Penulis: Helman Faris Rahmana*
Pendekatan Ibnu Khaldun kepada pendidikan sangat dipengaruhi oleh pemahamannya tentang masyarakat dan peradaban. Dia percaya bahwa pendidikan adalah faktor kunci dalam membangun dan mempertahankan peradaban.
Menurutnya, peradaban dimulai dengan kebutuhan manusia untuk hidup bersama dan bekerja sama dalam bentuk masyarakat. Untuk mempertahankan peradaban, orang harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
Sebelum itu ada baiknya kita mengetahui dulu siapa sih Ibnu Khaldun dan apakah pemikiran pendidikannya masih berlaku pada masa sekarang ini ?
Nama lengkapnya Abdurrahman Abu Zaid yang kemudian mendapat gelar Waliyyuddin, Ia lahir di Tunisia pada awal bulan Ramadan 732 H. (1332 M) dan meninggal di Kairo Mesir pada tanggal 25 Ramadan 808 H. (1406 H).
Ibnu Khaldun merupakan tokoh muslim terkemuka, bahka, di zamannya ia dikenal sebagai ilmuan pioner yang memperlakukan sejarah sebagai ilmu serta memberikan alasan-alasan untuk mendukung fakta-fakta yang terjadi.
Ibnu Khaldun juga terkenal sebagai ilmuan sosiologi, ekonomi, politik, serta pernah juga terjun dalam kancah politik praktis. Itu semua tidak terlepas dari latar belakangnya yang pernah menjadi politisi, intelektual, sekaligus aristokrat.
Bahkan sebelum pindah ke Afrika, keluarganya pernah menjadi pemimpin politik di Moor Spanyol. Pendidikan Ibnu Khaldun dimulai dari ayahnya sendiri yang bertindak sebagai guru pertama.
Kemudian belajar bahasa kepada Abu Abdillah Muhammad Ibnu Al Arabi Al Husairi, Abu Al Abbas Ahmad Ibnu Al Qushar, serta Abu Abdillah Al Wadiyashi. Belajar fikih kepada Abi Abdillah Muhammad Al Jiyani dan Abu Al Qassim Muhammad Al Qashir.
Selain itu, Ibnu Khaldun juga belajar ilmu logika, teologi, matematika, dan juga astronomi kepada Abu Abdillah Muhammad Ibnu Ibrahim Al Arabi. Itulah biografi singkat mengenai ibnu khaldun.
Ibnu Khaldun menekankan pentingnya pendidikan dalam membentuk karakter dan kepribadian seseorang. Menurutnya, pendidikan bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan akademik tetapi juga tentang memperkuat nilai-nilai moral, etika dan kepemimpinan yang kuat.
Ia berpendapat bahwa pendidikan harus melampaui aspek intelektual belaka dan juga mengembangkan kesadaran sosial dan tanggung jawab terhadap masyarakat. Selain itu, Ibnu Khaldun menekankan pentingnya pengalaman praktis dalam pendidikan.
Ia berpendapat bahwa suatu disiplin tidak dapat sepenuhnya dikuasai hanya dengan mempelajari teori-teorinya. Pengalaman dan latihan juga diperlukan untuk meningkatkan keterampilan dan memahami penerapan praktis dari pengetahuan yang diperoleh.
Dalam karyanya yang terkenal “Muqaddimah” (Prolegomena), Ibnu Khaldun juga mengusulkan istilah “asabiyyah” yang berkaitan dengan pendidikan. Asabiyyah mengacu pada semangat solidaritas, persatuan dan kebanggaan kelompok sosial.
Ia meyakini bahwa asabiyyah merupakan faktor penting dalam perkembangan peradaban dan dapat dipertahankan melalui pendidikan. Ibnu Khaldun berpendapat bahwa pendidikan yang baik harus mengajarkan dan memperkuat asabiyya dalam masyarakat sehingga dapat menjaga solidaritas dan stabilitas sosial.
Secara umum, pemikiran Ibnu Khaldun tentang pendidikan menekankan pentingnya pendidikan dalam membangun dan memelihara peradaban. Ini menggabungkan pendidikan dengan pembangunan karakter, kepemimpinan, pengalaman praktis dan mempertahankan asabiyya dalam masyarakat.
Pemikirannya yang luas dan komprehensif tentang pendidikan tetap relevan dalam konteks hari ini dan menawarkan wawasan berharga tentang peran pendidikan dalam pengembangan masyarakat.
Pemikiran pendidikan Ibnu Khaldun masih relevan hingga saat ini. Meskipun Ibnu Khaldun hidup pada abad ke-14, banyak dari prinsip dan konsep yang ia usulkan masih dapat diterapkan dalam konteks pendidikan modern. Berikut beberapa alasan mengapa pemikiran pendidikan Ibnu Khaldun masih berlaku:
Pentingnya pendidikan karakter: Ibnu Khaldun menekankan pentingnya pendidikan yang tidak hanya menitikberatkan pada aspek akademik tetapi juga pembentukan karakter, nilai moral dan kepemimpinan.
Pendidikan komprehensif yang mencakup aspek kepribadian individu tetap penting dalam menciptakan manusia yang bertanggung jawab, beretika, dan sadar sosial.
Keterampilan dan pengalaman praktis: Ibnu Khaldun mengakui pentingnya pengalaman praktis dalam pendidikan. Ia berpendapat bahwa teori harus dikombinasikan dengan praktek untuk menumbuhkan keterampilan dan memahami aplikasi praktis dari pengetahuan.
Konsep ini terus menjadi penting dalam pendidikan, di mana pembelajaran berbasis proyek, magang, dan pelatihan langsung digunakan untuk mempersiapkan siswa menghadapi dunia nyata.
Pendidikan untuk melanjutkan peradaban: Ibnu Khaldun menganggap pendidikan sebagai faktor kunci dalam membangun dan mempertahankan peradaban. Pandangannya tentang hubungan antara pendidikan dan peradaban masih relevan hingga saat ini.
Pendidikan yang baik diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang berpendidikan, beradab, dan mendorong pembangunan peradaban yang berkelanjutan.
Menguatkan asabiyyah dalam masyarakat: Asabiyyah, yaitu semangat solidaritas dan persatuan antar kelompok sosial, merupakan konsep yang dikemukakan oleh Ibnu Khaldun.
Meskipun konsep ini mungkin belum banyak diketahui, namun pentingnya menjaga solidaritas dan stabilitas sosial dalam masyarakat tetaplah penting. Pendidikan dapat berperan dalam membangun asabiyya dengan mengembangkan rasa memiliki, toleransi dan menghargai perbedaan.
Pengalaman praktis: Ibnu Khaldun memahami pentingnya pengalaman praktis dalam belajar. Ia berpendapat bahwa pengalaman praktis dalam menerapkan pengetahuan adalah kunci untuk meningkatkan keterampilan dan memahami dunia nyata.
Konsep ini terus menjadi relevan saat ini, ketika pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis kerja, dan pembelajaran langsung semakin umum dalam mempersiapkan siswa menghadapi tantangan kehidupan kerja.
Perkembangan masyarakat dan peradaban: Ibnu Khaldun menganggap pendidikan sebagai faktor penting dalam membangun dan mempertahankan peradaban.
Pandangannya bahwa pendidikan berperan dalam membentuk masyarakat yang berpendidikan, berbudaya dan memajukan pembangunan sosial masih signifikan dalam konteks pendidikan modern. Pendidikan dipandang sebagai cara untuk membangun masyarakat yang beradab dan berkelanjutan.
Meskipun gagasan-gagasan Ibnu Khaldun tentang pendidikan telah berkembang di masa lalu, namun konsep-konsep yang disajikan tetap memiliki nilai.
Pendekatan holistik yang menekankan pembentukan karakter, pengalaman praktis, peran pendidikan dalam menjaga peradaban dan memperkuat asabiyya dalam masyarakat masih relevan dan dapat diterapkan dalam konteks pendidikan modern.
*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Program Studi Akidah dan Filsafat Islam.