Penulis: Rijaal Khuluqin ‘Azhiim
KULIAHALISLAM.COM – Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi dan memimpin orang lain menuju tujuan yang diinginkan. Namun, tidak semua pemimpin mampu mencapai tingkat keberhasilan yang luar biasa dalam waktu singkat.
Salah satu contoh yang menginspirasi adalah kepemimpinan Abu Bakar As-Siddiq, yang meskipun hanya menjabat sebagai Khalifah selama dua tahun, namun Abu Bakar as-Shiddiq berhasil membawa banyak perubahan dalam masyarakat Islam.
Dalam artikel ini, kita akan bersama-sama membahas kisah, pencapaian ataupun kebijakan-kebijakan luar biasa Abu Bakar As-Siddiq selama masa kepemimpinannya yang bisa dibilang cukup singkat tersebut.
Beberapa kebijakan-kebijakan yang dilakukan Abu-Bakar As Shiddiq selama masa jabatannya berlangsung
Memberangkatkan Pasukan Usamah bin Zaid ke daerah Syam
Pada awalnya rencana Abu Bakar ini ditentang oleh para sahabat dengan alasan suasana dalam negeri sangat memprihatinkan akibat berbagai kekacauan yang muncul. Akan tetapi setelah ia meyakinkan mereka bahwa itu adalah rencana Rasulullah SAW sebelum wafat, akhirnya pengiriman pasukan itu pun disetujui.
Langkah politik yang ditempuh Abu Bakar itu ternyata sangat strategis dan membawa dampak yang positif. Pengiriman pasukan Usamah bin Zaid pada saat negara dalam keadaan kacau menimbulkan pemahaman di pihak lawan bahwa kekuasaan Islam cukup kuat sehingga para pemberontak menjadi ketakutan.
Di samping itu, bahwa langkah yang ditempuh Abu Bakar tersebut juga merupakan rencana untuk mengalihkan perhatian umat Islam dalam perselisihan yang bersifat internal. Setelah dua bulan melakukan ekspedisi di kawasan Syam akhirnya pasukan tersebut kembali lagi ke Madinah dengan membawa keberhasilan mendesak pasukan Romawi.
Membimbing umat Islam kembali kepada ajaran yang benar dan memberantas adanya para nabi palsu
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar menjadi khalifah, namun banyak kabilah Arab yang menolak membayar zakat kepada pemerintah Abu Bakar di Madinah. Abu Bakar mengadakan musyawarah dengan para sahabatnya untuk memutuskan langkah selanjutnya dalam menghadapi masalah ini.
Meskipun beberapa sahabat, termasuk Umar bin Khattab, berpendapat untuk tidak memerangi mereka yang menolak membayar zakat karena mereka masih beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, pendirian Abu Bakar untuk memerangi kaum murtad tidak tergoyahkan.
Pada bulan Jumadil Akhir 11 H, Abu Bakar mengumpulkan seluruh penduduk Madinah dan pasukan perbatasan untuk menyerbu kabilah-kabilah Arab yang menolak membayar zakat. Pasukan Abu Bakar menghadapi musuh dari berbagai suku, termasuk Bani Abs, Bani Murrah, Dzubyan, dan Bani Kinanah.
Dalam pertempuran ini, musuh menggunakan trik licik dengan menakuti unta pasukan Muslim dengan suara gemuruh, namun Abu Bakar berhasil mengatasi keadaan dan memberikan motivasi kepada pasukannya. Di bawah pimpinan Abu Bakar, pasukan Muslim menyerang musuh dengan keberanian dan berhasil memenangkan pertempuran sebelum matahari terbit.
Setelah keberhasilan ini, kaum Muslimin kembali membayar zakat, dan Abu Bakar juga memerangi Muzailamah Al-Kadzdzab, seorang yang mengaku sebagai nabi palsu. Dalam Perang Yamamah, pasukan Muslim berhasil mengalahkan Muzailamah dan mengakhiri gerakan nabi palsu tersebut. Meskipun demikian, dalam pertempuran ini banyak penghafal Alqur’an yang gugur sebagai syuhada.
Pengumpulan Mushaf Alqur’an
Pada perang Yamamah yang terjadi pada tahun kedua belas Hijriah, terdapat tujuh puluh penghafal Alqur’an dari sahabat yang gugur sebagai syuhada. Hal ini membuat Umar bin Khattab khawatir bahwa peperangan di tempat lain akan menyebabkan banyak lagi penghafal Alqur’an yang gugur.
Oleh karena itu, Umar memberikan saran kepada Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk mengumpulkan Alqur’an, karena ada kekhawatiran akan kehilangan Alqur’an. Awalnya, Khalifah Abu Bakar menolak saran ini dengan alasan bahwa hal tersebut tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Namun, Umar terus membujuk Abu Bakar hingga Allah membuka hati sang khalifah untuk menerima saran tersebut. Abu Bakar kemudian membentuk panitia pengumpulan Alqur’an yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit, juru tulis wahyu Rasulullah SAW. Zaid bin Tsabit memulai tugasnya dengan mengandalkan hafalan para penghafal dan catatan para penulis. Lembaran Alqur’an yang terkumpul disimpan oleh Abu Bakar hingga wafatnya pada tahun ketiga belas Hijriah.
Mengirim Para Pasukan ke Daerah Irak dan Syam
Setelah berhasil menyelesaikan permasalahan besar dalam negeri, Abu Bakar memusatkan perhatiannya pada kebijakan luar negeri, yaitu untuk menyelamatkan suku-suku Arab dari penindasan pemerintahan Persia.
Dalam misi ini, Abu Bakar mengirimkan kembali Khalid bin Walid dengan pasukannya ke Irak untuk menguasai Hirah pada tahun 637 M. Selain itu, ia juga mengirimkan pasukan ke Syam yang dipimpin oleh tiga jenderalnya, yaitu Amr bin Ash, Yazin bin Abi Sufyan, dan Syurahbil bin Hasanah. Kebijakan ini diambil oleh Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq setelah berhasil mengamankan wilayah dalam negerinya.
Menerapkan Beberapa Kebijakan Ekonomi
Dimasa kepemimpinannya Abu Bakar juga melakukan beberapa kebijakan-kebijakan dalam bidang perekonomian, diantaranya sebagai berikut :
a. Penerapan Prinsip Syariah dalam Perdagangan: Abu Bakar menegaskan bahwa setiap transaksi perdagangan harus sesuai dengan aturan Islam.
b. Penegakan Hukum terhadap Pembayaran Zakat: Abu Bakar menegakkan hukum bagi mereka yang enggan atau menunda membayar zakat. Zakat dan pendapatan negara digunakan untuk memastikan adilnya pembagian kekayaan dalam masyarakat.
c. Pengelolaan Zakat dengan Teliti: Abu Bakar memastikan bahwa zakat dikelola dan dihitung dengan cermat.
d. Pembagian Zakat Langsung: Abu Bakar langsung membagikan zakat yang dikumpulkannya kepada umat Islam tanpa menunda-nunda. Ini terbukti ketika Abu Bakar meninggal, hanya satu dirham yang tersisa dalam kas negara.
Dengan menggabungkan kebijakan militer, diplomasi, agama, pemeliharaan Alqur’an, dan manajemen ekonomi yang adil, Abu Bakar As-Shiddiq berhasil memperkuat negara Islam pada masa kepemimpinannya dan memberikan fondasi yang kokoh bagi masa depan Islam.