KULIAHALISLAM.COM – Bulan ramadhan hari ini datang ditengah keprihatinan kemanusiaan. Bangsa kita sedang menghadapi berbagai cobaan, kebinekaan kita terkoyak, fondasi negara kita yang berbhineka Tunggal Ika sedang dalam ujian, ditengah ancaman radikalisme, persatuan kita juga tidak begitu bagus, dan juga umat Islam dan umat seluruh Indonesia mengalami yang disebut dengan the fidid society, umat yang terbelah.
Banyak sekali juga permasalahan yang kita hadapi, kerukunan umat beragama yang semakin tidak begitu baik, dan sekaligus juga masalah keadilan sosial yang semakin memprihatinkan buat kita semua. Karena itu, kita tidak boleh berkecil hati, kita pula tidak boleh pesimis, dan ramadhan kali ini harus kita jadikan momentum untuk merenungkan kembali kita dan masa depan Indonesia.
Karena itu, dalam episode kali ini. Saya ingin mengajak umat Islam secara khusus dan juga warga negara Indonesia secara umum menyelaraskan pesan-pesan keagamaan Islam dan juga pesan kebangsaan kita.
Karena, saya meyakini bahwa pesan-pesan keislaman itu selaras dengan untuk membangun bangsa kita, selaras dengan visi kemanusiaan kita, dan visi Pancasila.
Dan saya ingin merefleksikan bagaimana Islam dan Pancasila, terutama lima sila nya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan, menjadi satu kekuatan kita untuk membangun bangsa kita yang beragam, menjadi satu kesatuan untuk merekatkan kembali hubungan antara umat beragama, hubungan antar kita sebagai warga negara yang karena satu dan lain hal seringkali mengalami perpecahan, seringkali konflik, dan mengalami kekerasan.
Karena itu, melalui momentum ramadhan ini ingin saya gunakan untuk mempererat kembali hubungan antar umat beragama, ingin mengikatkan dan merajut kembali komitmen pada kebangsaan, dan juga untuk mempererat kembali makna persatuan dan kesatuan, dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah mentradisikan kembali tradisi dialog, tradisi musyawarah dalam Islam dan dalam kebangsaan.
Dan terakhir, tentu saja menegakkan tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, keadilan untuk semua karena keadilan itu akan menjadi satu instrumen agar kita menjadi bangsa yang setara, sejahtera dan makmur.
Pada segmen kedua nanti, saya ingin mengajak umat Islam untuk merenungkan kembali makna Ramadhan yang sesuai dengan makna Pancasila, sesuai semangat kebinekaan, dan semangat keadilan sosial dan semangat tradisi dialog yang persuasif dan rasional, dan juga semangat kita untuk menata kembali Indonesia yang tercerai-berai karena perbedaan politik, karena perbedaan agama dan perbedaan pandangan. Karena itu, kita harus bersatu padu untuk kebinekaan, untuk Indonesia yang berbhineka Tunggal Ika, dan juga untuk Islam yang lebih ramah terhadap sesama, lebih ramah terhadap mereka yang berbeda agama, dan juga lebih mengayomi kepada mereka yang berbeda dan juga mereka keyakinan dengan kita.
Ramadhan selalu mengajak kita untuk ingat asal usul kita, yaitu kita berasal dari Tuhan dan kita akan kembali kepada Tuhan. Karena itu, ibadah Ramadhan ini kita berorientasi pada ketuhanan, ketuhanan menjadi asal dari hidup kita, dan juga kita akan kembali pada Tuhan.
Karena itu, semangat Ramadhan ini kita penuhi dengan berbagai ibadah ritual, yang muara semua ibadah itu yang mengarahkan kita mendekatkan diri pada Tuhan.
Karena itu, semangat ketuhanan ini semangat rabbaniyah adalah semangat instrisik pada diri kita yang selalu hadir pada diri kita, dan karena itu Ramadhan kali ini momentum kita untuk mengingat kembali pesan-pesan ketuhanan yang harus mewarnai kehidupan kita.
Saya ingin mengontekstualisasi makna Ramadhan yang berorientasi pada ketuhanan ini pada sila pertama dalam Pancasila yaitu adalah semangat ketuhanan yang maha esa.
Itu menunjukkan bahwa para founding fathers kita, para pendiri bangsa kita mengingatkan kita pada aspek ketuhanan, bahwa kita ini bangsa yang religius, bangsa yang selalu bersyukur pada apa yang Tuhan berikan kepada kita, dan kita memperoleh Ramadhan itu berkat rahmat Tuhan itu sendiri. Karena itu, pencerahan kita di Indonesia yang kita sebut sebagai Indonesian in the enligment revolution, itu murni berkat rahmat Tuhan.
Kita yang dikenal sebagai negara yang berada ketuhanan, negara yang agamis dan religius. Terus, bagaimana dengan mereka yang tidak beragama, yang tidak memeluk agama.
Agus Salim salah satu tokoh Islam yang sangat terkenal, termasuk orang yang sangat disegani dan dihormati karena pikirannya yang brilian untuk memberikan kebebasan kepada mereka yang tidak beragama sekalipun, untuk tidak menghakimi apa yang diyakininya.
Landasannya apa, landasannya dalam segi agama Islam adalah, lakum din nukum waliyadin. Untukku agama ku, dan untuk mu agama mu. Kalian diberikan kebebasan untuk meyakini apa yang anda yakini, agama yang anda yakini,i keyakinan yang anda yakini, tetapi kita juga memberikan kebebasan kepada mereka yang tidak meyakini Tuhan, tidak meyakini adanya Tuhan, landasannya apa, landasannya adalah by virtue of human being, berkat dan harkatnya dirinya menjadi manusia itulah dia berhak memperoleh hak, memperoleh kebebasan, memperoleh perlakuan yang setara, dan juga berhak memperoleh apa yang dilakukannya yang dia yakini, dan kita tidak boleh mempersekusi terhadap mereka yang berbeda agama, berbeda keyakinan dan bahkan berbeda sekalipun mereka tidak beragama.
Landasannya adalah kepada mereka yang tidak meyakini adanya Tuhan, tugas kita adalah memberikan argumen yang persuasif, yang dialogis agar mereka bisa diajak dialog bersama.
Itu saya kira ingin menekankan aspek ketuhanan ini, aspek yang memberikan satu fundamental yang prinsipil bagi umat beragama dan umat agama lain untuk berdiri setara untuk memperoleh kesetaraan, memperoleh hak beragama dan untuk memperoleh hak yang setara untuk mendirikan rumah ibadah, dan saya kira tidak berhak melarang umat lain mendirikan rumah ibadah, dan juga menjalankan keyakinan. Karena itu, kebebasan ini di berikan kepada semua warga negara, apapun agamanya, apapun keyakinannya, berhak untuk hidup dan berhak untuk diperlakukan setara di Indonesia. Karena itu, itu yang saya kira ingin disampaikan pesan keagamaan dalam ramadhan kali ini.
Pesan kedua, pesan kemanusiaan. Kemanusiaan yang adil dan beradab. Dan ini juga pesan Islam yang penting sekali dalam bulan ramadhan kali ini, bahwa dibulan suci Ramadhan ini menekankan aspek kemanusiaan, kita di asah agar kita peka terhadap sesama, terhadap mereka yang fakir miskin, mereka yang tidak bisa hidup yang layak, karena itu perlu kita santuni, kita muliakan, karena alasan kemanusiaan itu sendiri.
Alasan yang tidak kalah pentingnya adalah pesan dari Tuhan agar kita mengasihi terhadap sesama manusia, agar kita juga selalu punya sikap welas asih terhadap sesama, terlepas dari apapun agamanya dan juga terlepas apapun orientasi keyakinannya, tugas kita adalah selalu menjunjung tinggi harkat martabat manusia, dan selalu berpegang teguh pada kemanusiaan itu sendiri yang adil dan beradab.
Pesan ke-tiga yang tidak kalah pentingnya adalah, dalam memaknai Ramadhan ini terkait dengan semangat Pancasila adalah pesan persatuan Indonesia. Akhir-akhir ini, dalam beberapa tahun terakhir ini persatuan dan kesatuan kita sedang dalam ancaman, kita baik umat Islam dan umat non-islam mengalami keretakan (defity society) masyarakat terbelah, karena itu semangat yang ingin kita ingatkan pada bukan ramadhan ini adalah pesan persatuan ditengah kebinekaan.
Karena itu, falsafah kita berbangsa adalah falsafah Bhineka Tunggal Ika, motto kita bahwa kita berbeda-beda tetapi kita tetap satu jua, berbeda-beda dari segi suku, agama, ras, golongan dan budaya. Meskipun kita berbeda-beda tetapi kita diikat oleh satu komitmen, satu cita-cita, satu kebersamaan betapa pentingnya kita menjadi satu bangsa yang menjunjung persatuan dan kebinekaan.
Keempat adalah kerakyatan, pesan Pancasila adalah kerakyatan. kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dan perwakilan. Dan ini penting sekali bahwa kita ini harus selalu berorientasi pada rakyat, rakyat itu adalah mereka yang hidup secara umum dalam situasi yang cukup memprihatinkan, yang rata-rata hidup dalam kemiskinan, kefakiran. Karena itu, orientasi keislaman kita, orientasi keagamaan kita adalah orientasi pada kerakyatan itu sendiri. Nabi Muhammad Saw berpesan kepada Aisyah ra, jika engkau ingin dekat kepada Tuhan maka dekatlah pada rakyat. Karena rakyat inilah mereka yang digembalakan, mereka yang seringkali nasibnya tidak beruntung, bukan karena mereka tidak berusaha, bukan karena mereka tidak bekerja tetapi karena mereka tidak memperoleh kesempatan yang sama, tidak memperoleh pendidikan yang baik sehingga mereka tidak memperoleh satu kemajuan untuk diri mereka sendiri.
Karena itu, ramadhan kali ini orientasi keagamaan yang bervisi pada kerakyatan. Karena itu misalnya, Tuhan mengingatkan kita bahwa, tahukah kalian siapakah yang mendustakan agama? Tuhan memberikan jawaban, yakni mereka yang menghardik anak yatim, dan tidak memberikan makan para fakir miskin. Karena itu, rakyat yang hidup miskin, yang tidak mampu hidup layak itu harus menjadi perhatian kita semuanya, rakyat disini maknanya inklusif mencakup semuanya, karena itu ketika umat Islam ingin berbagi pada sesama, jangan liat agamanya apa, yang kita lihat adalah mereka manusia yang butuh kasih sayang, dan juga butuh perhatian welas asih dari kita, karena itu kita harus senantiasa memberikan yang terbaik pada rakyat kita.
Yang terakhir adalah, Keadilan sosial. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan ini adalah pesan yang diwariskan oleh bapak pendiri bangsa (founding fathers) agar kita selalu mewujudkan keadilan bagi seluruh warga negara untuk Indonesia. Karena itu keadilan sosial (justice for all) bagi kita adalah keadilan sosial bagi semuanya, agar kita lebih punya perhatian dan kepekaan sosial kepada mereka yang terpinggirkan, terutama kepada mereka rakyat yang tidak memperoleh hidup yang layak, karena itu kepada mereka yang diberikan rezeki yang cukup besar, Ramadhan ini mengajak kalian semua yang diberikan rezeki lebih untuk memberikan sedekah, zakat, dan memberikan sedikit yang anda peroleh untuk diberikan kepada mereka yang hidupnya tidak layak, itu bagian dari semangat untuk mewujudkan keadilan sosial itu sendiri karena keadilan sosial ini pesan Pancasila dan sekaligus pesan agama, agama selalu mengajak kita untuk menegakkan keadilan dan juga pesan Tuhan yang abadi, yang harus selalu kita ingatkan pada sesama, agar kita semua bisa bersikap adil kepada mereka yang tidak memperoleh kehidupan yang layak.
Solusi bagaimana mewujudkan pesan keislaman dan sekaligus pesan bangsa dalam sila-sila Pancasila, dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pesan integralisme satu kesatuan bangsa, pesan keislaman dan juga pesan yang tercantum dalam lima sila Pancasila.
Keislaman kita harus menjadi satu kesatuan yang integral antara pesan agama dan kesan bangsa, saya menyadari betul umat Islam bahwa pesan keislaman itu adalah pesan yang senafas yang tertuang dalam lima sila Pancasila itu sendiri. Karena itu, kita perlu ingatkan kembali bahwa ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan itulah sebenarnya pesan keislaman dan kebangsaan itu sendiri.
Dan karena itu, Ramadhan ini menjadi momentum yang tepat sekali untuk selalu mengingat bahwa keislaman kita harus selaras, harus senafas dengan semangat Pancasila itu sendiri. Ini satu kesatuan yang tidak terpisahkan, berislam secara benar adalah beragama yang selalu menjunjung tinggi semangat ketuhanan, menyadari bahwa ketuhanan selalu hadir dalam hidup kita, dan Tuhan selalu membimbing kita ke jalan yang benar, dan juga berislam yang benar adalah beragama yang selalu menjunjung tinggi pada aspek kemanusiaan itu sendiri, aspek yang menjadi pesan dari bapak pendiri bangsa (founding fathers). Berislam yang secara benar adalah berislam yang selalu menjaga persatuan, karena itu persatuan itu harus menjadi pesan agama dan sekaligus pesan dari bapak pendiri bangsa. Dan keempat adalah, berislam secara benar adalah berislam secara yang selalu berorientasi pada kerakyatan, kita harus selalu punya kepekaan sosial, dana kepekaan kemanusiaan pada rakyat yang hidupnya tidak begitu sejahtera, makmur dan hidupnya selalu berada dalam kesusahan. Karena itu, orientasi keislaman kita dan orientasi Ramadhan ini orientasi yang selalu berujung pada dimensi kerakyatan, dimensi yang selalu mengingatkan kepada kita bahwa kita harus mencintai fakir miskin, kita harus mencintai rakyat dan kita harus mencintai pada hidup mereka yang tidak seberuntung kita, dan terakhir adalah berislam secara benar adalah berislam yang selalu berorientasi pada ikhtiar untuk mewujudkan keadilan, karena itu keadilan adalah pesan inti dari Islam itu sendiri, dan karena itu kalau kita mewujudkan keadilan pada dimensi keagamaan maka disini kita dapat mewujudkan keadilan pada dimensi keindonesiaan. Karena itu, keislaman itu harus menjadi satu kesatuan dengan kebangsaan, dengan keindonesiaan, dan kita harus selalu menumbuhkan sikap optimisme bahwa Islam yang kita bawa, Islam yang kita yakini, Islam yang kita anut, Islam yang kita jalani sehari-hari adalah Islam yang menjadi bagian integral dari kehidupan kita berbangsa, bertanah air dan bernegara. Karena itu, kita selalu diingatkan bahwa cinta Tanah air adalah bagian dari keimanan, karena itu keimanan yang benar adalah keimanan yang berujung pada kecintaan yang tulus kita pada tanah air, kita lahir di Indonesia, kita tumbuh di Indonesia, kita besar di Indonesia, dan juga kita tua di Indonesia, dan bahkan kita mati di Indonesia. Karena itu, kita harus selalu mencintai tanah air kita apapun kondisinya, harus selalu kita cintai, harus selalu kita pupuk, harus selalu kita diberikan yang terbaik untuk bangsa ini, memberikan yang tebaik untuk bangsa itu adalah bagian dari keimanan yang kita yakini, bagian dari pesan Islam yang kita jalankan, karena itu kita harus selalu memberikan yang terbaik untuk umat dan untuk bangsa.
Demikianlah, semoga pesan ini memberikan manfaat buat kita semua, umat Islam dan juga warga negara Indonesia dan untuk kita semua memperoleh berkah dari Ramadhan yang mulia.
memperoleh hak, memperoleh kebebasan, memperoleh perlakuan yang setara, dan juga berhak memperoleh apa yang dilakukannya yang dia yakini, dan kita tidak boleh mempersekusi terhadap mereka yang berbeda agama, berbeda keyakinan dan bahkan berbeda sekalipun mereka tidak beragama.
Landasannya adalah kepada mereka yang tidak meyakini adanya Tuhan, tugas kita adalah memberikan argumen yang persuasif, yang dialogis agar mereka bisa diajak dialog bersama.
Itu saya kira ingin menekankan aspek ketuhanan ini, aspek yang memberikan satu fundamental yang prinsipil bagi umat beragama dan umat agama lain untuk berdiri setara untuk memperoleh kesetaraan, memperoleh hak beragama dan untuk memperoleh hak yang setara untuk mendirikan rumah ibadah, dan saya kira tidak berhak melarang umat lain mendirikan rumah ibadah, dan juga menjalankan keyakinan. Karena itu, kebebasan ini di berikan kepada semua warga negara, apapun agamanya, apapun keyakinannya, berhak untuk hidup dan berhak untuk diperlakukan setara di Indonesia.
Karena itu, itu yang saya kira ingin disampaikan pesan keagamaan dalam ramadhan kali ini.
Pesan kedua, pesan kemanusiaan. Kemanusiaan yang adil dan beradab. Dan ini juga pesan Islam yang penting sekali dalam bulan ramadhan kali ini, bahwa dibulan suci Ramadhan ini menekankan aspek kemanusiaan, kita di asah agar kita peka terhadap sesama, terhadap mereka yang fakir miskin, mereka yang tidak bisa hidup yang layak, karena itu perlu kita santuni, kita muliakan, karena alasan kemanusiaan itu sendiri.
Alasan yang tidak kalah pentingnya adalah pesan dari Tuhan agar kita mengasihi terhadap sesama manusia, agar kita juga selalu punya sikap welas asih terhadap sesama, terlepas dari apapun agamanya dan juga terlepas apapun orientasi keyakinannya, tugas kita adalah selalu menjunjung tinggi harkat martabat manusia, dan selalu berpegang teguh pada kemanusiaan itu sendiri yang adil dan beradab.
Pesan ke-tiga yang tidak kalah pentingnya adalah, dalam memaknai Ramadhan ini terkait dengan semangat Pancasila adalah pesan persatuan Indonesia.
Akhir-akhir ini, dalam beberapa tahun terakhir ini persatuan dan kesatuan kita sedang dalam ancaman, kita baik umat Islam dan umat non-islam mengalami keretakan (defity society) masyarakat terbelah, karena itu semangat yang ingin kita ingatkan pada bukan ramadhan ini adalah pesan persatuan ditengah kebinekaan.
Karena itu, falsafah kita berbangsa adalah falsafah Bhineka Tunggal Ika, motto kita bahwa kita berbeda-beda tetapi kita tetap satu jua, berbeda-beda dari segi suku, agama, ras, golongan dan budaya. Meskipun kita berbeda-beda tetapi kita diikat oleh satu komitmen, satu cita-cita, satu kebersamaan betapa pentingnya kita menjadi satu bangsa yang menjunjung persatuan dan kebinekaan.
Keempat adalah kerakyatan, pesan Pancasila adalah kerakyatan. kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dan perwakilan.
Dan ini penting sekali bahwa kita ini harus selalu berorientasi pada rakyat, rakyat itu adalah mereka yang hidup secara umum dalam situasi yang cukup memprihatinkan, yang rata-rata hidup dalam kemiskinan, kefakiran. Karena itu, orientasi keislaman kita, orientasi keagamaan kita adalah orientasi pada kerakyatan itu sendiri. Nabi Muhammad Saw berpesan kepada Aisyah ra, jika engkau ingin dekat kepada Tuhan maka dekatlah pada rakyat. Karena rakyat inilah mereka yang digembalakan, mereka yang seringkali nasibnya tidak beruntung, bukan karena mereka tidak berusaha, bukan karena mereka tidak bekerja tetapi karena mereka tidak memperoleh kesempatan yang sama, tidak memperoleh pendidikan yang baik sehingga mereka tidak memperoleh satu kemajuan untuk diri mereka sendiri.
Karena itu, ramadhan kali ini orientasi keagamaan yang bervisi pada kerakyatan. Karena itu misalnya, Tuhan mengingatkan kita bahwa, tahukah kalian siapakah yang mendustakan agama? Tuhan memberikan jawaban, yakni mereka yang menghardik anak yatim, dan tidak memberikan makan para fakir miskin. Karena itu, rakyat yang hidup miskin, yang tidak mampu hidup layak itu harus menjadi perhatian kita semuanya, rakyat disini maknanya inklusif mencakup semuanya, karena itu ketika umat Islam ingin berbagi pada sesama, jangan liat agamanya apa, yang kita lihat adalah mereka manusia yang butuh kasih sayang, dan juga butuh perhatian welas asih dari kita, karena itu kita harus senantiasa memberikan yang terbaik pada rakyat kita.
Yang terakhir adalah, Keadilan sosial. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Keadilan ini adalah pesan yang diwariskan oleh bapak pendiri bangsa (founding fathers) agar kita selalu mewujudkan keadilan bagi seluruh warga negara untuk Indonesia. Karena itu keadilan sosial (justice for all) bagi kita adalah keadilan sosial bagi semuanya, agar kita lebih punya perhatian dan kepekaan sosial kepada mereka yang terpinggirkan, terutama kepada mereka rakyat yang tidak memperoleh hidup yang layak, karena itu kepada mereka yang diberikan rezeki yang cukup besar, Ramadhan ini mengajak kalian semua yang diberikan rezeki lebih untuk memberikan sedekah, zakat, dan memberikan sedikit yang anda peroleh untuk diberikan kepada mereka yang hidupnya tidak layak, itu bagian dari semangat untuk mewujudkan keadilan sosial itu sendiri karena keadilan sosial ini pesan Pancasila dan sekaligus pesan agama, agama selalu mengajak kita untuk menegakkan keadilan dan juga pesan Tuhan yang abadi, yang harus selalu kita ingatkan pada sesama, agar kita semua bisa bersikap adil kepada mereka yang tidak memperoleh kehidupan yang layak.
Solusi bagaimana mewujudkan pesan keislaman dan sekaligus pesan bangsa dalam sila-sila Pancasila, dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pesan integralisme satu kesatuan bangsa, pesan keislaman dan juga pesan yang tercantum dalam lima sila Pancasila.
Keislaman kita harus menjadi satu kesatuan yang integral antara pesan agama dan kesan bangsa, saya menyadari betul umat Islam bahwa pesan keislaman itu adalah pesan yang senafas yang tertuang dalam lima sila Pancasila itu sendiri. Karena itu, kita perlu ingatkan kembali bahwa ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan itulah sebenarnya pesan keislaman dan kebangsaan itu sendiri.
Dan karena itu, Ramadhan ini menjadi momentum yang tepat sekali untuk selalu mengingat bahwa keislaman kita harus selaras, harus senafas dengan semangat Pancasila itu sendiri. Ini satu kesatuan yang tidak terpisahkan, berislam secara benar adalah beragama yang selalu menjunjung tinggi semangat ketuhanan, menyadari bahwa ketuhanan selalu hadir dalam hidup kita, dan Tuhan selalu membimbing kita ke jalan yang benar, dan juga berislam yang benar adalah beragama yang selalu menjunjung tinggi pada aspek kemanusiaan itu sendiri, aspek yang menjadi pesan dari bapak pendiri bangsa (founding fathers). Berislam yang secara benar adalah berislam yang selalu menjaga persatuan, karena itu persatuan itu harus menjadi pesan agama dan sekaligus pesan dari bapak pendiri bangsa. Dan keempat adalah, berislam secara benar adalah berislam secara yang selalu berorientasi pada kerakyatan, kita harus selalu punya kepekaan sosial, dana kepekaan kemanusiaan pada rakyat yang hidupnya tidak begitu sejahtera, makmur dan hidupnya selalu berada dalam kesusahan. Karena itu, orientasi keislaman kita dan orientasi Ramadhan ini orientasi yang selalu berujung pada dimensi kerakyatan, dimensi yang selalu mengingatkan kepada kita bahwa kita harus mencintai fakir miskin, kita harus mencintai rakyat dan kita harus mencintai pada hidup mereka yang tidak seberuntung kita, dan terakhir adalah berislam secara benar adalah berislam yang selalu berorientasi pada ikhtiar untuk mewujudkan keadilan, karena itu keadilan adalah pesan inti dari Islam itu sendiri, dan karena itu kalau kita mewujudkan keadilan pada dimensi keagamaan maka disini kita dapat mewujudkan keadilan pada dimensi keindonesiaan. Karena itu, keislaman itu harus menjadi satu kesatuan dengan kebangsaan, dengan keindonesiaan, dan kita harus selalu menumbuhkan sikap optimisme bahwa Islam yang kita bawa, Islam yang kita yakini, Islam yang kita anut, Islam yang kita jalani sehari-hari adalah Islam yang menjadi bagian integral dari kehidupan kita berbangsa, bertanah air dan bernegara. Karena itu, kita selalu diingatkan bahwa cinta Tanah air adalah bagian dari keimanan, karena itu keimanan yang benar adalah keimanan yang berujung pada kecintaan yang tulus kita pada tanah air, kita lahir di Indonesia, kita tumbuh di Indonesia, kita besar di Indonesia, dan juga kita tua di Indonesia, dan bahkan kita mati di Indonesia. Karena itu, kita harus selalu mencintai tanah air kita apapun kondisinya, harus selalu kita cintai, harus selalu kita pupuk, harus selalu kita diberikan yang terbaik untuk bangsa ini, memberikan yang tebaik untuk bangsa itu adalah bagian dari keimanan yang kita yakini, bagian dari pesan Islam yang kita jalankan, karena itu kita harus selalu memberikan yang terbaik untuk umat dan untuk bangsa.
Demikianlah, semoga pesan ini memberikan manfaat buat kita semua, umat Islam dan juga warga negara Indonesia dan untuk kita semua memperoleh berkah dari Ramadhan yang mulia.