Mendengar kata universitas atau kampus mungkin dalam benak kita langsung terbayang arsitektur gedung-gedung megah, tempat lahirnya pemikiran-pemikiran kritis atau bahkan universitas seringkali disebut-sebut sebagai kasta tertinggi dari sistem pendidikan yang dimana adanya transisi dari siswa menjadi mahasiswa.
Selain itu, ketika mengulik sejarah berdirinya universitas di dunia banyak orang mungkin akan berpikir Inggris dan America menjadi ontologis pertama yang mendirikan universitas. Namun siapa sangka dibalik kemegahan arsitektur dan pesatnya perkembangan sistem pendidikan yang berkiblat pada 2 negara tersebut, ada satu fakta yang muncul pada abad ke-9 yakni Islam sebagai figur utama nyatanya telah membentuk universitas tertua sepanjang sejarah. Tepatnya di Fez sebuah kota yang ada di Maroko.
Diceritakan bahwa pendiri universitas di Maroko lagi-lagi dia seorang perempuan muslim yang bermigrasi dari Tunisia menuju Fez bersama dengan ayah dan saudari perempuannya. Dialah Fatima Muhammad Al-Fihri atau kerap dipanggil dengan sebutan Fatima Al-Fihri yang telah menyumbangkan kontribusi besar dalam membangun sistem pendidikan di kota Fez pada tahun 859 M.
Meskipun saat ini begitu sedikit yang mengenal namanya, namun kiprahnya dalam menuliskan sejarah sangatlah berpengaruh. Hingga sampai kini jejak peninggalannya masih tergambar jelas dari berdirinya universitas di berbagai negara.
Fatima lahir pada tahun 800 M di kota Qayrawan Tunisia merupakan anak petama dari Mohammad bin Abdullah al Fihri seorang pedagang termasyur di Tunisia. Fatima dibesarkan dari keluarga berlatar belakang sebagai pedagang dan keturunan bangsawan, maka tidak heran bila dari kecil Fatima telah mewariskan kekayaan dari ayahnya.
Meskipun dengan segondol harta yang dimiliki Fatima dan keluarganya tidak menjerumuskan mereka menjadi orang-orang sombong ataupun pelit terhadap sesama. Justru dengan perjalanan yang ditempuh Fatima ke kota Fez memupuk jiwa sosialnya untuk menjalin silaturahmi dengan masyarakat sekitar tanpa memandang etnis dari mana mereka berasal. Selain dikenal sosok yang mudah bergaul, Fatima juga gemar menghadiri majlis-majlis ilmu dan ikut andil dalam berbagai rangkaian budaya yang berada disekitaran kota Fez.
Di sisi lain Fatima dikenal sebagai perempuan taat dalam beragama dan cinta terhadap ilmu pengetahuan. Keulungannya dalam mengungguli berbagai cabang ilmu seperti fiqih, tasawuh, hadis, dan sains telah menjadikannya sebagai sosok perempuan yang memiliki semangat juang untuk mendirikan madrasah bersama dengan adiknya. Dengan warisan yang ditinggalkan oleh ayahnya, pada tahun 859 M Fatima mulai membangun sebuah masjid yang dinamai Al-Qarawiyyin. Pemberian nama ini tentunya dikisahkan sebagai bentuk kenangannya terhadap kota kelahiran Fatima.
Berawal dari masjid yang menjadi tasalsul lahirnya universitas pertama di dunia, selama proses pembangunannya Fatima turut berperan dalam menuangkan gagasan-gagasan arsitektur nya demi menghadirkan struktur masjid yang berpadu antara Islam dan Andalusia sebuah gaya konstruksi dari spanyol. Selama kurun waktu 2 tahun proses pengejaan, akhirnya masjid yang dibangun dengan jerih payah Fatima mulai beroprasi. Tak hanya masyarakat domestik, namun banyak juga orang-orang luar kota Fez berkunjung ke masjid Al-Qurawayyin.
Dilihat dari segi fungsional, selain menjadi tempat beribadah bagi umat muslim, tak jarang juga masjid Al-Qurawayyin dijadikan sebagai pusat pembelajaran yang memiliki keseragaman dengan mata pelajaran pada masa kini. Dan sisi baiknya masjid ini tak hanya terbuka bagi kalangan Muslim, tapi disiapkan untuk berbagai kalangan siswa.
Maka tak heran bila masjid Al-Qurawayyin kerap dijumpai berbagai siswa yang sedang belajar di perkarangan sekitar masjid. Hingga sampai era kontemporer saat ini masjid Al-Qurawayyin masih menjadi masjid terbesar di Afrika dengan mampu menampung 22.000 jama’ah serta dijakikan sebagai pusat ruang kajian ilmiah yang berkembang pesat di Maroko.
Beranjak dari fenomena masjid yang tak sekedar dijadikan sebagai tempat beribadah, tetapi juga sebagai tempat bermulanya sistem pembelajaran di dunia, Fatima mulai mentransisikan masjid yang ia dirikan menjadi sebuah universitas yang dimana nantinya universitas ini menjadi cikal bakal berdirinya universitas lainnya. Seperti Universitas Al-Azhar di Mesir, Universitas Bologna di Italia dan Universitas Oxford di Inggris.
Selain itu Universitas Al-Qurawayyin telah melahirkan banyaknya para ilmuan dan ulama ternama. Terbukti dari beberapa literatur menjelaskan tokoh-tokoh tersohor yang telah mengabdikan hidupnya di univesitas Al-Qurawayyin diantaranya Ibnu Khaldun, Ibnu Al-Khatib, Ibnu Harazim, Abu Abdullah Al-Sati, Ibnu Rasyid Al-Sabti, Gerbert (pasu Sylvester II) dan masih banyak lagi ilmuan lain terlahir di universitas yang Fatima dirikan.
Melansir dari perjalan yang ditempuh oleh Fatima Al-Fihri sebagai seorang perempuan muslim yang berani mengambil terobosan untuk menciptakan pendidikan Islam pertama, merubah paradigma dimana seringkali peran perempuan hanya sebatas dijadikan sebagai budak ataupun makhluk sekunder yang kastanya lebih rendah dari laki-laki. Berkat keberaniannya ini pula, Fatima dijuluki sebagai “Ummu Al-Banin” yang ditafsirkan sebagai ibu dari anak-anak.
Upaya dedikasinya selama 80 tahun yang bergelut dalam dunia pendidikan telah menjadi simbol inspiratif dalam peradaban Islam. Pasalnya, semenjak berdirinya Universitas Al-Qurawayyin telah menjadi landasan bagi para penimba ilmu dari berbagai penjuru untuk mendirikan lembaga pendidikan yang memiliki sistematika sama di kota tempat mereka tinggal.
Dengan demikian Universitas Al-Qurawayyin memainkan peranan penting dalam membawa Islam ke era keemasan yang sampai saat ini dapat dilihat asosiasinya melalui akademisi antara Islam dan Eropa.
Dengan demikian, apa yang diwariskan oleh Fatima Al-Fihri menunjukkan bentuk ketegasan Fatima dalam memperjuangkan hak pendidikan. Sepantasnya pendidikan tidak mengenal batas gender,ekonomi, maupun wilayah. Akan tetapi telah menjadi hak setiap orang untuk mendapatkan pendidikan yang layak untuk menunjang masa depan.
Disisi lain, Fatima menyakini dengan menempuh jalan ilmu dapat mengangkat derajat seseorang dan bersama ilmu seseorang akan dituntun menjadi mulia dalam beragama serta bermasyarakat.