Artikel

Kosep Zill Bayangan Allah dalam Tawasuf, Syariah dan Kalam

4 Mins read

Zill artinya naungan, bayangan, lindungan, kekuasaan,
kekerasan, kemewahan hidup. Dalam tasawuf, Zill diartikan sebagai wujud lain di
luar wujud Tuhan. Dalam ilmu kalam berarti naungan Allah bagi orang-orang
beriman dan beramal saleh di akhirat kelak. Dalam ilmu fiqih siyasah, Zill digunakan
sebagai gelar kebesaran para Sultan pada masa Dinasti Ottoman.

Pak Sufi berpendapat bahwa Zill (bayangan) tidak
mempunyai wujud yang mandiri. Keberadaannya tergantung pada wujud Allah. Alam
semesta merupakan Zill yang keberadaannya diciptakan oleh Allah. Zill sering
disebut dengan “ Wujud Idafi (Wujud Allah) sedangkan Wujud Hakiki (Wujud
Allah) disebut dengan Wajib al-Wujud (Wujud Yang Pasti).

Upaya untuk memahami Zill tidak terlepas dari
pemahaman Tajali Tuhan karena, Zill termasuk bagian dari martabat Tajali.
Menurut Muhammad bin Fadlullah al-Burhanpuri (Ulama tasawuf), Zat Allah
bertajali melalui beberapa martabat. Martabat yang pertama adalah Ahadiat (Kemahaesaan).
Pada martabat ini, Tuhan dipandang sebagai wujud mutlak yang transenden tanpa
sifat dan nama. Karena itu, Dia tidak dapat diketahui oleh siapapun kecuali
oleh Diri-Nya sendiri.

Martabat kedua adalah Martabat Wahdah (keunikan)
yang disebut juga dengan Ta’ayyun Awwal (Penampakan Pertama) Nur
Muhammad (Al-Haqiqah al Muhammadiyah). Pada martabat ini Tuhan menyadari
Diri-Nya dan mengetahui kemampuan Zat-Nya bahwa diri-Nya yang ada. Dia
mempunyai kemampuan untuk memanifestasikan diri-Nya sendiri.

Pada tahap ini terdapat empat sifat yang menandai
kemampuan jatuhan yaitu wujud, ilmu, cahaya, dan syuhud (kesaksian diri
Tuhan). Wujud dianggap sebagai perlengkapan zat dan mempunyai prioritas yang
lebih rendah dari zat, karena zat bisa ada tanpa wujud. Akan tetapi, wujud itu
sendiri merupakan zat. Ilmu juga identik dengan zat Tuhan, karena kesempurnaan
ilmu tercapai dengan memahami objek yang diketahui.

Tetapi zat Tuhan tidak terbatas, karena kalau dibatasi
oleh ilmu maka tidak dapat lagi dipandang sebagai zat mutlak. Konsekuensinya,
ilmu Tuhan harus diakui sebagai sesuatu yang identik dengan zat-Nya. Begitu
pula dengan cahaya dan syuhud, keduanya identik dengan zat-Nya.

Baca...  Menemukan Kebenaran Berita di Zaman Modern dengan Metode "Cogito" Descartes

Pada martabat ketiga yakni martabat wahidiyyah (kesatuan)
muncul objek lain selain zat-Nya yaitu berupa prototipe-prototipe alam semesta (A’yan
Sabitah
). A’yan Sabitah adalah proses dalam ilmu Tuhan yang belum
mempunyai wujud lahir. A’yan Sabitah tidak dapat dilenyapkan karena
melenyapkannya berarti melenyapkan ilmu Tuhan. Dia bersifat abadi sebagaimana
keabadian ilmu Tuhan.

A’yan Sabitah merupakan
cerminan wujud Tuhan sedangkan Zill merupakan dunia lain yakni bayangan yang
mengungkapkan diri melalui cermin tersebut. Sementara, pemantulan bayangan
tersebut dinamakan Zuhur Az-Zill. Di sini, bayangan tidak dapat terlepas
dari wujud cahaya. Jika tidak ada cahaya maka tidak ada bayangan, yang ada
hanya kegelapan. Karenanya, alam empiris tidak dapat terlepas dari wujud Tuhan.

Zill yang pertama kali muncul adalah “Akal Pertama” yang
merupakan bayangan Tuhan dengan nama-Nya, Al-Badi (Maha Suci). Kemudian
muncul “Jiwa Universal” sebagai bayangan Tuhan dengan nama-Nya, Al-Ba’is (Maha
Membangkitkan). Setelah itu muncul sifat universal yang merupakan wadah Tajalli
nama Tuhan Al-Batin. Selanjutnya muncul Haba (debu) sebagai wadah
Tajalli Tuhan Al-Akhir (Yang Akhir). Sampai tingkat ini semua Zill masih
merupakan potensi tanpa wujud, dia baru ada dalam pengetahuan Ilahi.

Zill menjadi kenyataan ketika terjadi tajali
syuhudi
(penampakan lahir) Tuhan di luar diri-Nya. Pada tahap ini yang
pertama sekali muncul ialah jasad universal sebagai Zill Tuhan dengan nama-Nya Az-Zahir
(Yang Maha Nyata). Dilanjutkan dengan bentuk universal yang merupakan
bayangan Tuhan dengan nama-Nya Al-Hakim (Yang Maha Bijaksana).

Selanjutnya dengan nama-Nya Al-Muhit (Yang Maha
Meliputi), Asy-Syakur (Yang Maha Melipatgandakan Pahala), Al-Gani (Yang
Maha Kaya) dan Al-Muqtadir (Yang Maha Berkuasa), Tuhan membayangkan
dirinya dalam Zill yaitu Arasy (Singgasana), Kuris, Falak al-Munazil (Bintang-bintang
kristal). Setelah Falak al-Manazil, secara berturut-turut muncul langit
pertama hingga keenam dan langit dunia.

Baca...  Kebijaksanaan Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz dan Motif Terorisme

Kemudian muncul pula air, angin, api, udara, hewan,
malaikat, jin, manusia dan Insan Kamil. Masing-masing merupakan bayangan Tuhan
dengan nama-nama-Nya Ar-Rabb (Yang Maha Mengatur), Al-‘Alim (Yang
Maha Mengetahui), Al-Qahir (Yang Maha Perkasa), an-Nur (Yang
Bersinar), Al-Musawwir (Yang Membentuk Rupa), Al-Muhsi (Yang
Mencatat), Al-Matin (Yang Maha Kokoh), Al-Qabid (Yang Membatasi),
Al-Hayy (Yang Maha Hidup), Al-Muhy (Yang Maha Menghidupkan), Al-Aziz
(Yang Maha Mulia).

Tuhan sebagai Wujud Hakiki dengan nama-nama-Nya yang
mulia itu menampakkan diri dalam citra alam semesta yang serba ganda. Dengan
demikian, Tuhan tetap Esa tetapi menampakkan dirinya serba ganda. Dalam hal
ini, Tuhan adalah Wujud Hakiki sedangkan Zill-Nya adalah wujud majasi. Wujud
majasi disebut juga Wujud Mumkin (Wujud Mungkin) yang keberadaannya
tergantung pada Wujud Hakiki.

Dalam Ilmu Kalam, Zill merupakan naungan Allah atas
orang yang beriman dan beramal saleh di panas teriknya padang mahsyar. Dalam
sebuah Hadis disebutkan bahwa ketika segenap makhluk dibangkitkan di akhirat,
semuanya dikumpulkan di padang mahsyar di bawah terik matahari yang sangat
panas sehingga semuanya berkeringat (H.R Bukhari dan Muslim). Naungan yang
demikian disebut Zill Allah Fi al-Akhirah (Naungan Allah di akhirat).

Dalam hadis dikatakan, ada tujuh golongan manusia yang
dinaungi Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya. Pertama, Imam
(pemimpin) yang adil. Kedua, pemuda yang mengabdi kepada Allah. Ketiga, laki-laki
yang hatinya tertambat kepada masjid. Keempat, dua orang yang saling berkasih
sayang pada jalan Allah, keduanya berpisah dan bersatu karena Allah. Kelima, seseorang
yang bilang mengingat Allah di waktu sendirian maka keluar air matanya. Keenam,
laki-laki yang dirayu oleh wanita yang mempunyai kedudukan dan cantik untuk
berbuat dosa pada dirinya kemudian laki-laki itu menjawab : bahwa saya takut
kepada Allah Tuhan yang mengatur segenap alam. Ketujuh, seseorang yang
bersedekah rahasia sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diberikan
oleh tangan kanannya. (H.R Bukhari-Muslim).

Baca...  Al-Qur’an Petunjuk Kemajuan Umat dalam Catatan Buya Syafii Maarif

Imam Nawawi mengatakan ada dua pendapat tentang Zill
Allah Fi Al-Akhirah
. Pendapat pertama yang merupakan pendapat para ulama
memandang bahwa Zill Allah Fi-Akhirah ialah Zill Al-‘Arsy (Naungan
Arasy). Pendapat kedua dikemukakan oleh Muhammad bin at-Tayyib bin Muhammad Abu
Bakar al-Baqillani yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Zill Allah Fi
Al-Akhirah
ialah Al-Karamah (kemurahan) dan Al-Kanf (lindungan)
dan Raf’ an al-Makarih (terjauh dari kemurkaan) pada hari akhirat.

Selanjutnya al-Baqillani mengatakan bahwa lafal Zill
dihubungkan dengan Arasy karena Arasy adalah tempat yang terdekat dengan
masyhar dan Arasy itu sendiri menaungi segalanya termasuk matahari. Karena itu
yang dimaksud dengan Zill adalah kemurahan dan lindungan Tuhan terhadap
orang-orang tertentu.

Selanjutnya dalam Fiqih Syiasah, istilah Zill digunakan
dalam pengertian Zill Allah Fi al-Ard (Bayangan Allah di muka bumi).
Istilah itu dipakai para Sultan sebagai gelar kehormatan. Seorang Sultan
dinamakan Zill Allah Fi Al-Ard karena secara teknis dia adalah ujung
tombak pelaksanaan perintah Tuhan dalam mengatur rakyat dan ketatanegaraan di
kerajanya. Dalam hadis disebutkan : Sultan adalah bayangan Allah  di muka bumi, tempat berlindung orang yang
lemag dan penolong orang yang teraniaya. Barangsiapa memuliakan Sultan Allah di
dunia, ia akan dimuliakan Allah pada hari kiamat
(H.R Ibnu An-Najjar).

 

Ensiklopedia Islam

 

2366 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Artikel

Tidak Bisa Mengetik di Word karena "Selection is Locked", Ini Solusinya!

2 Mins read
Kompak – Salah satu masalah yang sering ditemui pengguna Microsoft Word adalah pesan “Selection is Locked” yang muncul saat mencoba mengetik atau…
Artikel

Ingin Rumah Lebih Sejuk? Coba Roster Jogja dari AM Roster

4 Mins read
Mendapatkan rumah yang sejuk merupakan impian bagi setiap orang, terutama di negara tropis seperti Indonesia. Salah satu cara untuk menciptakan suhu udara…
Artikel

Sekolah Bisnis Online dan Konsultan Feasibility Study: Meningkatkan Kualitas Bisnis di Era Digital

4 Mins read
Pendahuluan Di era digital yang terus berkembang, memulai dan mengelola bisnis bukan lagi hal yang sulit. Teknologi internet memberikan akses ke berbagai…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights