Abstrak
Manusia hadir sebagai rekonstruksi agama dan pelaku psikologisnya. Setiap agama memiliki pembelajaran psikologis yang perlu di tempuh agar menjadi manusia sejati. Ada manusia yang agamis tapi tidak religius dan ada pula manusia yang tidak agamis tapi religius. Dampak psikologis dalam suatu kaum lebih cenderung memiliki kemampuan bersatu dengan masyarakat Indonesia. Berbagai macam madzhab di Indonesia yang muncul di masyarakat Indonesia khususnya memiliki dampak psikologis masing-masing. Lantas bagaiamana madzhab ini membentuk mental psikis dari masing-masing kalangan tertentu. dalam psikologi budaya di jawa khususnya di jawa timur kediri, watu welut. Banyak sekali kalangan kaum islam jawa yang berkembang. Dalam hal ini kita akan mengkaji bentuk prilaku psikis manusia dalam pengalaman keagamaan santri dan kyai.
Pendahuluan
Dalam mata kuliah antropologi agama ada tiga aspek keislaman yang hadir di kehidupan Indonesia. Yaitu kaum kalangan Santri, Priyayi, Dan Abangan. Kalangan kaum santri terdiri dari kalangan kaum terpelajar dan para pencari ilmu. Kaum santri juga melahirknan kyai-kyai muda yang hadir untuk kemslahatan umat manusia. Sedangkan priyayi adalah kalangan kaum islam yang bangsawan dengan harta dan kekayaan bersifat pemerintahan. Bisanya kaum priyayi adalah aparatur negara pada kala itu. Kepala negara bangsawan prajurit atau keadaan lainya yang terdiri atas unsur bela negara. Sedangkan abangan adalah kalangan umat muslim yang tidak terlepas dari tradisionalitas yang menggunakan menyan sebagai sesaji atau keislaman yang masih berbau dengan kultur kehinduan. Sebelum adanya Islam. Masyarakat Hindu di Indonesia lebih mengenal tradisi hindu dan kejawen sebagai kegamaan daripada agama kontemporer saat ini yaitu agama abrahamic Kristen, Yahudi, Dan Islam. Bagaimana keterkaitan ini pengaruh psikis dalam pengalaman keagamaan dalam islam yaitu santri dan kyai. Secara garis besar pengalaman ini sudah ada sejak zaman jauh dimana penajajahan belanda ada. Dan adopsi daripada kebudayaan hindu dan budha di kehidupan kita sehingga teologis santri dan kyai terjadi rekonstruksi dari masa-ke masa.
Asal Usul Santri Dan Kyai
Dalam sebuah pondok pesantren, masjid merupakan salah satu unsur terpenting dan merupakan lokasi yang strategis untuk mengajarkan berbagai hal kepada santri, seperti amalan shalat lima waktu. Diantaranya salat Jumat, khutbah Jumat, ajaran Islam klasik, kajian Alquran, dan diskusi keagamaan.
Belakangan ini banyak pesantren yang membangun masjid dengan ruangan dan ruang kelas tersendiri. Ruangan dan ruang kelas ini digunakan untuk kegiatan hala ka, pendidikan, diskusi, rapat organisasi, dan terkadang untuk kegiatan ekonomi. Ketiga, para pelajar. Santri merupakan salah satu komponen terpenting dalam sebuah pesantren. Sebab tanpa santri maka pesantren tidak mempunyai fungsi dan makna yang utuh. Siswa biasanya dibagi menjadi dua kelompok: Karon dan Mukim. Santri Karon merupakan santri yang pulang ke kampung halamannya masing-masing menginap tanpa setelah menyelesaikan perkuliahan di pondok pesantren, dan biasanya berasal dari lingkungan sekitar pondok pesantren.
Sedangkan santri residen adalah santri yang tinggal di pesantren dalam jangka waktu tertentu, dan biasanya berasal dari daerah yang jauh dari lokasi pesantren. Pada suatu ketika, kesempatan untuk tinggal di pesantren terpencil merupakan suatu keistimewaan bagi Santoli, karena ia mempunyai cita-cita yang besar dan keberanian yang cukup, serta siap menghadapi kesulitan sendiri. 16 Namun saat ini, tinggal di pesantren merupakan hal yang lumrah bagi Santoli, bahkan terkadang menimbulkan dampak negatif. Para santri yang masuk pesantren adalah para mantan pecandu narkoba. 4.Pondok. Pondok adalah tempat sederhana yang digunakan sebagai tempat tinggal para Kyai dan Santri. Pondok bukan hanya sebagai tempat tinggal bagi para santri, melainkan juga tempat mereka memperoleh pelatihan dan keterampilan agar dapat hidup mandiri setelah lulus.
Sistem pondok atau asrama santri merupakan ciri tradisi pusantren dan membedakan sistem pendidikan pusantren dengan sistem pendidikan Islam lainnya. Dana dari kas Kyai dan bantuan masyarakat biasanya digunakan untuk membangun pesantren. Pondok pesantren jarang sekali dibangun oleh pemerintah, kecuali jika bantuan tersebut semata-mata untuk keperluan pembangunan ruang belajar (ruang kelas) atau sarana belajar. Nomor 4: Buku klasik. Kitab-kitab Islam klasik atau biasa disebut Kitab Kuning merupakan karya para ulama awal yang memuat ilmu agama Islam dalam bahasa Arab. Dahulu, kitab-kitab Islam klasik, khususnya yang ditulis oleh ulama yang tergabung dalam mazhab Syafiyyah, merupakan satu-satunya bahan ajar yang disediakan di pesantren. Biasanya, isi kitab-kitab Islam klasik dimulai dari yang paling sederhana dan kemudian berlanjut ke yang lebih kompleks. Dengan demikian, pesantren mungkin dapat menilai kualitas isi kitab-kitab klasik Islam yang diajarkan. Bidang ilmu yang diajarkan dalam kitab-kitab Islam klasik antara lain nah Keseluruhan buku jenis ini dapat dikategorikan ke dalam beberapa tingkatan seperti pemula, menengah, dan lanjutan.
Isi kitab kuning ini dipelajari dengan metode sologang (siswa bertatap muka dengan kiyai) dan bandogan (belajar kitab dengan mendengarkan langsung dengan kiyai). Yang perlu ditegaskan dalam pengajaran kitab-kitab tersebut adalah bahwa kyai merupakan figur sentral yang harus memimpin wacana keagamaan yang inklusif. Kyai tidak hanya memberikan bacaan dan terjemahan, namun juga memberikan pendapat pribadi dan tafsir terhadap kitab-kitab tersebut. Selain itu, kyai harus menjadi teladan agar para santri dapat mendengar dan mengamalkan setiap pertunjukannya. Dalam konteks ini, Qiyay juga memerlukan kemampuan berbahasa Arab. Karena bahasa Arab digunakan di semua kitab klasik. Tren terkini menunjukkan bahwa banyak pesantren yang memasukkan pengetahuan umum berbasis non-Arab ke dalam kurikulumnya. Namun teks Arab klasik tetap menjadi fokus utama. Di pesantren, bidang ilmu dan metode pengajarannya relatif sama. Persamaan antara buku yang diajarkan dengan sistem pengajarannya adalah menghasilkan homogenisitas.
Psikis Setiap Kalangan Santri Dan Kyai
Istilah kiyai berasal dari bahasa Jawa, bukan bahasa Arab. Kata kyai artinya agung, suci, terutama. Selain itu, di Jawa, gelar kyai diberikan kepada laki-laki yang lebih tua, lebih bijaksana, dan lebih dihormati. Gelar kiyai juga diberikan pada benda-benda suci dan berkah seperti keris dan tombak. Namun dalam pengertian luas Indonesia, istilah kyai merujuk pada pendiri pesantren yang mengabdikan hidupnya kepada Allah SWT sebagai seorang muslim yang terhormat dan menyebarkan serta memperdalam ajaran dan pandangan Islam melalui pendidikan . Kiyai merupakan tokoh sentral dan pemimpin pesantren. Dalam posisi ini, nilai pesantren sangat bergantung pada karakter Kyai sebagai teladan dan pembawa kearifan mutlak dalam nilai-nilai pesantren. Dalam hal ini, kata M. Habib Chirzin, peran Qiyai adalah menangani keimanan, membimbing amariyah, menyebarluaskan dan menyebarkan ilmu pengetahuan, pembinaan akhlak, amal pendidikan, membimbing dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi para santri dan masyarakat di bidang Ini sangat besar. Dan jika berbicara tentang pemikiran seorang kyai, tergantung dari latar belakang kepribadian kyai tersebut, maka itu berupa pola pikir, sikap, jiwa, dan arah tertentu dalam memimpin. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peran Kyai sangat menentukan keberhasilan pesantren yang dipimpinnya.
Itulah beberapa uraian tentang unsur-unsur umum pesantren yang pada hakikatnya merupakan syarat-syarat dan merupakan gambaran yang lengkap tentang unsur-unsur pesantren yang pada mulanya digolongkan sebagai pesantren. Akan tetapi, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa dapat berubah seiring dengan perkembangan jaman dan kebutuhan masyarakat dapat semakin berkembang atau meluas. Jika menilik sejarah, sosok Kyai merupakan motor penggerak kebangkitan agama melalui pengaruhnya yang sangat besar terhadap masyarakat sekitar, termasuk perkembangan intelektual dan spiritual para santrinya. Saya paham. Peranan Qiyayi dalam pengelolaan pesantren dan pembinaan intelektual santri, khususnya remaja sangatlah besar.
Sebab kedudukan Kiai sangat penting bagi seluruh kebijakan Pesantren. Di Pesantren, Kiai merupakan satu-satunya pemimpin yang mempunyai kekuasaan hampir absolut. Tidak ada seorang pun yang lebih dihormati di sini selain Kiai. Dialah satu-satunya pusat kekuasaan yang menguasai sumber daya, terutama ilmu pengetahuan dan kewenangan, yang menjadi andalan peserta didik dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, kedudukan dan peranan kiai dalam memberikan bimbingan intelektual dan spiritual kepada santri adalah rangkap jabatan yaitu pengelola dan pemilik pusantren. Sosok Kyai menjadi persona pesantren, khususnya santri pesantren tradisional. Seperti yang dikutip Sartono Kardirjo dari Sukamto,
“Qiyai pesantren dapat membentuk kehidupan sosial, budaya, dan keagamaan bangsa Islam masa lalu dan masa kini pesantren; dampaknya bersifat jangka panjang bahkan seumur hidup. mempunyai kemampuan teknis yang sangat baik di bidang sosial, budaya dan agama. Beliau memiliki pengetahuan agama yang sangat baik, keahlian di bidang operasional pesantren, dan memiliki gaya kepemimpinan yang unik.
Kesimpulan
Dalam hal ini keterkaitan psikis manusia di kalangan umat beragama khususnya para kaum santri abangan dan priyayi. Lebih di kaji lebih dalam terkait santri bagaimana santri telah tumbuh sebagai budaya masyarakat yang plural. Pengaruh psikis manusia dan umat pada umumnya. Peranan kyai sangat pesat dalam beragama pada hakikatnya kyai sebagai contoh masyarakat contoh santri dan gurunya. Dan kewajiban santri sebagai murid kyai takdzim kepadanya. Dan di sinilah semua psikis itu terbentuk untung daripada itu di haruskan semua kyai wajib berprilaku seperti guru yang patuh dan tertib kepada ajaran Rasullah. Dan tidak melanggar sunnah-sunnahnya.
Daftar Pustaka
Wiwik Setiyani, dkk 2023 Internalisasi Budaya Lokal, Surabaya : The UINSA Press.
Prof. Dr. Hj. Wiwik Setiyani, M.Ag, 2024 Tradisionalis Inklusif Versus Eksklusif pada
Masyarakat Lokal, Surabaya : The UINSA Press.
Adnan Mahdi, Sejarah Dan Peran Pesantren Dalam Pendidikan Di Indonesia,
Kalimantan Barat : https://jejakislam.net/asal-usul-istilah-santri/
Jaja Suteja, M.Pd.I, Peran Kyai Dalam Pembinaan Mental Spiritual Santri Remaja Di Pondok
Pesantren Kota Cirebon : Orasi, Volume VI Nomer 1 Januari- Juni 2015
Dendy Wahyu Subekti (07020223019)
Ilham Ma’ruf (07040223055)