EsaiFilsafatKeislaman

Mengimani Allah,Jangkar dalam Kehidupan Dunia Modern?

2 Mins read

KULIAHALISLAM.COM- Kita dihadapkan pada pusaran realitas dunia yang kian cepat dan penuh ketidakpastian, keyakinan terhadap sesuatu yang absolut bukan sekadar kebutuhan spiritual, tapi menjadi fondasi utama eksistensi manusia. Bagi Muslim, iman kepada Allah SWT bukan hanya ritual formal atau dogma kosong, melainkan landasan kokoh yang menjadi jangkar jiwa dan penuntun langkah dalam menghadapi segala gelombang kehidupan.

Tidak cukup hanya mengenal Allah sebagai entitas metafisik, iman sejati menuntut pengakuan bahwa Allah adalah sumber dari segalanya. Pemikiran para intelektual Muslim seperti Hasan Al-Banna dan Sayyid Qutb menegaskan bahwa keberadaan Allah adalah asal muasal keberlangsungan alam semesta. Ini bukan klaim kosong, melainkan sebuah prinsip teologi dan kosmologi yang mengikat kuat seluruh realitas. Di dunia yang sering menyajikan keraguan dan relativisme, mengimani Allah berarti menegaskan bahwa segala sesuatu yang tampak acak sebenarnya terikat dalam harmoni ciptaan-Nya yang sempurna.

Dalam Tafsir Al Azhar karya Buya HAMKA yang fundamental, beliau dengan tegas menolak anggapan bahwa dunia adalah hasil kebetulan. Sebaliknya, ia mengajukan alam semesta sebagai maha karya yang meniscayakan keberadaan Sang Pencipta yang sempurna dan tanpa cela. Bahkan para ulama salaf seperti Syaikh Ibnu Qayyim menggarisbawahi bahwa kesempurnaan sifat ilahi menjadikan Allah tak tergoyahkan oleh kelemahan apa pun.

Bukti betapa agungnya Allah bisa ditemukan di setiap pasang matahari yang terbit dan bintang yang bertabur di langit malam. Sebagaimana disampaikan oleh Syaikh Ali Jumuah dan Prof Din Syamsudin, tanda-tanda kebesaran-Nya bukan sekadar metafora, tapi realitas yang terpatri dalam keteraturan hukum alam. Ini menantang manusia modern untuk kembali mengakui bahwa di balik kerumitan kosmos, ada tangan maha kuasa yang mengaturnya dengan penuh hikmah.

Baca...  Signifikasi Kontribusi Hypatia Bagi Muslimah di Masa Kini

Namun, iman kepada Allah SWT tidak cukup hanya dengan pengakuan teoretis. Abu Ala Maududi dengan tegas mengajak umat untuk memaknai iman sebagai energi yang harus diwujudkan dalam amal nyata. Iman yang sesungguhnya mengubah ketakutan dan kegelisahan menjadi kedamaian dan keteguhan.Syaikh Said Nursi, memperkuat pandangan ini dengan menegaskan bahwa iman menyediakan kekuatan mental dan emosional yang dibutuhkan untuk menembus kegelapan zaman.

Saat dunia menghadirkan ujian yang berat — baik berupa penderitaan, ketidakadilan, maupun kekacauan sosial — iman menjadi sumber inspirasi dan kesabaran yang tak tergantikan. K.H Quraish Shihab menambahkan, bahwa mengimani Allah berarti menerima bahwa segala ujian memiliki tujuan dan hikmah ilahi, meski tak selalu kita pahami. Ini bukan pasrah tanpa aksi, melainkan bentuk keteguhan hati yang melahirkan kesabaran dan optimisme.

Akhirnya, kekuatan iman bukan hanya soal bertahan, tetapi soal menemukan arah hidup yang bermakna dalam dunia yang penuh ambiguitas. Di tengah derasnya arus perubahan, iman kepada Allah SWT adalah jangkar yang nyata, meneguhkan jiwa dan memberikan tujuan yang melampaui sekadar materi dan kesenangan duniawi. Dengan iman yang teguh, manusia mendapat kekuatan untuk hidup dengan penuh keberanian, harapan, dan makna di masa-masa mendatang.

“Iman adalah mutiara,
Didalam hati manusia…
…Tanpamu iman bagaimanalah,
Merasa diri hamba Allah yang bertaqwa”
(Cuplikan Syair Nasyid Iman-Raihan)

15 posts

About author
Penggemar Buku, Teh, Kopi, Coklat dan senja. Bekerja paruh lepas menjadi Redaktur Kuliahalislam.com .Lekat dengan dunia aktivisme, Saat ini diamanahkan sebagai Bendahara Umum PCM Cilandak,Jakarta Selatan periode 2022-2027 dan Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Pengurus Besar Gerakan Pemuda Persaudaraan Muslim Indonesia (PARMUSI) periode 2024-2027.
Articles
Related posts
KeislamanNgaji Ihya’ Ulumuddin

Gus Ulil Ngaji Ihya' Ulumuddin: Riwayat Keharusan Mencela dan Mengkritik Dunia

5 Mins read
Suatu waktu, sebagian dari mereka ahli hikmah berkata: “sungguh aku heran terhadap orang yang sudah tahu bahwa kematian benar nyata dan terjadi,…
EsaiFilsafatKeislaman

Dakwah, Pilar Esensial dalam Menjaga Keutuhan Sosial

2 Mins read
KULIAHALISLAM.COM- Kewajiban berdakwah amar maruf nahi munkar (menyeru kebaikan, mencegah keburukan) bukan sekadar ritual normatif dalam Islam, melainkan merupakan manifestasi nyata dari…
KeislamanPendidikanSejarah

Kejayaan Dan Keruntuhan Kesultanan Malaka

6 Mins read
Kuliahalislam.Kesultanan Malaka merupakan Kesultanan yang terletak di Semenanjung Malaka ( sekarang Malaysia). Kesultanan ini menjadi pusat perniagaan terbesar di Asia Tenggara pada…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights