Pada era globalisasi yang semakin menyatukan dunia, kita hidup dalam masyarakat yang semakin beragam. Namun, di sisi lain, kita juga menyaksikan meningkatnya konflik dan perpecahan yang didasari oleh perbedaan. Dalam keberagaman yang mewarnai dunia ini, kita seringkali bertanya-tanya, “Mengapa kita begitu berbeda?” Al-Quran, sebagai kitab suci umat Islam sekaligus petunjuk hidup bagi umat manusia, memberikan jawaban yang mendalam mengenai hal ini.
Salah satu ayat yang sering dijadikan rujukan dalam menegaskan keberagaman umat manusia adalah Surah Al-Hujurat ayat 13. Ayat ini hadir sebagai sebuah pesan universal yang mengajak kita untuk membangun dunia yang lebih harmonis dan toleran. Ayat ini bahkan tidak hanya menyoroti keberagaman manusia, tetapi juga memberikan pesan penting tentang persatuan dan kesetaraan di hadapan Allah SWT. Dalam Surah Al-Hujurat ayat 13, Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.”
Secara tekstual, ayat ini secara jelas menyatakan bahwa seluruh umat manusia berasal dari satu asal-usul, yaitu Adam dan Hawa. Perbedaan warna kulit, bahasa, budaya, dan suku bangsa adalah semata-mata sebagai sarana untuk saling mengenal dan memahami satu sama lain.
Tinjauan terhadap Tafsir Ibnu Kathir dan Al-Qurthubi
Ibnu Kathir, dalam tafsirnya, memberikan penafsiran yang mendalam mengenai ayat ini. Beliau menjelaskan bahwa perbedaan di antara manusia merupakan sunnatullah yang bertujuan agar manusia saling mengenal dan tidak merasa sombong. Ibnu Kathir juga menekankan bahwa kemuliaan seseorang semata-mata adalah karena ketakwaannya. Beliau mengingatkan kita untuk tidak berbangga diri dengan keturunan atau asal-usul, karena yang dinilai oleh Allah adalah keimanan dan amal perbuatan kita.
Sedangkan Al-Qurthubi dalam tafsirnya, memberikan penafsiran yang sangat komprehensif terhadap ayat ini. Beliau tidak hanya menjelaskan makna literal ayat, tetapi juga menghubungkannya dengan berbagai aspek kehidupan. Al-Qurthubi menekankan bahwa perbedaan di antara manusia merupakan hikmah Allah SWT yang bertujuan untuk menguji iman dan kesabaran manusia. Beliau juga menegaskan bahwa kemuliaan seseorang semata-mata karena ketakwaannya.
Surah Al-Hujurat ayat 13 ini mengandung beberapa poin penting terkait keberagaman manusia, di antaranya:
- Asal Usul Manusia
Ayat ini dimulai dengan penegasan bahwa semua manusia diciptakan dari satu sumber, yaitu seorang laki-laki dan seorang perempuan. Ini adalah pengingat bahwa perbedaan yang ada di antara kita—baik itu etnis, budaya, maupun agama—adalah bagian dari rencana Allah. Kesamaan asal usul ini seharusnya menjadi dasar bagi kita untuk saling menghormati dan memahami.
- Berbangsa-bangsa dan Bersuku-suku
Allah menciptakan manusia dalam berbagai bangsa dan suku dengan tujuan agar kita saling mengenal. Di sini, kata “saling mengenal” mengandung makna yang dalam. Bukan hanya sekadar mengenal secara fisik atau budaya, tetapi juga memahami nilai-nilai dan perspektif yang berbeda. Hal ini dapat memperkuat ikatan sosial dan mengurangi prasangka serta diskriminasi.
- Derajat Ketakwaan
Ayat ini kemudian menekankan bahwa yang membedakan derajat manusia di hadapan Allah bukanlah suku atau bangsa, melainkan ketakwaan. Ini adalah pesan penting yang menegaskan bahwa nilai seseorang di mata Allah tidak ditentukan oleh latar belakangnya, tetapi oleh seberapa baik ia menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran-Nya. Dengan demikian, semua manusia memiliki potensi yang sama untuk menjadi mulia di sisi Allah.
Implikasi Sosial dalam Kehidupan Modern
Dalam konteks dunia yang semakin global dan terhubung, pesan Surah Al-Hujurat ayat 13 menjadi semakin relevan. Ayat ini mengajak kita untuk:
- Menghargai Keberagaman
Tafsir dari ayat ini mendorong kita untuk menghargai keragaman yang ada di masyarakat. Dalam dunia yang semakin global, perbedaan budaya, bahasa, dan tradisi menjadi hal yang tidak terhindarkan. Menghargai keragaman ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang harmonis, tetapi juga memperkaya kehidupan sosial dan budaya.
- Membangun Toleransi
Pesan dalam ayat ini sangat relevan dalam konteks toleransi. Ketika kita memahami bahwa semua manusia berasal dari sumber yang sama dan diciptakan berbeda untuk saling mengenal, kita dapat membangun sikap saling menghormati. Toleransi adalah kunci untuk mengurangi konflik dan menciptakan masyarakat yang damai.
- Meningkatkan Ketakwaan
Akhirnya, penekanan pada ketakwaan sebagai ukuran kemuliaan seseorang mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam pandangan sempit yang menilai orang berdasarkan latar belakang mereka. Dalam konteks sosial, ini berarti bahwa setiap individu harus diberi kesempatan untuk menunjukkan kebaikan dan kontribusinya, tanpa memandang asal-usulnya.
Surah Al-Hujurat ayat 13 ini mengandung pesan yang sangat relevan dalam konteks kehidupan masyarakat masa sekarang. Ayat ini mengajarkan kita untuk menerima keberagaman umat manusia dan tidak memandang rendah orang lain berdasarkan perbedaan latar belakang. Sebaliknya, kita harus saling mengenal, memahami, dan menghargai satu sama lain demi membangun kehidupan yang harmonis. Ayat ini juga mengajak kita untuk melihat perbedaan sebagai sebuah keindahan dan bukan sebagai alasan untuk membenci atau mendiskriminasi.
Dengan memahami bahwa kita semua berasal dari satu sumber dan diciptakan berbeda untuk saling mengenal, kita dapat menciptakan dunia yang lebih harmonis dan penuh toleransi. Mari kita menghargai warna-warni umat manusia, dan fokus pada nilai ketakwaan yang sejati sebagai landasan dalam berinteraksi dengan sesama. Dengan cara ini, kita dapat membangun jembatan yang menghubungkan perbedaan dan merayakan kesamaan kita sebagai umat manusia.
Nama lengkap : Farahdilla Aulia Nafi’a
Domisili : Surabaya
Kontak : 087855695350
Media sosial (Instagram) : @its.fu._.ara
Profile singkat: Farahdilla Aulia Nafi’a, Mahasiswi Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, UIN Sunan Ampel Surabaya