Artikel

Richard Rorty: Bahasa Adalah Kunci Untuk Menyatukan Masyarakat

3 Mins read

 

Richard Rorty,
seorang filsuf Amerika Serikat, dikenal dengan kritiknya terhadap
fondasialisme. Sekedar informasi, Fondasionisme adalah pandangan yang
menyatakan bahwa pengetahuan harus didasarkan pada fondasi metafisik yang
kokoh, seperti kebenaran objektif atau realitas. Rorty menolak pandangan ini
dan berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk melalui hubungan intersubjektif,
yaitu melalui percakapan dan kesepakatan antar manusia.

Salah satu kritik
Rorty terhadap fondasialisme adalah kritiknya terhadap kebenaran korespondensi.
Kebenaran korespondensi adalah pandangan yang menyatakan bahwa kebenaran suatu
pernyataan adalah kesesuaiannya dengan fakta. Rorty berpendapat bahwa kebenaran
korespondensi adalah konsep yang keliru. Menurutnya, bahasa tidak dapat
mencerminkan realitas secara objektif. Bahasa adalah alat yang digunakan
manusia untuk berinteraksi dengan dunia, dan makna bahasa dibentuk melalui
kesepakatan antar manusia.

Berdasarkan
pandangan ini, Rorty berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk melalui percakapan
dan kesepakatan antar manusia. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang statis, tetapi
sesuatu yang dinamis dan terus berkembang. Pengetahuan dapat berubah seiring
dengan perubahan kesepakatan antar manusia.

Nah, karena
bahasa itu sifatnya kesepakatan, maka Rorty membagi bahasa menjadi dua
kategori, yaitu bahasa publik dan bahasa privat. Bahasa publik adalah bahasa
yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain, sedangkan bahasa privat
adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri. Menurut
Rorty, bahasa privat tidak memiliki peran penting dalam pembentukan
pengetahuan. Pengetahuan dibentuk melalui bahasa publik, yaitu melalui
percakapan dan kesepakatan antar manusia.

                Ketika
kita menyadari, bahwa ternyata ada bahasa publik dan ada bahasa privat, lalu
pertanyaannya, bagaimana kita bisa bermasyarakat dengan bahasa personal kita? Rorty
berpendapat bahwa masyarakat ideal adalah masyarakat yang mampu mengombinasikan
antara individualitas dan solidaritas. Masyarakat ideal adalah masyarakat yang
mampu memberikan ruang bagi kebebasan individu, tetapi juga mampu menciptakan
rasa solidaritas antar individu.

Baca...  Kritik Sosial dalam Perspektif Filsafat Islam Ibnu Rusyd

Rorty memimpikan
tentang Masyarakat “romantic liberalism”. Menurut Rorty, masyarakat ‘bebas
yang romantis ini’ adalah masyarakat yang mampu mengombinasikan antara
individualitas dan solidaritas. Masyarakat romantic liberalism adalah
masyarakat yang mampu membedakan antara yang publik dan yang privat. Masyarakat
romantic liberalism memberikan ruang bagi kebebasan individu dalam
hal-hal yang bersifat privat, tetapi juga mendorong individu untuk
berkolaborasi dalam hal-hal yang bersifat publik.

Masyarakat ‘Bebas yang Romantis’

Dalam konteks
masyarakat romantic liberalism, kesepakatan bahasa memainkan peran penting.
Kesepakatan bahasa memungkinkan individu untuk berkomunikasi dan berkolaborasi
satu sama lain. Kesepakatan bahasa juga memungkinkan individu untuk membentuk
pengetahuan bersama.

Berikut adalah
beberapa contoh bagaimana kesepakatan bahasa dapat berperan dalam masyarakat romantic
liberalism:

1.       Kesepakatan bahasa memungkinkan individu untuk berdiskusi dan
menyelesaikan masalah bersama.

2.       Kesepakatan bahasa memungkinkan individu untuk bekerja sama
dalam proyek-proyek bersama.

3.       Kesepakatan bahasa memungkinkan individu untuk berbagi informasi
dan pengetahuan.

Kesepakatan bahasa juga dapat
menjadi sarana untuk mempromosikan toleransi dan pemahaman antar budaya. Dengan
kesepakatan bahasa, individu dari budaya yang berbeda dapat saling memahami dan
bekerja sama.

Oleh karena itu,
kesepakatan bahasa adalah hal yang penting dalam masyarakat romantic
liberalism. Kesepakatan bahasa memungkinkan individu untuk berkolaborasi dan
membentuk pengetahuan bersama, sehingga dapat menciptakan masyarakat yang lebih
baik. Mengapa bahasa perlu disepakati?

Pertama, bahasa
itu sifatnya kontingen. Tidak ada bahasa yang abadi. Semua sementara. Bisa berubah
maknanya kapan saja. Rorty juga berpendapat bahwa bahasa adalah permainan.
Bahasa bisa bermacam-macam maknanya sesuai penggunaannya. Setiap orang lahir di
satu dunia yang memiliki mode bahasa tertentu, dan ia belajar serta memahami
dunia sesuai bahasa masyarakatnya. Perubahan/ perkembangan kultural disebabkan
oleh perubahan mode bahasa karena karakter bahasa yang memang bersifat
kontingen.

Baca...  Amerika Serikat Berburu Imam Mahdi di Irak ?

Contoh:

Kata
“kaya” memiliki makna yang berbeda-beda di berbagai budaya. Di
Indonesia, “kaya” biasanya diartikan sebagai memiliki banyak uang.
Namun, di beberapa budaya lain, “kaya” bisa diartikan sebagai
memiliki banyak tanah, banyak pengikut, atau banyak pengetahuan.

Kata
“jalan” memiliki makna yang berbeda-beda di berbagai konteks. Dalam
konteks sehari-hari, “jalan” bisa diartikan sebagai tempat untuk
berjalan kaki. Namun, dalam konteks hukum, “jalan” bisa diartikan
sebagai jalur yang digunakan untuk lalu lintas kendaraan.

Karena bahasa
sifatnya kontingen, maka kita perlu menjadi yang terbuka dalam menyepakati
bahasa. Rorty bilang, kita perlu menjadi manusia ironis modern. Manusia ironis
modern adalah orang yang menyadari bahwa final vocabulary-nya bersifat
kontingen. Final vocabulary adalah kata-kata/pernyataan yang dipakai seseorang
untuk menjustifikasi tindakan atau world-view-nya. Manusia ironis adalah orang
yang menerima kontingensi bahasa di atas dan memiliki komitmen untuk mereduksi
segala penderitaan, khususnya kekejaman yang diakibatkan dari wacana.

Contoh manusia ironis:

1.       Seorang filsuf yang menyadari bahwa filsafatnya bersifat
kontingen akan selalu terbuka untuk menerima ide-ide baru. Ia tidak akan
menganggap filsafatnya sebagai satu-satunya kebenaran.

2.       Seorang aktivis yang menyadari bahwa ideologinya bersifat
kontingen akan selalu berusaha untuk mencapai tujuannya dengan cara-cara yang
tidak menimbulkan penderitaan bagi orang lain.

3.       Lalu bagaimana seorang agamawan? Haruskah dia memaksakan bahasa
agamanya kepada orang lain? Tentu saja AlQuran telah memberi kita petunjuk:


اُدْعُ اِلٰى
سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ
بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ
سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

Artinya: “Serulah (manusia)
ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka
dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang
mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125

Baca...  Al-Ghazali Antara Pengalaman dan Kreativitas

Oleh: Julhelmi Erlanda (Mahasiswa Doktoral Pendidikan Kader
Ulama & Universitas PTIQ Jakarta)

2366 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Artikel

Tidak Bisa Mengetik di Word karena "Selection is Locked", Ini Solusinya!

2 Mins read
Kompak – Salah satu masalah yang sering ditemui pengguna Microsoft Word adalah pesan “Selection is Locked” yang muncul saat mencoba mengetik atau…
Artikel

Ingin Rumah Lebih Sejuk? Coba Roster Jogja dari AM Roster

4 Mins read
Mendapatkan rumah yang sejuk merupakan impian bagi setiap orang, terutama di negara tropis seperti Indonesia. Salah satu cara untuk menciptakan suhu udara…
Artikel

Sekolah Bisnis Online dan Konsultan Feasibility Study: Meningkatkan Kualitas Bisnis di Era Digital

4 Mins read
Pendahuluan Di era digital yang terus berkembang, memulai dan mengelola bisnis bukan lagi hal yang sulit. Teknologi internet memberikan akses ke berbagai…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights