KULIAHALISLAM.COM – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Probolinggo masa khidmat 2024-2025 resmi dilantik. Acara ini bertajuk “Satu Barisan Satu Cita, Untuk Menyongsong Probolinggo Berdaulat” bertempat di Aula RM Masada Probolinggo, Pajarakan 1 Agustus 2024.
Kepengurusan dilantik oleh Ketua 1 PKC PMII Jawa Timur, Mohammad Sa’i Yusuf. Sedangkan pembacaan SK dibacakan oleh Nuril Huda yang juga merupakan pengurus PKC PMII Jawa Timur.
Acara pelantikan ini juga dilangsungkan dengan Sarasehan Alumni yang dihadiri perkiraan 100 orang mulai dari jajaran pengurus Mabincab, IKA PMII, pengurus Cabang, Komisariat, hingga Rayon se Probolinggo. Disisi lain, juga dihadiri oleh para perwakilan pemerintah kabupaten Probolinggo, pimpinan DPRD Kabupaten Probolinggo, Bawaslu, KPU, dan beberapa lembaga lainnya.
Abdur Rozak sebagai pimpinan kepengurusan cabang PMII Probolinggo menyampaikan bahwa adanya pelantikan ini untuk mengemban tanggung jawab melanjutkan perjuangan para pendahulu.
“Kaderisasi dan gerakan merupakan DNA PMII. Oleh karena itu perbaikan kaderisasi menjadi PR kita bersama,” ungkapnya.
Dalam sambutan perdananya, Rozak mengatakan bahwa pihaknya akan terus konsisten dalam memperjuangkan nilai-nilai yang menjadi warisan dalam bingkai kaderisasi dan gerakan.
“PMII memiliki tanggung jawab besar dalam mengawal kebijakan-kebijakan, khususnya di wilayah Probolinggo yang memang selama ini sudah kami lakukan dan akan berlanjut sampai kapanpun,” jelasnya.
Melalui visinya “Bergerak dan Mengabdi” Abdur Rozak membawa narasi besar untuk menahkodai PMII Probolinggo dalam fokus pengawalan kebijakan-kebijakan dan anggaran, dan tentunya tanpa melupakan pola kaderisasi yang baik.
“Apapun yang tidak mengarah pada kemaslahatan rakyat dan akar rumput sudah semestinya perlu kami sikapi secepat mungkin,” tegasnya.
Disamping itu, Abdur Rozak melalui banyak mentornya mengatakan bahwa dalam dinamika organisasi tentunya ada naik turunnya solidaritas, pasang surutnya kepengurusan, bahkan di luar itu yang lebih penting adalah menyikapi soal era disrupsi.
“Hari ini kita bicara bagaimana soal pola critical thinking, komunikasi, kreativitas, dan kolaborasi untuk mampu survive dalam menyikapi zaman yang kian cepat perkembangannya,” tuturnya.
Melanjutkan penyampaiannya, menurut Rozak bahwa perompak bisa memporak-porandakan kebun bunga, tapi ia tidak akan pernah bisa menghalangi datangnya musim semi.
“Dengan dinamika politik hari ini kita harus mengetahui bahwa negara kita ini membutuhkan kontribusi-kontribusi besar mulai dari pemikiran dan aktualisasi sahabat-sahabat semua ke depan,” paparnya.
Jadi secara tidak langsung, Rozak ingin menyampaikan bahwa sangat tidak mungkin bahwa sahabat Thoriqul Haq akan menjadi Bupati 20 tahun. Paling lama 10 tahun. Maka siapa yang akan meneruskan tongkat estafet itu kalau bukan para kader PMII.
“Sahabat-sahabat tentunya ini memerlukan sebuah tenaga dan ide yang besar. Bahwa proses ini harus kita lalui dengan benar. Dalam kerangka proses ini kita lalui dengan impian untuk membesarkan PMII dan terus mengabdi dan berkontribusi kepada Nahdlatul Ulama’ sebagai rumah besar kita serta kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,” tambahnya.
Lebih lanjut, Dia menambahkan. “Namun ada hal yang tidak kalah pentingnya yg perlu kita siapkan, yakni Fast style management, fident management dan Top management.” Pungkasnya Ketua Cabang PMII Probolinggo.
Pewarta: Salman Akif Faylasuf. Ketua III Bidang Keagamaan PC PMII Probolinggo.
1 Comment