Yogyakarta – Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) resmi meluncurkan Serikat Imers (Internet Marketers) Muhammadiyah melalui acara Kick-Off yang digelar pada Kamis (14/8/25). Inisiatif ini menjadi langkah strategis SUMU dalam memperkuat ekosistem pelaku usaha, khususnya di sektor digital marketing (imers) yang tengah berkembang pesat di era transformasi digital.
Serikat Imers Muhammadiyah hadir sebagai wadah kolaborasi bagi para pelaku usaha digital yang sebelumnya bergerak sendiri-sendiri di berbagai daerah. Kehadiran koordinator nasional di setiap sektor usaha diharapkan dapat menyatukan kekuatan, membangun semangat bersama, serta menghadirkan sistem kolaboratif lintas wilayah.
Sekretaris Jenderal SUMU, Ghufron Mustaqim, menyampaikan bahwa pembentukan serikat berbasis sektor merupakan strategi penting agar para anggota bisa lebih fokus.
“SUMU membentuk komunitas-komunitas sektor usaha spesifik agar para anggota dapat lebih relevan dalam berbagi ilmu sesuai dengan fokusnya. Dengan cara ini, kita tidak hanya memperluas jejaring, tetapi juga memperdalam keahlian di bidang masing-masing,” jelasnya.
Sementara itu, Ilham Taufiq, selaku Koordinator Serikat Imers Muhammadiyah, menekankan pentingnya peningkatan kompetensi pelaku usaha digital.
“Saat ini, perkembangan imers telah menjangkau berbagai sektor. Dengan adanya Serikat Imers Muhammadiyah, para pelaku usaha diharapkan bisa memperdalam pemahaman mengenai channel digital dan strategi iklan di media sosial. Ini akan menjadi bekal penting dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin kompetitif,” tuturnya.
Sebagai pengisi acara, Fahmi Auditya, Founder & CEO Mahir Digital, memberikan pandangan menarik mengenai perbedaan mendasar antara online seller dan imers.
“Semua ada ilmunya. Online seller biasanya fokus menjual produk secara langsung, sedangkan imers fokus pada profit melalui strategi iklan berbayar. Perbedaan mental ini penting: online seller cenderung mengandalkan cara gratis, sementara imers berani berinvestasi di iklan. Fokusnya bukan pada produknya, melainkan pada pola yang bisa mendatangkan keuntungan berkelanjutan,” ungkapnya.
Melalui kehadiran Serikat Imers Muhammadiyah, SUMU meneguhkan visinya untuk melahirkan generasi pengusaha tangguh dan berdaya saing global. SUMU menargetkan sedikitnya 30 anggotanya dapat masuk dalam jajaran 100 orang terkaya di Indonesia pada tahun 2045, dengan sebagian berasal dari kalangan pengusaha imers.
Ke depan, SUMU juga berkomitmen untuk memperluas jangkauan dengan membentuk komunitas serupa di 21 sektor usaha lainnya. Langkah ini diharapkan mampu mendorong lahirnya ekosistem kewirausahaan Muhammadiyah yang lebih solid, inovatif, dan memberi kontribusi nyata bagi perekonomian umat dan bangsa. [Media dan Publikasi Serikat Usaha Muhammadiyah/Soleh]