KULIAHALISLAM.COM – Prof. Dr. Laura Veccia Vaglieri
merupakan salah satu orientalis perempuan terkemuka dari negara Italia. Laura
Veccia Vaglieri lahir pada tahun 1893 dan wafat tahun 1989 Masehi di Roma. Ia
pakar dan pengkaji studi Islam dan Arab serta pernah menjabat sebagai Professor
di Universita’ degli Studi di Napoli ‘L Orientale, Napoli.
Keistimewaan
Prof. Dr. Laura Veccia Vaglieri dari sarjana barat lainnya adalah ia menunjukan
diagnosa berbagai penyakit yang diderita umat Islam dalam zaman modern ini. Dr.
Laura Vaglieri memperlihatkan kekagumannya terhadap ajaran Islam, kehidupan dan
keperibadian Nabi Islam, ia juga memuji keagungan Alqur’an.
Akidah Islam dalam Alqur’an Menurut
Dr. Vaglieri
Keistimewaan Prof. Dr. Laura
Vaglieri dengan sarjana dan penulis Barat pada umumnya ialah bahwa ia sendiri yang menunjukan diagnosa
berbagai penyakit yang diderita umat Islam dalam zaman modern ini. Ia
menyatakan bahwa, Alqur’an telah menunjukan diagnosa penyakit umat Islam serta
menerangkan jalan keluarnya. Dalam Alqur’an Allah berfirman :
وَقَالَ ٱلرَّسُولُ يَٰرَبِّ إِنَّ قَوْمِى ٱتَّخَذُوا۟
هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ مَهْجُورًا
Arab-Latin: Wa qālar-rasụlu yā
rabbi inna qaumittakhażụ hāżal-qur`āna mahjụrā.
Artinya:
Berkatalah Rasul:
“Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Alqur’an itu sesuatu yang
tidak diacuhkan”. (QS. Al-Furqan ayat 30).
Kebutaan diri terhadap hidayah
atau tuntunan yang terkandung dalam Alqur’an adalah diagnosanya sedangkan
kembali kepada petunjuk Alqur’an adalah terapinya, menurut Dr. Vaglieri.
Selanjutnya ia menyatakan, Islam
menghadapkan dakwanya kepada setiap orang untuk beriman bahwa “Tiada Tuhan
Selain Allah dan Nabi Muhammad adalah Rasul Allah.” Dengan suara yang
mengandung ilham dari sebab hubungan yang mendalam dengan Tuhan, Rasul Islam
telah memanggil para penyembah berhala, umat Nasrani dan Yahudi yang
menyeleweng dari akidah tauhid murni. Ia telah bergumul secara terbuka dengan beberapa kecondongan
reaksioner manusia yang menarik orang untuk memperserikatkan Tuhan dengan
dewa-dewa lain.
Allah berfirman :
“Katakalanlah,
wahai Muhammad : Dialah Allah Yang Maha Esa, Allah tempat bergantung segala
sesuatu. Tidak beranak dan tidak pula diperanakan. Dan tidak ada sesuatu yang
sebanding dengan-Nya”, (QS. Al-Ikhlas 1-4).
Dalam membimbing manusia untuk
beriman kepada Allah, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam tidak
mempergunakan cara yang membuat mereka gemar kepada cerita tentang peristiwa
masa lampau yang bertentangan dengan hukum alam yang sebenarnya, yakni
peristiwa-peristiwa yang lazim disebut mukjizat.
Nabi mengajak mereka dengan cara
yang sederhana untuk berpikir tentang alam ini dan hukum-hukumnya, tanpa
membebani mereka untuk menjauhi alam empiris ini. Nabi percaya bahwa setiap
orang yang berakal pada akhirnya harus beriman kepada Allah Yang Maha Esa,
sehingga beliau merasa puas memanggil manusia membaca buku kehidupan ini.
Muhammad Abduh dan Amir Ali menegaskan bahwa Nabi Muhammad membatasi dakwahnya
dengan berbicara kepada dhamir orang peribadi dan akal intuisi. Allah
berfirman:
إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ
ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلْفُلْكِ ٱلَّتِى تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ
وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٍ فَأَحْيَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ
مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ ٱلرِّيَٰحِ وَٱلسَّحَابِ
ٱلْمُسَخَّرِ بَيْنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Arab-Latin: Inna fī
khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri wal-fulkillatī tajrī
fil-baḥri bimā yanfa’un-nāsa wa mā anzalallāhu minas-samā`i mim mā`in fa aḥyā bihil-arḍa
ba’da mautihā wa baṡṡa fīhā ming kulli dābbatiw wa taṣrīfir-riyāḥi was-saḥābil-musakhkhari
bainas-samā`i wal-arḍi la`āyātil liqaumiy ya’qilụ.
Artinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan
apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala
jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan
bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum
yang memikirkan. (QS. Al-Baqarah ayat 164).
Masih banyak ayat Alqur’an yang
mengajak pembaca untuk merenungkan tentang bukti-bukti adanya Allah yang
terdapat dalam alam ini. Dengan jasa Islam, keberhalaan dalam segala bentuknya
telah dihancurkan. Pada akhirnya manusia akan tahu kedudukannya yang tinggi di
bumi. Ia hanya menundukan dirinya di hadapan Al-Khaliq, Tuhan Pencipta
Alam.
Alqur’an Sebagai Mukjizat Islam
yang Terbesar
Dr. Laura Vagliari menyatakan bahwa
Mukjizat Islam yang terbesar adalah Alqur’an yang disampaikan kepada kita
dalam riwayat yang pasti, bersambungan dan membawa berita yang meyakinkan.
Alqur’an
adalah kitab yang tidak mungkin ditiru. Setiap pernyatannya bersifat
menyeluruh. Gaya bahasa Alqur’an adalah asli bukan tiruan. Jenis gaya bahasa
seperti itu tidak terdapat dalam sastra Arab yang sampai pada kita dari zaman
sebelumnya.
Alqur’an mengulang-ngulangi kisah
para Nabi, permulaan dan kesudahaan alam ini serta sifat-sifat Allah berserta
dengan tafsirnya. Hal ini dilakukan dengan dalam bentuk atau wujud yang
mengharukan tanpa mengurangi kesannya.
Alqur’an mengalihkan pembicarannya dari
suatu masalah ke masalah berikutnya tanpa kehilangan kekuatannya. Disini kita
menemukan kedalaman dan kesegaran dalam waktu yang sama, dua sifat ini biasanya
tidak berkumpul, di mana setiap bentuk retorik diterapkan sepenuhnya.
Dr. Laura Vagliari menyatakan bahwa
mustahil Alqur’an yang penuh mukjizat ini karya Muhammad, seorang Arab yang
buta huruf, kendatipun demikian Muhammad meminta para musuh Islam untuk menulis
sesuatu kitab seperti Alqur’an atau sekurang-kurangnya satu surat saja (QS. Al-Baqarah ayat 23), dan belum ada yang membawa suatu kitab yang mirip dengan
Alqur’an. Mereka menyerang Nabi tapi tidak mampu meniru Alqur’an.
Hal itu karena Alqur’an memiliki
kesempurnaan dan mustahil untuk ditiru. Dalam Alqur’an banyak petunjuk tentang
adanya hukum alam dan berbagai ilmu pengetahuan baik agama maupun dunia.
Di
dalamnya kita temukan khazanah ilmu yang luas, yang melumpuhkan orang-orang
bijak dan filsuf besar serta tokoh politik yang paling trampil sekalipun tidak
dapat menandingi Alqur’an. Sesungguhnya tidak masuk akal kalau Alqur’an itu
berasal dari selain Dzat yang Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu yang di langit
dan bumi.
Teks Alqur’an senantiasa asli dan
bersih dari segala usaha perubahan
selama berabad-abad, sejak diturunkannya hingga hari ini. Teks Alqur’an
senantiasa dalam kemurnian dan keaslian tanpa suatu perubahan dengan izin Allah
selama alam ini masih ada. Kitab yang dibaca di seluruh dunia Islam tidak
sedikit pun rasa bosan ketika membacanya. Sebaliknya dengan mengulang-ngulang
membaca Alqur’an akan menambah rasa cinta dalam diri seorang mukmin.
Dalam diri orang yang membaca dan
mendengar Alqur’an akan timbul rasa kagum dan takut yang mendalam. Orang dapat
mudah dengan membacanya walaupun sekarang ini ada resesi iman, namun kita
jumpai ribuan orang membaca Alqur’an di luar kepala. Di Mesir saja orang yang
hafal Alqur’an lebih banyak daripada orang yang hafal Injil di seluruh Eropa.
Kecepatan tersiarnya Islam bukan
disebabkan oleh kekuatan dan kegiatan para pembawa misi dakwah. Akan tetapi
disebabkan oleh keadaan Alqur’an itu sendiri yang dibawa oleh kaum Muslimin
kepada bangsa-bangsa yang dikalahkan dengan memberikan mereka hak untuk memilih
antara menerima atau menolak. Kitab Allah,firman kebenaran adalah suatu
mukjizat yang terbesar yang dengan mudah Muhammad menyampaikannya kepada
bangsa-bangsa yang ragu di atas bumi ini.