KeislamanSejarah

Historisasi Khittah Nahdlatul Ulama: Garis Ulama Sebelumnya

4 Mins read

Berawal dari temen-temen Gusdur (Abdurrahman Wahid) yang banyak mengatasnamakan diri sebagai pencinta NU (Nahdlatul Ulama). Kendati demikian, hal ini dipicu oleh banyaknya anak-anak muda yang secara perlahan sudah melupakan apa itu “Khittah” (garis) para ulama pendiri NU.

Tentunya, berbicara tentang khittah, yang patut disebut disini adalah, Dr. DR. Fahmi Saifuddin, sosok pemuda yang sangat di hormati oleh Gusdur dan, ia juga sangat menghormati Gusdur. Tak hanya Fahmi Saifuddin, tapi ada Mahbub Djunaidi, Slamet Efendi Yusuf, Kiai Sahal Mahfudz, Kiai Tolhah Hasan semuanya berkumpul melakukan proses khittah; yang nanti dirumuskan menjadi Khittah Nahdlatul ulama, dengan cara mewawancarai para ulama dan sesepuh NU saat itu.

Di masa Soeharto, organisasi-organisasi kepemudaan seperti, Marhaen, Ansor, Banser dan lainnya dirangkul dan dijadikan satu dalam bentuk Organisasi yang bernama KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia). Pun, organisasi perempuan-perempuan juga demikian seperti halnya organisasi Muslimat, Aisyiyah dan lainnya dirangkul dalam satu wadah.

Demikian halnya dengan organisasi Islam dan kemasyarakatan seperti NU, Muhammadiyah, Perti, Parmusen dan organisasi lainnya juga di bentuk dalam satu wadah yaitu MUI (Majelis Ulama Indonesia). Rupa-rupanya, partai-partai juga demikian dibentuk menjadi satu yaitu PPP (Partai Persatuan Pembangunan).

Meski saat itu PPP mayoritas didominasi oleh orang NU, namun pemimpin yg ditunjuk-pilih oleh Soeharto bukan dari NU. Artinya, semua yang memilih para pemimpin (ketua) adalah Soeharto sendiri. Tidak dan bukan, agar Soeharto lebih mudah mengawasi dan memantaunya.

Alih-alih dipilih Soeharto, semua partai-partai dimanfaatkan oleh Soeharto, sehingga orang seperti KH. Idham Chalid merasa kebingungan. Bagaimana tidak? NU bukan hanya menyangkut urusan politik dan politik saja, melainkan juga ada misi dakwah, pendidikan tak terkecuali upaya menghentas kemiskinan dan keberpihakan kepada Kaum Mustad’afin (lemah).

Baca...  Hukum Menikahi Sepersusuan (Radaah)

Waktu berjalan, akhirnya mereka semuanya mengadakan MONAS dan KONBES (perkiraan tahun 74), menginginkan kembalinya ke khittah, agar supaya yang dikuasai oleh Presiden Soeharto hanya politiknya saja. Karena itu, ketika MONAS dan MUKTAMAR di Situbondo, konsep khittah Gus Dur langsung diterima oleh khalayak masyarakat.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana dengan sembilan butir khittah? Khittah adalah rumusan dari para pendiri NU (Th 1926) tentang bagaimana kaum Nahdliyyin itu berperilaku dan bertindak dengan baik, meminjam istilah Gus Dur yaitu “Humanisme”: adalah sikap hidup yang demokratis dan etis yang menegaskan bahwa, manusia memiliki hak dan tanggung jawab untuk memberi “makna” dan bentuk pada kehidupannya sendiri.

Tentang perilaku misalnya, bisa kita lihat dari Kiai seperti, Kiai Sahal Mahfudz, Kiai Muhid Muzadi, Gus Dur dan kiai-kiai lainnya. Artinya, memandang sesuatu secara proporsional, istilahnya kita kaum nahdliyyin adalah “Tawassuth” terlebih dahulu baru kemudian “I’tidal”. Proporsional, kita tidak berlebihan dalam hal apapun sehingga bisa bergaul-kumpul dengan siapapun. Terlebih, menganggap Indonesia sebagai rumah dan yang berada di dalamnya dianggap sebagai saudaranya.

Namun demikian, kita tahu bahwa yang namanya Indonesia, jangankan khittah, agamapun dipakai untuk berpolitik demi kepentingan politik, sehingga khittah juga bernasib demikian. Bahkan lucunya, sebagaian partai-partai, semuanya menganggap dirinya khittah (merasa paling ber-khittah) meski perilakunya belum khittah.

Bagaimana jika agama digunakan untuk tujuan politik? Apakah benar pernyataan Karl Marx bahwa agama adalah candu?

Karl marx (1818-1883) adalah tokoh besar historis materialisme dianggap mewakili salah satu madzhab materialisme sehingga madzhabnya di sebut marxisme. Di berlin ia menjadi penganut filsafat hegel dan menempati bagian utama di antara murid-murid hegel.

Marx memadukan antara politik dan sosial jadi, keseluruhannya dengan filsafat dan ilmu. Bahkan, ia juga menaruh perhatian terhadap persoalan agama dengan sudut pandang fenomena sosial seperti halnya kita lihat pada masa sekarang ini. Dengan ucapannya yang terkenal dalam mengkritik agama bahwa “agama adalah candu rakyat“.

Baca...  Mengeksplorasi Berbagai Ragam Pengertian Manusia Perspektif Al-Qur’an dan Para Ulama’

Manusia seakan terlena degan khayalan-khayalan yang di janjikan agama pada kehidupan akhirat, hikmah-hikmah, dan mistik. Agama seperti candu, menghancurkan, menjerumuskan dan merusak tatanan kehidupan manusia di muka bumi dengan janji-janji yang tidak rasional. Orang-orang yang terpuruk di dunia nyata, misalnya dalam hal ekonomi maupun kesejahtraan hidup lainnya, selalu melarikan diri kepada agama.

Manusia mencari ketenangan dalam agama, seakan agama memberikan kesejahtraan dan uang yang banyak, padahal tidak. Orang hanya akan ketergantungan dengan agama. Semakin manusia menkonsumsi agama, maka akan semakin gila atau bahkan sudah lebih gila sebelumnya. Itulah yang selama ini di gunakan oleh marx.

Tak hanya itu, kata Marx manusia tidak memperdulikan perihal-perihal materi yang sudah nyata hadir dalam kehidupan manusia. Agama justru manjauhkan manusia dari dimensi kemanusiaannya itu sendiri.

Ajaran agama tidak sesuai dengan problematika manusia yang konkrit. Rumusan pada agama sering tidak berpihak pada kenyataan di dunia sehingga agama menjadi terpisahkan dengan realitas.

Akibatnya, fenomena pada saat ini seakan manusia lari dari dunia nyata dan pindah ke dunia khayalan, inilah yang di sebut oleh Karl Marx agama adalah keluh kesah makhluk tertindas. Jantung hati yang tak berperasaan dan jiwa dari situasi yang tak berjiwa. Agama adalah candu bagi masyarakat, teknis ini adalah pernyataan Marx yang paling tegas dan jelas soal agama.

Namum demikian, teks tersebut sering kali di salah artikan, karena para pembaca tidak masuk ke dalam seluruh rangkaiannya dengan jeli. Kalimat “agama adalah candu bagi masyarakat” sering di kutip dengan arti yang serampangan dan cekak, bahkan dipahami sebagai sikap anti agama marx yang vulgar.

Padahal, eksposisi yang sesungguhnya, pernyataan di atas merupakan kritik Marx terhadap kapitalisme yang menempatkan agama sebagai pembangkit semangat bagi rakyat yang tertindas agar tetap bertahan didalam penindasan terlepas dari pandangan anti metafisikanya yang telah banyak di tulis. Marx tidak menjadikan agama sebagai musuh utama dalam karya-karyanya.

Baca...  Tafsir dan Metodologi: Menganalisis Beragam Pendekatan Penafsiran Al-Qur'an yang Komprehensif

Agama, dalam pandangan ini, adalah seperangkat ide, dan ide-ide merupakan ekspresi dari realitas material. Agama merupakan gejala dari suatu penyakit, tetapi bukan penyakit itu sendiri. Meskipun Marx mengkritik agama dengan sangat pedas, tetapi bukan berarti ia berkata tanpa simpati.

Bagi Marx, agama telah berkontribusi memberikan penghiburan kepada rakyat yang tengah berada dalam kesulitan, seperti seseorang yang sedang mengalami cidera fisik lalu mendapatkan obat pereda sakit.

Tetapi, masalahnya, obat-obatan pereda sakit itu tidak mampu menyembuhkan hanya meredakan. Demikian pula dengan agama, ia tidak mampu memperbaiki penyebab rasa sakit dan penderitaan rakyat. Agama malah membantu mereka untuk melupakan mengapa mereka menderita dan mengajaknya untuk melihat kehidupan masa depan yang imajiner.

Syahdan, Kritik agama yang di lancarkan marx tersebut merupakan satu tantangan besar terhadap para agamawan. Mereka di tuntut untuk meyakinkan bahwa, agama bukanlah pelarian dari dunia kenyataan.

Selain itu, mereka perlu menyuarakan bahwa agama juga dapat membebaskan dan menyadarkan masyarakat untuk menemukan haknya yang sejati. Agama yang membebaskan dan memberdayakan. Wallahu a’lam bisshawab.

172 posts

About author
Alumni PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo dan PP Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Penulis juga kontributor tetap di E-Harian Aula digital daily news Jatim.
Articles
Related posts
KeislamanSejarah

Mengenal Mur'jiah Dalam Sejarah Islam

4 Mins read
Kuliahalislam.Murji’ah merupakan salah satu aliran teologi Islam yang muncul pada abad pertama Hijriyah. Pendirinya tidak diketahui dengan pasti tetapi Imam Syahrastani menyebutkan…
Keislaman

Adat Atau 'Urf Dalam Fiqih Islam

4 Mins read
Kuliahalislam.Adat (‘adah) secara bahasa berarti sesuatu yang dikerjakan atau diucapkan berulang-ulang, sehingga dianggap baik dan diterima oleh jiwa dan akal sehat. Istilah…
Keislaman

Dua Ayat Satu Ruh, Membaca Al-Qur’an Bersama Al Razi

3 Mins read
Ada kata-kata dalam Al-Qur’an yang selalu terasa lebih dalam dari bahasa. Ruh adalah salah satunya. Ia sering disebut, tetapi jarang benar-benar dipahami….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Keislaman

Sab’ah Ahruf: Rahasia Kemudahan Membaca Al-Qur’an

Verified by MonsterInsights