Penulis: Afdila Fahma*
Sejak zaman lahirnya sampai masa sekarang, Islam mempunyai sejarah peradaban mulai dari periode klasik, hingga periode Dunia Islam Kontemporer. Dalam sejarah peradaban Islam, Dinasti Safawi merupakan sejarah yang terjadi pada periode Islam Kontemporer.
Dari sejarah dapat diketahui segala sesuatu yang terjadi dalam peradaban Islam dengan segala ide, konsep, konstitusi, sistem, dan operasionalnya yang terjadi dari waktu ke waktu. Jadi, sejarah pada dasarnya tidak hanya sekedar memberikan romantisme, tetapi lebih dari itu merupakan refleksi historis.
Menurut (Mardinal, dkk. 2023) sejarah peradaban Islam adalah deskripsi kehidupan umat manusia muslim masa silam yang mengalami kemajuan sebagai hasil cipta, rasa, dan kursa mereka yang dijiwai oleh ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan menuju suatu kemajuan yang dapat mengangkat harkat dan martabat mereka.
Perkembangan peradaban Islam secara internal, tidak bisa terlepaskan dari konsep hablun minallah dan hablun minannas serta konsep ilmu dan penggunaan akal pikiran yang tercantum dalam Alqur’an.
Sebelum menjadi sebuah kerajaan besar, pada awalnya Dinasti Safawi merupakan gerakan atau aliran tarekat yang didirikan oleh Safi al-Din Ishak al-Ardabilu (1252-1334 M) di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan, Iran, beliau berasal dari keturunan yang berada namun memilih Sufi sebagai jalan hidupnya.
Mengenai asal usul kata Safawi, Amir Ali berpendapat bahwa Safawi berasal dari kata Shafi yaitu gelar yang diberikan kepada nenek moyang raja-raja Safawi, ia juga menyatakan para musafir, pedagang, maupun penulis Eropa selalu menyebut raja-raja Safawiyah dengan gelar Shafi Agung (Solihah, 2024).
Dalam sejarah, sudah tentu memiliki peristiwa kemajuan dan kemunduran dalam setiap periodenya, hal ini juga dialami oleh Dinasti Safawi yang memiliki kejayaan serta keruntuhan pada masanya. Dinasti Safawi mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Abbas I, berbagai bidang mengalami perubahan kemajuan, antara lain bidang politik atau pemerintahan, bidang ekonomi, dan bidang seni (Agus, dkk. 2022).
Perubahan yang dilakukan Syah Abbas I pada bidang politik yaitu terwujudnya integritas wilayah negara yang luas yang dikawal oleh suatu angkatan bersenjata yang tangguh dan diatur oleh suatu pemerintahan yang kuat, serta mampu memainkan peranan dalam percaturan politik internasional.
Syah Abbas I, juga telah melakukan langkah politiknya yang pertama, membangun angkatan bersenjata Dinasti Safawi yang kuat, besar dan modern. Berkat kegigihannya, sehingga Syah Abbas I mampu mengatasi konflik dalam negeri yang mengganggu stabilitas negara.
Di bidang ekonomi pada masa Syah Abbas I mengalami kemajuan terutama industri dan perdagangan, Stabilitas politik Dinasti Safawi pada masa Syah Abbas I, yakni setelah kepulauan Hurmuz dikuasai beliau dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandar Abbas memicu perkembangan perekonomian Safawi. Selain itu, Dinasti Safawi juga mengalami kemajuan sektor pertanian terutama di daerah bulan sabit subur (fortile crescent).
Kemajuan selanjutnya yang dibawa oleh Syah Abbas I yaitu pada bidang seni, Dinasti Safawi mengalami kemajuan yang sangat pesat didalam bidang kesenian yang terlihat pada bangunan-bangunan nya seperti masjid Syah yang dibangun pada 1611 M dan masjid Syaikh Lutfullah yang dibangun pada tahun 1603 M.
Adapun unsur seni juga terlihat dalam bentuk kerajinan antara lain di bidang kerajinan tangan, keramik, karpet, permadani, pakaian, tenunan, mode, tembikar, dan benda-benda seni lainnya. Seni lukis pada masa mulai dirintis sejak zaman Tashmasp I, Ismail I, pada tahun 1522 membawa seorang pelukis timur bernama Bizhard ke Tabriz.
Selain kemajuan Dinasti Safawi juga mengalami keruntuhan sepeninggal satu Abad Syah Abbas I pada tahun 1628 M. Keruntuhan atau kemunduran dinasti Safawi terjadi pada masa Shafi Mirza, yakni cucu dari Syah Abbas I, ia dinilai sebagai pemimpin yang lemah sehingga mengakibatkan dinasti Safawi dilanda kemunduran yang secara berangsur-angsur membawa keruntuhan dan kehancuran (Suyuthi, 2022).
Beberapa raja-raja yang berkuasa sesudah Syah Abbas I merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak mampu mempertahankan masa kerajaan Safawi.
Beberapa penyebab yang turut memicu kemunduran dinasti ini yaitu konflik militer yang berkepanjangan dengan kerajaan Utsmani, mereka menilai bahwa Dinasti Safawi yang beraliran Syi’ah dipandang sebagai kekuatan yang mengancam kekuasaannya.
Selain itu, pasukan yang telah dibentuk oleh Syah Abbas I, sudah tidak memiliki semangat perjuangan yang tinggi sebagaimana semangat terdahulu ketika dipimpin oleh Syah Abbas I. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki ketahanan mental karena tidak dipersiapkan secara terlatih dan tidak memiliki bekal rohani. Kemerosotan aspek kemiliteran ini sangat besar pengaruhnya terhadap lenyapnya ketahanan dan pertahanan Dinasti Safawi.
Tidak hanya itu, penyebab lain dari kehancuran dinasti Safawi karena sering terjadinya konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan dikalangan keluarga kerajaan sendiri. Para pemimpin setelah Syah Abbas I mengalami dekadensi moral seperti sangat menggemari minum-minuman keras, pecandu narkotik, juga menggemari kehidupan malam selama tujuh tahun tanpa menyempatkan diri untuk menangani urusan pemerintahan (Munir, 2015).
Dapat disimpulkan bentuk-bentuk institusi kenegaraan, kesukuan, dan institusi keagamaan pada Dinasti Safawi berada dipuncak kejayaan pada masa kekuasaan Abbas I mengalami banyak kemajuan dicapai di kerajaan Safawi antara lain dibidang politik, ekonomi, dan kesenian.
Akan tetapi, setelah satu abad meninggalnya Syah Abbas I, dinasti Safawi mengalami kemunduran atau keruntuhan yang disebabkan raja-raja, yang memerintah setelah kematian beliau, para raja tersebut juga dinilai sangat lemah dan sering menimbulkan konflik intern dalam perebutan kekuasaan dikalangan keluarga kerajaan Safawi.
*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Referensi:
Tarigan. Mardinal, dkk. (2021). “Sejarah Peradaban Islam dan Metode Kajian”. Jurnal Pendidikan Tambusai
Sumanti. Titin. Solihah. (2024). Sejarah Peradaban Islam. Sumatera: Prenada Media
Kurniawan. Agus. Dkk. (2022). DIRASAH ISLAMIYAH KELAS VIII. Bengkulu: CV. Sinar Jaya Berseri
Pulungan. Suyuthi. (2022). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah
Subarman. Munir. (2015). Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban Islam. Yogyakarta: Deepublish