Penulis: Sofyan Atstsauri*
KULIAHALISLAM.COM – Apa yang perlu kita lakukan ketika mendapatkan kebaikan dari seseorang. Apakah harus kita diamkan atau harus bagaimana? Oleh karena itu, berikut ini kami uraikan setidaknya empat cara dalam menyikapi kebaikan orang lain sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya.
Membalasnya
Setiap kebaikan seseorang kepada kita perlu dibalas dengan kebaikan pula, tidak ditutup-tutupi dan tidak pula diingkari. Kebaikannya dibalas dengan balasan kebaikan yang sepadan, atau kalau mampu, dibalas dengan balasan yang lebih baik. Hal ini merupakan kebiasan (sunnah) Nabi, sebagaimana diceritakan oleh ‘Aisyah ra. Beliau berkata;
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقْبَلُ الْهَدِيَّةَ وَيُثِيبُ عَلَيْهَا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menerima hadiah dan biasa pula membalasnya.” (HR Bukhori, 2585)
Selain itu, ditegaskan pula dalam QS al-Nisa’; 86, Allah berfirman;
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.” (QS al-Nisa’; 86)
Memujinya
Apabila belum mampu membalas kebaikan orang yang telah berbuat baik kepada kita, cara berikutnya yang bisa kita ambil adalah dengan memuji orang tersebut. Tentunya, pujian yang kita lemparkan kepadanya tidak berlebihan dan adanya keyakinan bahwa orang yang kita puji tidak akan jatuh pada perasaan ujub dan sombong. Dalam hal ini, Rasulullah bersabda;
مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرْوُفٌ فَلْيُجْزِئْهُ، فَإِنْ لَمْ يُجْزِئْهُ فَلْيُثْنِ عَلَيْهِ؛ فَإِنَّهُ إِذَا أَثْنَى عَلَيْهِ فَقَدْ شَكَرَهُ، وَإِنْ كَتَمَهُ فَقَدْ كَفَرَهُ
“Siapa yang memperoleh kebaikan dari orang lain, hendaknya dia membalasnya. Jika tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, hendaklah dia memuji orang tersebut, karena jika dia memujinya maka dia telah mensyukurinya. Jika dia menyembunyikannya, berarti dia telah mengingkari kebaikannya.” (HR Bukhori)
Mendoakannya
Cara berikutnya adalah mendoakan orang yang telah berbuat baik kepada kita dengan doa-doa kebaikan. Karena, doa kita dapat menentramkan hati orang yang telah memberikan kebaikan tersebut. Allah berfirman;
خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Taubah; 103)
Rasulullah juga bersabda;
ومن أتى إليكم معروفاً فكافئوه، فإن لم تجدوا، فادعوا له، حتى يعلم أن قد كافأتموه
“Dan siapa yang berbuat baik kepadamu, balaslah kebaikannya. Jika anda tidak mampu, maka doakanlah dia sampai dia tahu bahwa kalian telah memberinya yang setimpal.” (HR Abu Dawud)
Mendoakan kebaikan kepada orang tersebut bisa menggunakan salah satu doa populer yang diajarkan oleh Nabi; yaitu kalimat Jazakumullah khairan. Dalam hal ini, Rasulullah bersabda;
مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ ، فَقَالَ لِفَاعِلِهِ : جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا , فَقَدْ أبْلَغَ فِي الثَّنَاءِ
“Siapa yang diberikan kebaikan, lalu ia katakan kepada orang yang memberikan kebaikan tersebut, “Jazakallah khoiron (semoga Allah membalas dengan kebaikan)”, seperti itu sudah sangat baik dalam memuji” (HR. Tirmidzi no. 2035 dan An Nasai no. 10008)
Berterima kasih
Cara berikutnya adalah menyampaikan terima kasih kepada orang yang telah berbuat baik kepada kita. Artinya, selain kita perlu meningkatkan rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada Allah atas berbagai nikmat dan karunia-Nya, akan tetapi, Allah dan Rasul-Nya juga tetap memerintahkan kita untuk tidak lupa berterima kasih kepada orang yang telah memberikan kebaikan kepada kita sebagai bentuk syukur kepada Allah berupa perantara kebaikan dari orang lain. Rasulullah bersabda;
لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ
”Seorang belum merealisasikan rasa syukur kepada Allah selama ia tidak mampu bersyukur (berterimakasih) atas kebaikan orang lain terhadap dirinya.” (HR Abu Dawud, no 2970)
Salah satu orang perlu kita bersyukur atau berterimakasih kepadanya adalah orang tua kita. Setelah Allah memerintahkan kita untuk berterimakasih kepada-Nya, Allah kemudian meminta kita untuk berterima kasih kepada kedua orang tua kita, karena mereka adalah orang sangat berjasa dan sangat besar kebaikannya kepada kita. Allah berfirman;
أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ
“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman; 14)
*) Alumni Pascasarjana Universitas Darussalam Gontor Ponorogo. Aktifitas saat ini mengasuh rumah tahfidz dan mengisi kajian.