Penulis: Sumarni*
Pada dasarnya, sebelum bumi dihuni oleh manusia yang notabenya dipercaya oleh Allah sebagai khalifah, jin terlebih dahulu menghuni bumi dan bahkan bisa dikatakan sebagai penglimanya para makhluk.
Namun ada perlakuan jin yang tidak disukai oleh Allah yaitu sifat mereka yang saling menumpahkan darah satu sama lain. Atas hal tersebut Allah mengutus para malaikat untuk membunuh seluruh jin yang ada di bumi.
Kemudian para malaikat mengikat seluruh jin dan dibuanglah mereka ke laut, sehingga sampai saat ini laut dikenal dengan banyak jinnya. Setelah bumi kosong, Allah berkata kepada malaikat bahwa Allah akan menciptakan khalifah di bumi.
Hal ini tersirat dalam cuplikan sural Al-Baqarah ayat 30 pada lafal وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً yang memiliki arti “Ingatlah, ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.”
Atas hal tersebut, Allah menemui bumi dan berkata bahwa “aku (Allah) akan menciptakan makhluk yang terbuat darimu (bumi), dimana makhluk-makhluk itu ada sebagian yang ingkar dan sebagian lagi taat. Kemudian aku (Allah) akan memasukkan yang taat ke surga dan yang ingkar ke neraka”.
Kemudian Allah memerintahkan malaikat Jibril untuk mengambil tanah untuk dijadikan manusia, namun bumi berkata kepada malaikat Jibril “wahai Jibril demi perlindungan Allah aku tidak memperbolehkanmu mengambil sebagian dariku, karena aku tidak rela sebagian dariku masuk ke dalam neraka.”
Karena bumi bersumpah dengan perkataan perlindungan Allah, maka malaikat jibril kembali kepada Allah dan berkata “wahai Allah bumi berkata atas perlindungan mu, maka aku tidak berani mengambil tanah dari bagianya.”
Kemudian Allah memerintahkan malaikat Mikail untuk mengambil sebagian tanah yang tidak berhasil malikat Jibril ambil. Namun bumi tetap berkata seperti apa yang bumi katakan kepada malaikat Jibril, sehingga malaikat Mikail juga kembali kepada Allah dan belum berhasil mengambil tanah.
Karena ketidakberhasilan dua malaikat diatas, kemudian Allah memanggil malaikat Izrail untuk turun ke bumi mengambil tanah. Malaikat Izrail turun ke bumi dengan membawa tombak serta menancapkannya ke bumi dan langsung mengabil tanah.
Di samping itu, bumi berkata “wahai Izrail aku bersumpah atas perlindungan Allah bahwa aku tidak rela sebagianku diambil.” Namun malaikat Izrail menjawab bahwa perintah Allah lebih diutamakan daripada sumpahmu.
Kemudian malaikat Izaril mengambil tanah dari berbagai arah baik atas, bawah, depan, belakang, kiri dan kanan. Bukan hanya itu, malaikat Izrail juga mengambil berbagai macam tanah baik yang lembek, keras, hitam, coklat sampai dengan tanah yang merah. inilah dasar perbedaaan manusia, yaitu berdasarkan tanah yang digunakan untuk membuatnya.
Atas keberhasilan malaikat Izrail Allah merasa heran bagaimana bisa dia berhasil padahal malaikat yang lain tidak berhasil, maka Allah memastikan dengan bertanya kepada malaikat Izrail “wahai Izrail bagaimana kamu bisa berhasil mengambil tanah dari bumi, padahal malaikat Jibril dan Mikail tidak berhasil.”
Malaikat Jibril menjawab seperti apa yang ia katakan kepada bumi, sehingga malaikat Izrail diberi tugas Allah untuk mencabut nyawa manusia atas dasar keberanianya.
Setelah kejadian tersebut, bumi selalu menangis karena ketakutan sebagian darinya akan masuk ke neraka. Namun Allah berkata bahwa makhluk yang diciptakan Allah juga akan hidup di bumi. Maka bisa dipastikan bahwa turunnya nabi Adam ke bumi, itu juga atas dasar doa bumi.
Dalam proses pembuatan nabi Adam, Allah memerintahkan malaikat Jibril mengambil air tasnim di depan pintu surga dan tanah untuk dijadikan adonan. Kemudian adonan itu didiamkan selama 40 tahun sehingga adonan tersebut menjadi lembek. Setelah lembek, didiamkan lagi selama 40 tahun sehingga adonan itu mengeras.
Karena mengeras Allah menyirami adonan tersebut dengan air hujan humum (air kesusahan) selama 40 tahun dan ditambah dengan disiram air kebahagiaan selama 1 tahun. Inilah asal usul manusia banyak susahnya daripada bahagianya.
Pada suatu ketika iblis lewat dan melihat ada adonan di depan pintu surga, kemudian iblis mengetuk adonan tersebut sebanyak 3 kali sehingga berlubang dan jadilah pusar. Atas hal itu manusia gampang tergoda oleh iblis, karena iblis tau tempat masuknnya yaitu lewat pusar.
Setelah itu, Allah memerintahkan ruh untuk manusia ke dalam jasad yang dibentuk dari adonan tersebut. Namun ruh hanya berputar-putar di atas kepala nabi Adam dan tidak mau masuk karena ruh beranggapan bahwa jasad itu gelap.
Kemudian Allah memasukan ruh ke dalam kepala nabi Adam secara terpaksa, seraya Allah berkata kepada ruh “karena kamu (ruh) masuk ke dalam jasad secara terpaksa, maka kamu juga akan keluar secara terpaksa.”
Setelah ruh masuk ke dalam kepala, ruh berjalan melewati mata sampai mata bisa melihat. Kemudian lewat hidung sehingga menimbulkan bersin untuk pertama kalinya.
Kemudian ruh sampai pada mulut, di karenakan sebelumnya terjadi bersin maka mulut mengucapkan Alhamdulillah atas dasar rasa syukur seorang hamba kepada Allah. Lafaz itulah yang pertama kali diucapkan oleh manusia sehingga Allah pun menjawab yarhamukallah.
Kemudian ruh terus masuk ke bawah sampai pada bagian lutut, nabi Adam tidak sabar hendak berdiri, namun akhirnya nabi Adam jatuh karena belum kuat. Inilah yang mendasari manusia itu selalu melakukan sesuatu secara tergesa-gesa.
Sampailah ruh pada kaki dan diikat pada pusatnya yaitu bagian jempol kaki. Sehingga hal inilah yang mendasari dicabutnya nyawa manusia melewati jempol kaki.
*) Mahasiswa STAI Syubbanul Wathon