Jawaban jika anak bertanya apakah penyakit kanker saya hukuman dari Allah karena dosaku? Jika terkena musibah penyakit, maka mohonlah kepada Tuhan untuk kesembuhan, kesehatan, kesejahteraan dan kebahagiaan Anda. Ketahuilah bahwa kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kemiskinan, kesakitan dan kebahagiaan adalah hukum Ilahi di alam semesta yang harus diuji. Allah SWT berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗ وَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya [21]: 35).
Namun demikian, ketahuilah, bahwa sakit dan derita tidak selalu merupakan hukuman dari Allah kepada hambanya karena berbuat dosa, melainkan itu mungkin merupakan ujian bagi seseorang untuk menebus dosa-dosanya dan menaikkan derajatnya. Nabi bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مَرَضٌ فَمَا سِوَاهُ إِلاَّ حَطَّ اللَّهُ لَهُ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا
Artinya: “Tidaklah seorang muslim tertimpa oleh suatu yang tidak menyenangkan, sakit atau yang lainnya, melainkan Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya. Dan dosanya akan berguguran sebagaimana pohon menggugurkan daunnya. (HR. Muttafaq Alaih).
Kemudian Nabi bersabda lagi:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (مَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَة)
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu berkata: Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Cobaan itu akan senantiasa bersama orang yang beriman baik laki laki ataupun perempuan baik berkaitan dengan dirinya, anaknya ataupun hartanya sampai dia berjumpa dengan Allah tanpa membawa dosa.” (HR. At-Turmudzi no. 2323 dengan sanad yang shahih).
Nabi bersabda lagi:
حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ جَمِيعًا عَنْ جَرِيرٍ قَالَ زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ قَالَ دَخَلَ شَبَابٌ مِنْ قُرَيْشٍ عَلَى عَائِشَةَ وَهِيَ بِمِنًى وَهُمْ يَضْحَكُونَ فَقَالَتْ مَا يُضْحِكُكُمْ قَالُوا فُلَانٌ خَرَّ عَلَى طُنُبِ فُسْطَاطٍ فَكَادَتْ عُنُقُهُ أَوْ عَيْنُهُ أَنْ تَذْهَبَ فَقَالَتْ لَا تَضْحَكُوا فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُشَاكُ شَوْكَةً فَمَا فَوْقَهَا إِلَّا كُتِبَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَمُحِيَتْ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan [Ishaq bin Ibrahim] seluruhnya dari [Jarir]. [Zuhair] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dia berkata; “Pada suatu hari, seorang pemuda Quraisy berkunjung kepada [Aisyah], istri Rasulullah, ketika ia sedang berada di Mina. Kebetulan saat itu para sahabat sedang tertawa, hingga Aisyah merasa heran dan sekaligus bertanya; “Mengapa kalian tertawa?” Mereka menjawab; “Si fulan jatuh menimpa tali kemah hingga Iehernya (atau matanya) hampir lepas.” Aisyah berkata; “Janganlah kalian tertawa terbahak-bahak! Karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang Iebih kecil dari itu, melainkan akan ditulis baginya satu derajat dan akan dihapus satu kesalahannya.”
Penyakit adalah semacam ujian, dan Allah Yang Maha Kuasa menimpakan juga kepada beberapa nabi, dan kalian tahu bahwa para nabi itu maksum dan penyakit mereka tidak pernah menjadi hukuman dari Allah bagi mereka. Allah SWT berfirman:
وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗۤ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ
Artinya: “Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” (QS. Al-Anbiya [21]: 83).
Maka bersabarlah menghadapi ujian tersebut, dan berpuas dirilah dengan apa yang telah Allah berikan kepadamu dengan jiwa yang tenteram, dan wajiblah kamu berobat dengan yang halal, karena Allah tidak menjadikan suatu penyakit melainkan ada obat yang menyembuhkannya.
Wallahu a’lam bisshawaab.