Esai

Hubungan Antara Bersyukur dengan Masa Depan

2 Mins read

Hubungan Antara Bersyukur dengan Masa Depan

Obrolan sore ini membuka mindset saya ketika hidup di maknai dengan sebuah harapan, jika hanya sekedar angan-angan belaka maka akan berputar-putar pada isi kepala saja.

Hubungan antara bersyukur dengan masa depan | sumber gambar bola.com

Kesempatan kadang tidak hadir setiap saat dan tidak setiap orang akan mempunyai kesempatan yang sama. Namun tidak di pungkiri kesempatan yang ada, sama degan yang dihadapkan orang lain.

Apa yang kita punyai saat ini adalah sesuatu yang harus kita manfaatkan sebaik mungkin, gunakan aspek tersebut untuk terus mendongkrak kebermanfaatan kepada khalayak.

“Sedikit belum tentu kurang, banyak belum tentu cukup”. Quotes yang menggambarkan sebuah keadaan seseorang ketika menjalani kehidupan.

Kepemilikan hakikatnya adalah hanyalah sebuah titipan yang yang harus kita pertanggung jawabkan kemudian. Bukan serta merta yang kita punyai adalah murni hasil dari jerih payah kita. Kadang, kita lupa bahwa ada hukum ketetapan Allah SWT yang sudah mengatur semua jalannya kehidupan.

Belajar dari seorang pedagang asongan, mereka keliling setiap hari, kemudian mangkal pada gang-gang atau pusat keramaian, kita melihat mungkin mereka tidak cukup dengan penghasilan selama seharinya, tapi sebenarnya banyak dari kalangan mereka yang merasa hidupnya tenang, damai dan tentram dan halangan yang cukup berarti. Beda halnya dengan para orang-orang kaya yang hidupnya serba kecukupan, banyak dari mereka yang memilih mengakhiri hidupnya karena merasa banyak beban dan resiko tinggi.

Hal ini memberikan hikmah besar kepada kita bahwa, kedua cerita tersebut sama-sama manusia yang sedang berusaha mencari jati diri dari sebuah kehidupan.
Kunci utamanya adalah syukur, bersyukur adalah langkah utama dalam menciptakan kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan.

Baca...  Hasrat Kuasa Manusia di Dunia

Tak melulu soal banyaknya harta atau barang-barang mewah, rumah mewah dan lain sebagainya. Namun, mereka  lapang dada, neriman (menerima segala pemberian Allah SWT), dan banyak-banyak berayukur atas nikmat yang diberikan.

Banyak orang ingin merasakan hidup tenang, tapi apa daya, banyak cobaan dalam mengimbangi ombak kehidupan yang menerpa. Bukan yang paling kuat, tapi siapa yang paling konsisten dengan kondisi apapun. Segala hal yang berawal dari hati, maka semua akan diterima dengan hati pula. Kebesaran hati menunjukan manusia memiliki rasa kesederhanaan yang lebih.
Rasa khawatir akan masa depan, adalah masalah krisis yang banyak dirasakan oleh orang, khususnya anak muda. Tak berhenti disitu saja, namun lebih bahayanya lagi adalah banyaknya golongan pemuda yang merasa depresi bahkan takut menginjakan masa depan yang ada didepan mata.
Waktu pasti berlalu, banyak hal yang seharusnya bisa kita kerjakan, dari hal kecil bahkan hal besar sekalipun. Semua membutuhkan kesederhanaan dalam menyikapinya.
Sudah sepantasnya kita melatih diri untuk tetap tabah, membuka hati untuk menerima segala hambatan  serta kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Ketetapan Allah SWT, adalah ketetapan yang mutlak, kecuali yang bisa dirubah oleh manusianya sendiri. Perjodohan, rezeki dan maut adalah ketetapan nyata yang hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Kita sebagai hamba hanya bisa mengupayakan dan mengusahakan agar ketetapan yang kita terima sesuai dengan yang diharapkan.
Tak perlu risau dan tak perlu bimbang, jalani hidup dengan penuh kedamaian hati, berusaha dan ikhtiar adalah cara terbaik dari pada berlarut-larut dalam kencangnya terpaan angan-angan.
Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menguatkan tekad kita. Salah satunya adalah optimisme dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Optimis akan masa depan adalah alternatif untuk meredam pesimisme.
Mari jadikan masa depan sebagai gambaran cemerlang dalam menggapai rida Allah SWT, dengan begitu rasa kecemasan akan hilang dengan sendirinya.
Semoga kita menjadi manusia-manusia optimis dalam segala situasi dan kondisi, dengan banyak-banyak bersyukur dan berprasangka baik.
Pelajaran terindah adalah ketika kita mampu merasa cukup dengan segala hasil yang kita capai dengan tetap menjaga hubungan baik dengan Allah SWT dan manusia sekelilingnya.
Berkarya adalah cara terbaik dalam menampakan diri, bahwa diri ini berkualitas dan memiliki integritas tinggi dalam menjalani kehidupan. Banyak hal yang bisa dilakukan mulai dari hal terkecil sampai yang terbesar. Wallahu A’lam
Oleh: Fahri Ali, Mahasiswa dari IAIN Salatiga dengan studi Jurusan Manajemen Dakwah.
2366 posts

About author
KULIAHALISLAM.COM merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Esai

Naskah Bima "Bo Sangaji Kai" Sebagai Ingatan Kolektif Bangsa

7 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Bo Sangaji Kai adalah harta benda pusaka yang tidak ternilai harganya bagi pemerintah daerah dan masyarakat Bima. Karena itu, penting…
Esai

Makna Ziarah Kubur dalam Perpektif Islam

6 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Ziarah kubur bukanlah masalah yang baru di kalangan masyarakat. Tetapi sudah dimaklumi keberadaannya dan sudah direalisasikan pada masa Rasulullah SAW….
Esai

Melihat Pengkhianatan Yahudi Bani Quraizah

5 Mins read
Komunitas Yahudi selanjutnya yang melakukan pengkhianatan terhadap hak persamaan warga negara dalam negara Madinah adalah Bani Quraizah. Sampai dengan tahun 627 M…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights