Tafsir al-Qummi dan Tafsir al-Mizan merupakan dua karya penting dalam tradisi tafsir Syiah yang memiliki pendekatan dan karakteristik yang berbeda. Keduanya memberikan wawasan yang mendalam mengenai pemahaman Alqur’an, namun dengan metode dan fokus yang berbeda.
Tafsir Al Qummi
Tafsir al-Qummi, yang ditulis oleh Abu al-Hassan Ali bin Ibrahim al-Qummi, dikenal sebagai salah satu Tafsir klasik dalam tradisi Syiah. Tafsir ini memiliki beberapa ciri khas:
- Pendekatan Historis: Tafsir al-Qummi sering kali mengaitkan ayat-ayat Alqur’an dengan konteks sejarah dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW dan para Imam Ahlulbait. Hal ini menciptakan pemahaman yang lebih kontekstual terhadap teks-teks suci.
- Penekanan pada Ahlulbait: Dalam tafsir ini, terdapat kecenderungan untuk menyoroti dan menegaskan kedudukan Ahlulbait, terutama Ali bin Abi Talib, sebagai figur sentral dalam penafsiran ayat-ayat tertentu. al-Qummi berpendapat bahwa banyak ayat telah mengalami perubahan (taḥrif) sehingga pemahaman yang benar hanya dapat diperoleh melalui riwayat dari Ahlulbait.
- Sumber Riwayat: Tafsir ini banyak mengandalkan hadits-hadits yang berasal dari sumber-sumber Syiah, termasuk riwayat dari Imam-imam Ahlulbait, untuk menjelaskan makna ayat.
Tafsir Al Mizan
Tafsir Al-Mizan, karya Muhammad Husein Thabathabai, merupakan tafir modern yang lebih sistematis dan filosofis. Beberapa karakteristik utama dari Tafir al-Mizan meliputi:
- Metode Tafsir Alqur’an bil Qur’an: Thabathabai menggunakan metode di mana satu ayat dijelaskan dengan merujuk kepada ayat lain. Ini bertujuan untuk menunjukkan konsistensi internal dalam Alqur’an dan mengurangi ketergantungan pada sumber eksternal seperti hadits.
- Pendekatan Filosofis: Tafsir ini dikenal sebagai tafsir filosofis yang tidak hanya menjelaskan makna tekstual tetapi juga menggali makna mendalam dari ajaran-ajaran Islam. Thabathabai menekankan pentingnya rasionalitas dalam memahami teks-teks suci.
- Keterbukaan terhadap Berbagai Sumber: Meskipun berakar pada tradisi Syiah, Tafir al-Mizan menunjukkan keterbukaan terhadap pandangan Sunni dalam beberapa aspek penafsirannya. Hal ini terlihat dari penggunaan riwayat-riwayat dari kalangan Sunni untuk memperkaya pemahaman.
Perbandingan Metodologi
Aspek | Tafsir al-Qummi | Tafsir al-Mizan |
Pendekatan | Historis dan Kontekstual | Filosofis dan Sistematis |
Sumber Riwayat | Utamanya dari Ahlulbait | Menggunakan sumber Sunni dan Syi’ah |
Metode Penafsiran | Lebih tradisional | Metode Alqur’an bil Qur’an |
Fokus | Penegasan posisi Ahlulbait | Konsistensi internal Alqur’an |
Kesimpulan
Kedua tafsir ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman Alqur’an dalam tradisi Syiah. Tafsir al-Qummi lebih menekankan konteks sejarah dan posisi Ahlulbait, sementara Tafir al-Mizan menawarkan pendekatan yang lebih filosofis dan sistematis dengan fokus pada konsistensi internal teks. Keduanya saling melengkapi dalam memperkaya khazanah ilmu tafsir di kalangan umat Islam.