Di era modern ini, fenomena degradasi etika semakin marak terjadi. Perilaku seperti kurangnya rasa hormat terhadap orang tua, egoisme, hingga hilangnya rasa tanggung jawab sosial, menjadi masalah yang terus berkembang.
Fenomena ini tidak hanya mengancam kehidupan individu tetapi juga stabilitas sosial secara keseluruhan. Islam, sebagai agama yang komprehensif, memberikan solusi melalui ajaran moral dan etika yang terkandung dalam Al-Qur’an, salah satunya adalah dalam Surah Luqman ayat 14.
Penafsiran Surah Luqman Ayat 14
Allah berfirman dalam Surah Luqman ayat 14:
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Berikut ini bunyi penafsiran yang dinyatakan oleh Lembaga Kemenag RI:
Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya, terutama ibu. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah seiring makin besarnya kandungan dan saat melahirkan, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.
Jika demikian, bersyukurlah kepada-ku atas nikmat yang telah aku karuniakan kepadamu dan bersyukurlah juga kepada kedua orang tuamu karena melalui keduanya kamu bisa hadir di muka bumi ini. Hanya kepada aku tempat kembalimu dan hanya aku yang akan membalasmu dengan cara terbaik.
Meski taat kepada kedua orang tua berada pada posisi setara dengan menyembah Allah, ia tidak bersifat mutlak. Jika keduanya atau salah satunya memaksamu secara sungguh-sungguh untuk mempersekutukan aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, terlebih jika engkau tahu besarnya dosa syirik, maka janganlah engkau menaati keduanya.
Namun, jagalah hubungan baikmu dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, bahkan terbaik, selama keduanya tidak mencampuri urusan agamamu. Dan ikutilah jalan orang yang selalu kembali kepada-ku dalam segala urusannya. Kemudian, hanya kepada-ku tempat kembalimu di akhirat kelak, maka akan aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan dan aku akan memberi balasan sesuai amal perbuatanmu di dunia.
Ayat ini menekankan pentingnya birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua) sebagai bagian dari etika kehidupan. Dalam ayat ini, Allah mengingatkan manusia tentang perjuangan ibu dalam mengandung, melahirkan, dan menyusui, yang seharusnya menumbuhkan rasa syukur dan penghormatan yang mendalam terhadap orang tua. Selain itu, ayat ini juga mengaitkan rasa syukur kepada orang tua dengan rasa syukur kepada Allah, menunjukkan hubungan yang erat antara etika interpersonal dan spiritualitas.
Degradasi Etika: Akar Masalah
Degradasi etika, termasuk hilangnya rasa hormat kepada orang tua dan lingkungan sosial, dapat disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya adalah kurangnya pendidikan agama, dan pengaruh media sosial. Tidak adanya penanaman nilai-nilai agama sejak dini membuat generasi muda kehilangan pedoman moral yang kokoh.
Di era saat ini, keluarga dan guru yang bertugas untuk mendidik anak-anak kerap kali lalai dalam kewajibannya. Mereka saling menganggap bahwa Pendidikan moral bukanlah tanggung jawabnya. Keluarga menyerahkan Pendidikan moral anak kepada guru yang mengajar.
Sedangkan guru yang mengajar berpandangan bahwa apa yang harus diajarkan kepada anak itu hanya Pendidikan formal dalam akademik saja. Selain itu, media sosial, meskipun memiliki banyak manfaat, sering kali menjadi sumber perilaku negatif seperti egoisme, hedonisme, dan kurangnya empati.
Solusi Berdasarkan Ajaran Surah Luqman Ayat 14
Dari pengajaran Surah Luqman ayat 14, terdapat beberapa solusi untuk mengatasi degradasi etika. Pertama, penanaman rasa syukur sejak dini menjadi sangat penting. Membiasakan anak-anak untuk bersyukur kepada Allah dan orang tua sejak kecil akan membangun pondasi moral yang kuat. Orang tua dan pendidik dapat menggunakan kisah-kisah inspiratif dari Al-Qur’an untuk menanamkan nilai ini.
Kedua, peningkatan pendidikan agama yang menekankan akhlak mulia, termasuk birrul walidain, harus menjadi bagian integral dari sistem pendidikan. Hal ini akan membantu generasi muda memahami pentingnya menghormati orang tua dan sesama. Ketiga, membangun keteladanan adalah langkah yang sangat efektif. Orang tua harus menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai etika. Keteladanan ini akan lebih efektif daripada sekadar nasihat.
Keempat, pengendalian media sosial juga penting untuk mencegah paparan konten yang merusak moral. Orang tua dan masyarakat harus mendampingi anak-anak dalam menggunakan media sosial agar tidak terpapar konten yang dapat merusak moral. Terakhir, revitalisasi nilai kekeluargaan dapat menghidupkan kembali budaya keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang, sehingga menjadi tameng kuat melawan degradasi etika.
Dapat disimpulkan bahwa, Fenomena degradasi etika adalah tantangan serius yang membutuhkan perhatian dan solusi yang komprehensif. Surah Luqman ayat 14 memberikan pedoman yang jelas, yaitu pentingnya bersyukur kepada Allah dan berbakti kepada orang tua sebagai inti dari etika yang baik. Dengan menanamkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, baik melalui pendidikan agama, keteladanan, maupun kontrol sosial, diharapkan fenomena degradasi etika dapat diminimalkan, dan masyarakat dapat hidup dengan harmoni dan keberkahan.