Oleh: Muhammad A’an Khunaifi*
KULIAHALISLAM.COM – Alqur’an adalah kitab suci sekaligus mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang dijadikan sebagai pedoman oleh umat Islam. Maka dari itu, di dalam Alqur’an terdapat banyak kisah-kisah istimewa yang terjadi jauh sebelum Nabi Muhammad SAW lahir, dan di dalam kisah-kisah itu terdapat sebuah makna yang bisa kita jadikan sebagai pelajaran maupun pedoman hidup hingga masa kini.
Seiring berjalannya waktu banyak orang yang mengatakan bahwa kisah-kisah yang ada di dalam Alqur’an adalah sebuah fiktif belaka, padahal jika Alqur’an diteliti dengan baik dan mendalam maka akan terbukti akan nyatanya kisah-kisah itu. Akan tetapi banyak diantara kita yang belum melakukan riset penelitian dengan baik dan mendalam. Maka dari itu, kita sebagai umat Islam seharusnya perlu belajar lebih lama lagi dan secara mendalam.
Sebagian bukti bahwa Alqur’an itu adalah kenyataan yaitu adanya ayat Taurat yang ditemukan di dalam Alqur’an dan adanya ayat injil yang ditemukan di dalam Alqur’an. Tidak hanya itu, Alqur’an juga memiliki adanya sedikit kesamaan isi dengan kitab lain diluar kitab Taurat, Zabur dan Injil, yaitu kitab weda.
Bahkan sampai ada sebuah kesamaan antara Alqur’an dan manuskrip naskah laut mati. Manuskrip naskah laut mati terlibat karena menjadi bukti akan kenyataan sebuah cerita yang ada di dalam Alqur’an. Cerita yang ada dalam Alqur’an terbukti kenyataanya karena cerita tersebut ada juga dalam naskah laut mati, padahal naskah laut mati ini baru ditemukan pada abad 3 sebelum masehi.
Jika dikatakan Alqur’an menyalin dari naskah laut mati tersebut tidak mungkin, karena naskah laut mati ditemukan pada abad 3 sebelum masehi sedangkan Alqur’an ada pada abad 7 Masehi dan bahasanya juga berbeda, Alqur’an memakai bahasa Arab sedangkan naskah laut mati memakai bahasa Ibrani, begitu juga dalam isi yang ada dalam naskah laut mati sangat singkat sedangkan isi yang ada Alqur’an sangat rinci dan jelas.
Ada sebuah kisah yang ada di dalam Alqur’an yang sudah ketahui bahwa itu adalah fakta dan ini merupakan salah satu bukti bahwa Alqur’an bukan sebuah fiktif belaka. Kisah tersebut terdapat dalam Alqur’an surat al-Anbiya’ ayat 69, yaitu sebuah kisah Nabi Ibrahim yang dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud beserta kaumnya tetapi Nabi Ibrahim masih selamat dan tidak merasakan panas sedikitpun.
Sebuah kisah tersebut juga ada di dalam naskah laut mati yang sudah ada jauh sebelum Alqur’an diturunkan, dan kisah yang ada pada naskah laut mati tersebut menggunakan bahasa ibrani yang artinya “Ibrahim …. ke dalam api” kemudian ayat selanjutnya adalah “Ibrahim menuju satu negeri, Kan’an”.
Pada ayat ini terdapat sebuah titik-titik, yang mana teks tersebut tidak terbaca. Akan tetapi bisa ditafsirkan bahwa teks yang tidak terbaca tersebut tidak lain adalah dilempar atau dimasukkan. Jika ditafsirkan secara sempurna ialah Ibrahim di lempar atau dimasukkan ke dalam api, kemudian Ibrahim selamat dan pada akhirnya Ibrahim pergi menuju sebuah negeri, yaitu negeri Kan’an.
Apabila dilihat dari sebuah ayat yang terdapat di dalam manuskrip naskah laut mati tersebut dapat dipastikan bahwa kisah Nabi Ibrahim yang ada di dalam Alqur’an adalah sebuah fakta, bukan hanya sebuah fiktif belaka.
Bisa dikatakan Alqur’an hanya memberikan sebuah informasi kepada kita semua, dan informasi sudah tervalidasi dengan adanya naskah laut mati yang ditemukan jauh sebelum Alqur’an diturunkan, yaitu pada abad 3 sebelum masehi.
Bukan berarti Alqur’an itu menyalin dari naskah laut mati, tetapi Alqur’an menjelaskan secara lebih rinci lagi akan adanya kisah tersebut, bisa juga dikatakan Alqur’an memberikan informasi yang lebih rinci lagi kepada kita semua.
Jika disimpulkan dari adanya sebuah ayat yang terdapat dalam naskah laut mati tersebut, maka Alqur’an adalah fakta bukan fiksi. Ini merupakan salah satu bukti bahwa Alqur’an adalah fakta, jika bukti-bukti tentang nyatanya kisah-kisah yang ada di dalam Alqur’an disebutkan semua mungkin bisa menjadi berlembar-lembar, bahkan bisa sampai berjilid-jilid.
Maka dari itu, kebenaran isi dari Alqur’an itu bisa dibuktikan walaupun isi tersebut membahas sebuah peristiwa yang jauh sebelum diturunkannya Alqur’an. Tidak hanya peristiwa sebelumnya, bahkan peristiwa atau kejadian yang akan terjadi setelah turunnya Alqur’an saja sudah tertulis di dalam Alqur’an dan itupun sudah banyak yang terbukti, bahkan yang membuktikan kebenaran tersebut banyak dari golongan orang-orang non Islam.
*) Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya. Santri di pesantren Darul Arqom Surabaya. Tamatan sekolah di SMA Pesantren Terpadu Roudlotul Huda.
Editor: Adis Setiawan