Penulis: Husnol Khotimah*
KULIAHALISLAM.COM – Di era saat ini keadaan semuanya telah berubah, kita semua tahu bahwa saat ini kita hidup di zaman modernitas dimana salah satunya adalah era digitalis yang mana tindakan manusia ditentukan oleh tindakan digital yakni uploading (mengunggah), chating (ngobrol), posting (mengirim) dan seterusnya dalam media massa.
Kecanggihan teknologi yang sangat pesat sehingga kegiatan manusia banyak ditentukan didalam nya ,hingga tak heran jika manusia zaman ini telah bergantung pada tekhnologi tersebut.
Kecanduan akan digital tidak baik juga bagi diri manusia diantaranya kurangnya komunikasi secara langsung sehingga budaya sopan santun tidak lagi trsalurkan dikarenakan telah terganti oleh media sosial .manusi dituntut sibuk dalam media sosial mereka masing masing sehingga lambat laun mereka enggan bersosialisasi secara langsung dengan orang lain.
Menurut Martin heidegger dan Hans jonas “era revolusi digital merupakan bagian integral dari revolusi industri yang keempat,dalam era ini semua kegiatan manusia berpindah dari dunia nyata (korporeal) ke dunia digital (virtual) dilansir dari indodian.com.
Dizaman ini manusia memiliki kebebasan, homo digital mendapati dirinya seolah dalam dunia baru tanpa negara (digital state of nature).
Namun dalam pembahasan kali ini kita membahas tentang eksistensi homo digitalis dalam mempertahankan kebudayaan kita, sama kita ketahui semua negara kita kaya akan kebudayaan bahkan disetiap wilayah memiliki kebudayaannya masing masing entah itu kesenian, makanan, pakain adat, dan lain sebagainya. Itu semua kita harus menjaga dengan sebaik-baiknya agar tetap terjaga dan tidak luntur sebagai hadiah dari nenek moyang kita dahulu kala.
Apa sih fungsi eksistensi digitalis itu bagi budaya kita? Lalu bagaimana cara menjaganya?
Di era ini merupakan era dimana informasi menjadi sangat cepat tersampaikan ke seluruh penghujung dunia sehingga mereka semua tahu bahwa suatu wilayah memiliki budaya dengan sangat cepat karena rata rata manusia diseluruh dunia sudah menggunakan sosial media.
Mempertahankan kebudayaan di zaman sekarang tidak hanya dapat dilakukan dengan menjaga dan melestarikannya saja, zaman telah berubah menjadi serba digital, kita dapat memperkenalkan budaya dengan cara memposting dimedia massa hingga manusia di seluruh penjuru dunia mengetahuinya, sehingga budaya terebut bisa diakui dunia dalam organisasi dunia(UNESCO).
Menjadi sangat berguna jika budaya tersebut telah terakui oleh dunia salah satunya menjadi aset negara sehingga negara tersebut terekspos oleh dunia melalui budaya tersebut, kekayaan ini harus di jaga dengan sebaik baiknya
Namun di era saat ini ada dampak negatifnya juga diantaranya:
1. Sangat mudah budaya tersebut diakuisisi oleh wilayah lain sehingga sulit menentukan dimana budaya tersebut berasal.
Dengan banyaknya manusia yang mengeksposnya di media sosial sehingga menjadi sangat sulit untuk kita mengetahui dimana budaya tersebu berasal karena sosial media tidak ada batasan semua negara bisa menggunakannya.
2. Budaya tersebut cukup mudah ditiru oleh wilayah lain dengan mudah dengan cara menonton di media sosial.
Telah banyak kasus di beberapa negara memperebutkan kebudayaannya, jika dipikir kembali begitu cukup mudahnya budaya tersebut ditiru oleh negara lain dengan cara menontonnya di media sosial.
Menjadi sangat penting bukan eksistensi digital dalam mempertahankan budaya zaman sekarang dengan cara memperkenalkannya di media sosial sampai digunakan dengan cara yang salah.
Jadi kesimpulannya eksistensi homo digitalis dalam mempertahankan budaya ini berperan sangat penting guna untuk mepertahankan budaya tersebut,namun ada kekhawatiran jika budaya tersebut telah terkenal ke seluruh dunia kitatak bisa lagi menjaganya sehingga budaya tersebut di ambil oleh negara lain.
*) Mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah.
Editor: Adis Setiawan