Artikel

Ekosistem Pesantrenpreneurship dalam Mewujudkan Kesejahteraan Guru dan Potensi Santri Melalui Wirausaha Koperasi di Pondok Pesantren Annuqo’ Desa Taman Kabupaten Bondowoso

4 Mins read

KULIAHALISLAM.COM – Pesantren sejak dahulu telah dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam yang berperan penting dalam mendidik generasi bangsa. Di dalamnya, para santri digembleng untuk memperdalam ilmu agama, memperkuat akhlak, serta menumbuhkan nilai-nilai spiritual yang menjadi pondasi kehidupan.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, pesantren tidak lagi cukup hanya menjadi pusat pendidikan agama. Tuntutan era modern menuntut pesantren untuk bertransformasi menjadi lembaga yang lebih adaptif, inovatif, dan mampu menjawab berbagai tantangan sosial-ekonomi. Dalam konteks inilah lahir konsep pesantrenpreneurship, sebuah gagasan besar yang menempatkan pesantren sebagai pusat pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas.

Salah satu contoh nyata dari transformasi ini bisa kita temukan di Pondok Pesantren Annuqo’ yang terletak di Desa Taman, Kabupaten Bondowoso. Pesantren ini kini berupaya keras untuk mengembangkan kemandirian ekonomi melalui berbagai unit usaha. Langkah tersebut bukan semata untuk menopang kebutuhan lembaga, tetapi juga menjadi strategi untuk meningkatkan kesejahteraan guru sekaligus memberdayakan potensi santri.

Ide besar ini kemudian diteliti secara mendalam oleh tim peneliti dosen pemula penerima hibah dari Direktorat Jenderal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) Kemdiktisaintek tahun 2025. Penelitian ini diketuai oleh M. Tubi Heryandi dengan anggota tim Weni Indah Doktri dan Agus Tapaningsih.

Tujuan penelitian tersebut jelas: merumuskan model ekosistem pesantrenpreneurship melalui penguatan koperasi sebagai pusat pembelajaran kewirausahaan sekaligus sumber pendapatan tambahan bagi pesantren. Dengan model ini, pesantren diharapkan tidak lagi hanya bergantung pada dana bantuan atau donasi, melainkan mampu mandiri secara finansial. Lebih dari itu, pesantren juga bisa memberikan ruang belajar praktis bagi santri untuk memahami dunia usaha.

Sebagai bagian dari agenda penelitian, tim menyelenggarakan workshop penguatan kapasitas pesantren yang melibatkan guru dan santri. Kegiatan ini digelar pada Jumat, 12 September 2025, di Pesantren Annuqo’. Workshop ini menjadi momentum penting bagi pesantren untuk mendiskusikan langkah-langkah nyata dalam membangun ekosistem kewirausahaan yang terintegrasi. Acara ini juga menghadirkan sejumlah narasumber yang memberikan inspirasi dan pandangan strategis tentang pentingnya kewirausahaan di lingkungan pesantren.

Baca...  Sejarah Nabi Syam'un (Samson) dalam Islam

Ekosistem Pesantrenpreneurship dalam Mewujudkan Kesejahteraan Guru dan Potensi Santri Melalui Wirausaha Koperasi di Pondok Pesantren Annuqo’ Desa Taman Kabupaten Bondowoso

Dalam sambutannya, Kiai Nurhadi Idris, selaku pengasuh pesantren, menegaskan bahwa kemandirian pesantren merupakan hal yang sangat urgen di tengah berbagai keterbatasan. Menurut beliau, pesantren tidak bisa selamanya hanya mengandalkan bantuan eksternal. “Pesantren ini telah berupaya membangun kemandirian dengan berwirausaha. Kami memulai dari unit-unit kecil seperti kantin, koperasi, hingga usaha travel dan pertanian. Semua ini untuk memperkuat pesantren dan menyejahterakan guru,” ujar Kiai Nurhadi dengan penuh keyakinan.

Apa yang disampaikan Kiai Nurhadi memang sejalan dengan visi besar pesantrenpreneurship. Pesantren harus bertransformasi menjadi lembaga yang tidak hanya mendidik dalam hal agama, tetapi juga membekali santri dengan keterampilan hidup. Di sinilah koperasi pesantren mengambil peran sentral. Koperasi yang kini tengah dikembangkan di Pesantren Annuqo’ bukan sekadar wadah simpan pinjam, melainkan pusat aktivitas ekonomi yang inklusif dan partisipatif. Melalui koperasi, pesantren mampu menggerakkan berbagai unit usaha yang terintegrasi dengan baik.

Adapun unit usaha yang sudah berjalan di Pesantren Annuqo’ antara lain adalah koperasi, kantin, jasa travel, usaha air bor, penghimpunan infaq, dan pertanian. Masing-masing unit memiliki peran dan manfaat tersendiri. Kantin, misalnya, selain menjadi penyedia kebutuhan konsumsi santri sehari-hari, juga menjadi tempat belajar manajemen usaha kecil. Jasa travel memberi manfaat ekonomi sekaligus melayani kebutuhan mobilitas santri dan masyarakat. Usaha air bor tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memenuhi kebutuhan vital air bersih. Pertanian menjadi sarana produktif yang tidak hanya menghasilkan hasil bumi, tetapi juga media pembelajaran santri dalam dunia agribisnis.

Dalam sesi materi workshop, Dr. C. Hosaini, M.Pd., selaku narasumber pertama, menegaskan bahwa kewirausahaan merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang. Menurutnya, apapun latar belakang keilmuannya, setiap individu perlu memiliki jiwa wirausaha. “Kewirausahaan bukan sekadar soal mencari keuntungan, tetapi tentang kemandirian, kreativitas, dan kemampuan bertahan menghadapi tantangan hidup. Jiwa wirausaha adalah kebutuhan utama untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan membangun kemandirian,” jelas Dr. Hosaini. Pernyataan ini menegaskan bahwa pendidikan kewirausahaan harus menjadi bagian integral dari sistem pesantren.

Baca...  Muhammadiyah Bukan Soal Plang Nama 

Sementara itu, narasumber kedua, Lora Mandar Khomaini Rizqi, S.Pd., memberikan perspektif yang lebih dekat dengan realitas santri. Ia menekankan bahwa santri memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi, asalkan diberi ruang dan kesempatan. “Santri bukan hanya belajar kitab kuning atau ilmu agama, tetapi mereka juga bisa diajarkan mengelola usaha. Dengan begitu, setelah lulus mereka tidak hanya menjadi tokoh agama, tetapi juga mampu mandiri secara ekonomi,” tegas Lora Mandar. Menurutnya, koperasi pesantren adalah sarana yang paling tepat untuk menyalurkan potensi tersebut karena berbasis kebersamaan dan gotong royong.

Ekosistem Pesantrenpreneurship dalam Mewujudkan Kesejahteraan Guru dan Potensi Santri Melalui Wirausaha Koperasi di Pondok Pesantren Annuqo’ Desa Taman Kabupaten Bondowoso

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Tim peneliti secara intensif berinteraksi dengan guru, santri, dan pengurus pesantren untuk menggali pengalaman mereka dalam mengelola usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan kesejahteraan guru dan potensi santri mulai terasa nyata sejak koperasi dikelola dengan lebih serius. Guru yang sebelumnya menghadapi keterbatasan ekonomi kini memiliki sumber penghasilan tambahan, sementara santri belajar keterampilan kewirausahaan yang praktis.

Diversifikasi usaha yang dilakukan pesantren telah memberikan dampak positif. Bagi guru, tambahan kesejahteraan membuat mereka lebih fokus dalam mengajar tanpa terbebani masalah finansial. Bagi santri, pengalaman langsung dalam mengelola usaha membuka wawasan baru yang relevan dengan kehidupan nyata. Mereka belajar tentang manajemen, tanggung jawab, kerja sama, serta menghadapi risiko. Keterampilan ini tentu sangat berharga untuk bekal setelah mereka menyelesaikan pendidikan di pesantren.

Meski demikian, perjalanan menuju kemandirian pesantren tidak lepas dari berbagai tantangan. Keterbatasan modal usaha, kurangnya sumber daya manusia yang terlatih dalam manajemen bisnis, serta minimnya dukungan infrastruktur menjadi kendala utama. Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa dengan adanya dukungan dari akademisi, pemerintah, dan masyarakat sekitar, potensi pengembangan ekosistem pesantrenpreneurship sangat besar untuk terus dikembangkan.

Baca...  Puasa Daud Sebagai Alternatif Untuk Menahan Hawa Nafsu

Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa pesantrenpreneurship adalah solusi strategis bagi pesantren dalam menghadapi tantangan modern. Pesantren bukan hanya mencetak santri yang alim, tetapi juga generasi yang tangguh secara ekonomi. Model ekosistem ini memberikan peluang besar bagi pesantren untuk bertransformasi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Selain itu, pesantren juga memperkuat fungsi pendidikannya dengan membekali santri keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan zaman.

Implikasi lebih luas dari temuan ini adalah bahwa pesantren bisa menjadi laboratorium sosial-ekonomi berbasis komunitas. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dan kewirausahaan, pesantren dapat membangun kemandirian sekaligus memberi kontribusi nyata bagi pembangunan daerah. Pesantren Annuqo’ Bondowoso kini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara pendidikan, penelitian, dan kewirausahaan bisa menciptakan perubahan sosial yang signifikan.

Harapannya, model ekosistem pesantrenpreneurship ini bisa direplikasi oleh pesantren-pesantren lain di Indonesia. Dengan jumlah pesantren yang begitu banyak, jika masing-masing mengembangkan unit usaha secara serius, maka dampaknya terhadap ekonomi nasional tentu sangat besar. Santri yang dididik bukan hanya menjadi ahli agama, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja, mengurangi angka pengangguran, dan memperkuat ekonomi umat.

Dengan demikian, penelitian dosen pemula program hibah DPPM Kemdiktisaintek tahun 2025 ini tidak hanya memberi kontribusi akademik, tetapi juga berdampak langsung pada masyarakat. Pesantren Annuqo’ kini telah mengambil langkah awal untuk membangun kemandirian, menyejahterakan guru, serta memberdayakan potensi santri. Semua ini menunjukkan bahwa pesantren memang bisa menjadi motor penggerak perubahan, bukan hanya di bidang pendidikan agama, tetapi juga dalam pembangunan ekonomi berbasis komunitas..

Peneliti: M Tubi Heryandi, Penerima hibah PDP Program Direkturan Jenderal Penelitian dan pengabdian masyarakat (DPPM) Kemristekdikti RI tahun 2025

2537 posts

About author
Kuliah Al Islam - Mencerdaskan dan Mencerahkan
Articles
Related posts
Artikel

Peran Kalender Akademik dalam Gaya Hidup Keluarga Modern

1 Mins read
Di era modern, keluarga semakin sibuk dengan rutinitas kerja, sekolah, dan aktivitas sosial. Kalender akademik hadir sebagai peta jalan yang mengatur keseimbangan…
Artikel

Menemukan Kedamaian Hidup Melalui Nasihat Islam

2 Mins read
Setiap orang tentu pernah berada di titik lelah, merasa hampa, atau bahkan kehilangan arah. Hidup yang penuh dinamika seringkali menghadirkan ujian yang…
Artikel

Strategi Pemasaran dan Teknik Closing ala Rasulullah: Panduan Lengkap Menarik Pelanggan dengan Empati di Era Digital

3 Mins read
Pengantar: Mengapa Strategi Pemasaran ala Rasulullah Masih Relevan di Era Digital? Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, banyak perusahaan mengandalkan taktik…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Artikel

Peran Kalender Akademik dalam Gaya Hidup Keluarga Modern

Verified by MonsterInsights