ArtikelKeislaman

Gus Ulil: Manifestasi Kelembutan

1 Mins read

Gus Ulil: Manifestasi Kelembutan 

KULIAHALISLAM.COM – Di antara akhlak Nabi yang paling menonjol, adalah pribadinya yang selalu lemah lembut. Semua orang yang pernah semasa dengan beliau, menggambarkan, beliau tidak pernah berkata kasar, mengumpat, dan tidak pernah berlaku bengis. Bahkan tidak pernah marah, kecuali terhadap perbuatan yang melanggar kehormatan agama.

Di antara hikmah yang bisa kita petik dan peroleh dari perangai lemah lembutnya Nabi, pertama, bisa membuat kita menjadi pribadi yang indah. Secara garis besar, Allah mengkaruniakan dua keindahan kepada manusia: keindahan fisik, dan keindahan kepribadian. 

Manusia pada umumnya mudah terpukau oleh keindahan fisik. Namun, keindahan fisik ini akan segera kehilangan kesan bila tingkah laku dan kata-katanya kasar. Di sinilah, lemah lembut menjadi parameter dan kunci utama untuk mewujudkan pribadi yang indah.

Kedua, bisa membentuk orang-orang dan lingkungan di sekitar kita. Karena itu misalnya, tak sedikit dari para Sahabat yang memperoleh hidayah setelah menyaksikan pribadi Nabi yang lemah lembut.

Ketiga, lemah lembut adalah pelindung hati dari noda dan penyakit kalbu. Penting, ketika kita berkata kasar dan mengumpat, sebenarnya kita tidak sedang merugikan orang lain. Tapi, kita sedang menodai hati sendiri, mengotorinya dengan kekasaran, serta membuatnya menjadi keras.

Dari sini kita tahu, bahwa lemah lembut dalam tutur kata serta dalam tingkah laku adalah, salah satu keteladanan yang paling menonjol dalam diri Nabi. Allah Swt berfirman surah Al-Ahzab 21: 

لَقَدْ كَا نَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَا نَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَا لْيَوْمَ الْاٰ خِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا 

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”

Nabi juga bersabda:

إذا أحبّ الله عبدا أعطاه الرفق وما من أهل بيت يحرّمون الرفق إلا حرّموا الخير

“Apabila Allah menyukai seorang hamba, maka Ia akan mengkaruniai sifat lemah lembut. Dan barang siapa dari keluargaku mengharamkan dan menjauhi kelemah lembutan, maka sesungguhnya dia telah menjauhi kebaikan.” (HR. Muslim dan Abu Dawud).

Syahdan, lemah lembut bukan suatu indikasi ketidakberdayaan kita, melainkan tanda kemampuan mengendalikan diri. Begitu juga sebaliknya, kekasaran dan kekerasan bukan tanda kekuasaan, namun ia adalah tanda kerapuhan emosional dan kelemahan kepribadian seseorang. Wallahu a’lam bisshawaab.

25 posts

About author
Alumni PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo dan PP Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Penulis juga kontributor tetap di E-Harian Aula digital daily news Jatim.
Articles
Related posts
Keislaman

Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Asy’ariyah Dalam Memahami Sifat Kalam

2 Mins read
Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Asy’ariyah dalam memahami sifat kalam. Ulama Asy’ariyah mengatakan bahwa sifat-sifat Tuhan itu qadim sebagaimana Dzat-Nya Tuhan…
Artikel

Jawaban Jika Anak Bertanya Bolehkah Bermain dengan Orang Yang Beragama Kristen?

2 Mins read
Jawaban jika anak bertanya bolehkah bermain dengan orang yang beragama Kristen? Ibu saya berpesan jangan bermain dengan teman-temanmu yang beragama Kristen? Apakah…
Keislaman

Makna Takziyah Dalam Perspektif Islam

6 Mins read
Makna takziyah dalam perspektif Islam. Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kematian yang tidak di ketahui waktunya. Sebagai makhluk…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights