Kalinjar dan Benares (Varanasi).

Motivasi tentara Islam pada masa ini bukan membawa risalah dakwah Islam melainkan mencari keuntungan. Meskipun demikian, mereka juga memberantas patung-patung berhala, membunuh para pemimpinnya dan menghancurkan tempat-tempat peribadatan mereka.

Suatu tindakan yang berpengaruh bagi perkembangan Islam di wilayah ini adalah pendirian sejumlah masjid dan pembentukan satuan-satuan tentara yang terdiri dari orang-orang India. Sebelum ia meruntuhkan Dinasti Guri, Dinasti Gaznawi, ia telah berhasil menguasai Punjab dan menjadikan Lahore sebagai ibukota.

Dengan Punjab sebagai basis militernya, Mu’izuddin Guri dan para jenderalnya terus mengadakan perluasan wilayah pada tahun terakhir abad ke-12. Raja-raja lokal Rajput ditumbangkan : Prithvi Raj III, Raja Chawan dari Ajmer, dan Delhi ditaklukan pada tahun 1192 dan Jayachandra, Raja Gahadavala dari Benares dan Kanawj pada tahun 1194.

Serangan selanjutnya dilancarkan terhadap Ganges-Jumana Doab, Gujarat, Bihar, Bengali, Gawr, dan Assam. Dalam serangan ini, Qutbuddin Aybak dan Ikhtiyaruddin Muhammad Khalji mempunyai peranan yang sangat besar. Mereka pula yang mulai mengokohkan kedudukan Islam di India Utara dan menjadi pendiri utama Kesultanan ini.

Ketika kekuasaan Dinasti Guri yang berpusat di Khurasan (Afganistan) melemah, Aybak (1206-1210) mengokohkan dirinya sebagai Sultan Delhi. Sejak itu hingga tahun 1555, Delhi dikuasai oleh para sultan yang secara berturut-turut terdiri dari dinasti-dinasti : Mu’izzi atau Mamluk (1206-1290), Khalji (1290-1316), Tugluq ( 1320-1414), Sayyid (1414-1451), Lody (1451-1526) dan Suri atau Afgan (1540-1555).

Di bawah pemerintahan Iletmish (1211-1236), Kesultanan Delhi berhasil memasukkan Sind (Pakistan) ke dalam kekuasaannya dan mengusir tentara Khawarizm dari wilayah kekuasaannya. Pada masa ini hubungan spiritual dan moral dengan daerah-daerah Islam lainnya relatif kuat.

Karena itu, Iletmish meminta pengesahan kekuasaan dari Khalifah Abbasiyah yaitu al-Mustansir ( yang memerintah 1226-1242). Bahkan setelah terbunuhnya khalifah terakhir Khalifah Abbasiyah yaitu Al-Musta’sim, para Sultan dari Dinasti Mu’izzi tetap membubuhkan namanya dalam peta uang mereka.

Itulah sebabnya, Islam pada masa ini mempunyai corak Suni dan berlangsung terus sepanjang sejarah Islam di India. Hal penting mempengaruhi peradaban pada masa ini adalah gelombang para pengungsi dari Persia dan Transoxania (Asia Tengah) yang datang sebelum tentara Mongol. Mereka masuk ke India selama masa pemerintahan Iletmish dan Balan (1266-1287).

Di masa selanjutnya, seperti masa pemerintahan Muhammad bin Tuqluq (1325-1351), percampuran darah di antara penduduk sangat berarti bagi peradaban Indomuslim. Para Sultan setelah Iletmish terlihat sangat lemah. Mereka tidak mampu menghadapi serangan bangsa Mongol, sehingga wilayah kekuasaannya terpecah-pecah.

Meskipun Balan berhasil menyatukan kembali daerah-daerah yang telah terpecah, kekuasaan Mu’izzi mesti digantikan oleh para Sultan dari dinasti lain. Pada tahun 1290, Jalaluddin Firuz Syah II telah membentuk Dinasti Khalji atau Khalaj di dalam kekuasaan Kesultanan Delhi.

Sejak masa Dinasti Guri, orang-orang Khalaj telah turut ambil bagian dalam penyerbuan ke India. Bahkan salah seorang di antara mereka yaitu Iktiyarunuddin, adalah orang pertama yang membawa Islam ke Bengali dan India Selatan. Setelah berkuasa, Sultan Firuz Syah II mempunyai tugas berat yaitu mengusir orang-orang bangsa Mongol.

Meskipun demikian, pada masa pemerintahannya orang-orang Mongol yang telah masuk Islam diizinkan untuk menetap di wilayah Delhi. Tokoh-tokoh lain dari Dinasti Khalji adalah Alauddin Muhammad Syah I (1296-1316). Dia sangat berambisi untuk menjadikan kesultanannya sebuah Imperium yang sangat besar.

Namun, sejak awal dia harus berhadapan dengan tentara bangsa Mongol keturunan Chaghatay di front barat laut, sehingga Delhi sendiri terancam. Ambisinya sedikit terpenuhi di India Selatan tetapi daerah di Selatan Vindhya belum dikuasai sepenuhnya oleh tentara muslim.

Serbuan terhadap Devagiri ( sekarang disebut Dawlatabad) di sebelah barat Deccan (1296), ibukota Kerajaan Yadavas, telah memberinya kekayaan yang banyak. Kemudian dia mengirimkan tentaranya hampir ke seluruh perbatasan selatan Deccan. Sementara itu, Sultan Alauddin masih menggunakan gelar Nasir Amirulmuknin.

Satu-satunya pemerintah muslim India yang menggunakan gelar kekhalifahan Amirulmukminin adalah putranya Qutbuddin Mubarak Syah I (1316-1320). Kekuasaan Khalji berakhir dengan munculnya seorang Gujarat Hindu yang memeluk Islam, Khusraw Khan. Setelah murtad dari Islam dia merebut Kesultanan Delhi.

Kendali pemerintahan muslim pulih kembali dengan munculnya seorang Turco-India yaitu Gazi Malik Tugluq, dan putranya, Muhammad. Pada tahun 1320, Tugluq memproklamasikan pemerintahan Dinasti Tugluq. Muhammad bin Tugluq (1325-1351), banyak memperbaiki stabilitas ekonomi dan administrasi.

Raja berikutnya yaitu Muhammad (1325-1351) mempunyai banyak hubungan diplomatik dengan dunia Islam di luar India. Dia telah berhubungan dengan Dinasti Mamluk-Mesir dan meminta legitimasi dari para khalifahnya. Pada masanya terjadinya pemindahan pusat pemerintahan dari Delhi ke Devagiri.

Pemindahan ini mengakibatkan kelemahan kekuasaan. Beberapa kerajaan baik muslim maupun Hindu bermunculan. Firuz Syah III ( 1351-1388) dapat memulihkan kekuasaan kesultanan di Sind dan Bengali tetapi tetap belum mampu menjangkau Deccan. Para Sultan berikutnya terlihat tidak dapat menahan laju para pemimpin muslim yang memproklamasikan kekuasaan independen diberbagai provinsi.

Kekuasaan yang efektif pada masa Dinasti Sayid telah dapat merebut kembali sejumlah kecil daerah di sekitar Delhi. Namun, dengan inisial yang disandarkan pada Dinasti Timur, mereka menjadi dikenal di kalangan Militer Turki dan Afgan di Delhi.

Pada tahun 1451 seorang kepala suku Afgan dari Lody, yaitu Bahlul Khan Lody, membuat garis dinasti baru dalam Kesultanan India. Di masa ini Kesultanan Delhi berhasil menumbangkan raja-raja Shargi dari Jawnpur pada tahun 1477. Keberhasilannya juga tercapai dalam penyerbuan ke negara-negara Rajput.

Di masa ini pula terjadi pemindahan pusat pemerintahan ke Agra. Sultan terakhir Dinasti Lodi adalah Ibrahim II (1517-1526), telah meregangkan hubungan di antara para komandan tentaranya sehingga sebagian mereka mengundang Babur dari Kerajaan Mogul. Hal ini telah mengakibatkan Mogul melakukan banyak intervensi ke dalam kesultanan dan akhirnya merebutnya.

Selama 15 tahun Dinasti Suri dan Dinasti Afgan berusaha mempertahankan Kesultanan Delhi. Akan tetapi dinasti ini terlalu lemah untuk dapat mengalahkan tentara Kesultanan Mogul. Pada tahun 1555, Kesultanan Mogul berhasil memasukkan seluruh wilayah Kesultanan Delhi ke dalam kekuasaannya.

146 posts

About author
Redaktur Kuliah Al Islam
Articles
Related posts
Keislaman

Asabiah dalam Islam

4 Mins read
Kuliahalislam. Asabiah (al-‘Asabiyyah) artinya adalah semangat fanatisme atau kefanatikan golongan atau ketertarikan seseorang yang sangat kuat terhadap kelompok atau jamaahnya untuk membela…
Keislaman

Nafsu Manusia Apakah Kawan atau Lawan? Begini Kata Quraish Shihab

4 Mins read
Sudah mafhum bahwa manusia untuk meraih kesuksesan dalam hidupnya terlebih dahulu harus mengenal dirinya sendiri, mengenal potensi di dalam dirinya dan juga…
KeislamanTokoh

KH Abdul Halim Tokoh Pembaharuan Islam Indonesia

5 Mins read
Kuliahalislam.K.H Abdul Halim lahir di Desa Cibolerang, Kecamatan Jatiwangi, Majalengka, 04 Syawal 1304 H/26 Juni 1887 M dan wafat di Desa Pasir…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights