BeritaPendidikanTokoh

Dr. Dahnil Anzar Simajuntak: Mari Meneladani Inklusifitas Beragama K.H Ahmad Dahlan

2 Mins read

Prihatin akan maraknya pemahaman agama yang cenderung ekslusif, Dr. Dahnil Anzar Simanjuntak mengajak generasi muda untuk meneladani pemahaman inklusifitas dari K.H Ahmad Dahlan. Menurutnya sosok pendiri Muhammadiyah ini, bisa menjadi role model bagi generasi muda terutama muslim, dalam memposisikan diri sebagai penerus cita-cita bapak bangsa. Hal ini disampaikan pada pengisian materi V kegiatan Akademi Bapak Bangsa (14/05) yang diadakan Matahari Pagi Indonesia (MPI) di Jakarta. Dirinya menjabarkan bahwa sejak kecil K.H Ahmad Dahlan mendapat pendidikan keagamaan tradisional dari Ayahnya, yang kebetulan Imam Masjid Gede Kauman. Kemudian sepulang dari Makkah, K.H Ahmad Dahlan dipengaruhi pemikiran Sayid Ridha & Jamaluddin Al afghani tentang Pan-Islamisme. Namun dirinya menegaskan bahwa Pan-Islamisme yang dipahami K.H Ahmad Dahlan, jauh berbeda dengan pemahaman Pan-Islamisme ala Khilafah.

”Beliau (K.H Ahmad Dahlan) memahami bahwa Pan-Islamisme adalah alat untuk memajukan bangsa-bangsa Muslim untuk duduk setara dengan bangsa-bangsa Non-Muslim, yang notabene saat itu adalah penjajah bangsa-bangsa Muslim”, ujarnya dalam menjelaskan dihadapan puluhan peserta kegiatan.

K.H Ahmad Dahlan pada akhirnya terpanggil untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, agar Ummat Islam khususnya di Indonesia memperoleh kesetaraan. Menurutnya pendidikan, adalah gerbang utama dalam kehidupan ummat sebelum bernegara.

”Jalan Pendidikan adalah investasi utama untuk memastikan kita bisa menjadi bangsa yang dalam bahasa mbah Dahlan: berkemajuan”, lanjutnya.

Untuk itu beliau belajar banyak role model organisasi modernis, mulai dari Budi Utomo hingga Syarikat Islam. Cara pandang ini berbeda dengan H.O.S Cokroaminoto, tokoh Syarikat Islam yang beranggapan bahwa Ummat Islam di Indonesia wajib merdeka sebagai sebuah negara berdaulat.

”Melalui Pendekatannya kognitif (keilmuan) yang disertai Afeksi (Aksi/Amal) dan Psikomotorik (Bergerak berdasarkan Ilmu), K.H Ahmad Dahlan memulai itu semua”, sambung Wakil Kepala Badan Haji RI ini.

Baca...  FISIP UHAMKA Gelar Pelatihan Menulis Berita Bagi SMA Muhammadiyah 25 Pamulang

Dahnil pun mengisahkan ketika K.H Ahmad Dahlan berupaya meluruskan Kiblat yang salah di Masjid Gede. Akantetapi mendapat pertentangan sehingga ia ”menepi” dan mendirikan langgar (mushola). Inklusifitas K.H Ahmad Dahlan juga teruji saat beliau bersedia menjadi guru agama bagi sekolah ”Kwekschool”, sekolah yang didirikan Belanda. Hujatan yang beliau terima semakin menjadi-jadi, mulai dari antek Belanda hingga sebutan Kafir. Akan tetapi beliau tetap teguh dengan prinsip Inklusifitas.

Salah satu Inklusifitas beragama K.H Ahmad Dahlan ketika ditanya oleh seorang muridnya Priyayi yang cenderung sekuler-liberal, tentang makna agama. Dirinya tidak langsung marah ataupun mengeluarkan dalil. Namun, beliau memberikan sebuah biola kepada muridnya untuk dapat dimainkan. Akantetapi karena muridnya kurang mahir, maka nadanya sumbang. Hal berbeda ketika beliau memainkan biola yang sama, dimana alunannya terdengar indah.

“Seperti itulah Agama bagi manusia, bila ia tahu caranya (pedoman/syariat) maka akan menjadi harmoni yang Indah”, pungkasnya menirukan pesan K.H Ahmad Dahlan.

Olehsebab itu Dr. Dahnil berpesan agar generasi muda dapat meneladani pemahaman inklusifitas tersebut. Dirinya menegaskan bahwa dengan kondisi perkembangan pesat teknologi saat ini,jangan sampai generasi muda terkotak-kotak dalam pemahaman yang eksklusif dan sempit, yang berdampak pada perpecahan bangsa. Dirinya juga mendorong generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam perkembangan peradaban bangsa melalui budaya literasi dan memperbanyak aktivisme yang positif.

29 posts

About author
Penggemar Buku, Teh, Kopi, Coklat dan senja. Bekerja paruh lepas menjadi Redaktur Kuliahalislam.com .Lekat dengan dunia aktivisme, Saat ini diamanahkan sebagai Bendahara Umum PCM Cilandak,Jakarta Selatan periode 2022-2027 dan Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Pengurus Besar Gerakan Pemuda Persaudaraan Muslim Indonesia (PARMUSI) periode 2024-2027.
Articles
Related posts
BeritaSUMU

SUMU Kota Batu Gelar Kopdar Merdeka: Memerdekakan UMKM untuk Kesejahteraan Bersama

1 Mins read
Kota Batu – Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) Kota Batu kembali menggelar Kopdar Merdeka untuk kedua kalinya sejak resmi terbentuk. Acara ini berlangsung…
BeritaSUMU

SUMU Resmi Luncurkan Serikat Imers Muhammadiyah

1 Mins read
Yogyakarta – Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) resmi meluncurkan Serikat Imers (Internet Marketers) Muhammadiyah melalui acara Kick-Off yang digelar pada Kamis (14/8/25). Inisiatif…
KeislamanTokoh

Rasuna Said Pejuang Perempuan Indonesia

3 Mins read
Kuliahalislam. Rangkayo Rasuna Said lahir di Maninjau, Sumatra Barat, 14 September 1910 M dan wafat di Jakarta, 02 November 1965 M. Ia…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights