Pernahkah kita
berpikir kenapa kita bertingkah seperti yang kita lakukan? Mungkin kita
berpikir itu semua karena kita memilih. Mengapa kita suka sama tipe cowok
Korea? Kita kira itu karena pilihan kita. Namun, Emile Durkheim, seorang ahli
yang keren di bidang sosiologi, punya pandangan lain. Dia bilang, cara kita
bersosialisasi itu lebih banyak dipengaruhi oleh dunia di sekitar kita daripada
hanya keputusan kita sendiri. Ya mungkin karena pengaruh budaya K-pop yang lagi
hype. Yuk, kita lihat bagaimana tekanan dan aturan masyarakat
mempengaruhi interaksi kita sehari-hari.
Bukti Pilihan Kita Sendiri
Lemah
Contoh Nyata: Di
sekolah, ada ‘aturan’ tidak tertulis bahwa anak-anak harus mengikuti mode
pakaian tertentu untuk diterima geng sekawan. Ini menunjukkan betapa situasi
pertemanan di sekolah. Pengaruh gaya teman sebaya di sekolah bisa mempengaruhi
pilihan kita.
Mungkin kita
berpikir kita bebas memilih cara bersosialisasi, tapi sering kali kita lupa
bahwa ada aturan dan tekanan dari masyarakat yang membentuk perilaku kita. Ini bukti
adanya Kekuatan Aturan dan Harapan. Durkheim menekankan bahwa aturan dan harapan
dari masyarakat itu penting dan sering kali mempengaruhi cara kita bertingkah
lebih dari yang kita sadari.
Kita Tidak Bisa Selalu
Berpikir Rasional
Contoh Nyata:
Misalnya, banyak orang yang hadir di acara keluarga bukan karena mereka ingin,
tapi karena merasa wajib. Padahal bila dipikir secara rasional, acara keluarga sering
merugikan. Membuang waktu, menghabiskan uang berbagi kepada anak-anak. Kegiatan yang
hampir tidak ada manfaatnya. Ini
menunjukkan bahwa tekanan sosial bisa memaksa kita bersosialisasi.
Inilah Kadang,
kita bersosialisasi bukan karena pilihan, tapi karena kita merasa harus.
Pilihan rasional tidak selalu menjelaskan mengapa kita melakukan hal-hal
tertentu. Durkheim bilang bahwa banyak perilaku sosial kita sebenarnya respons
terhadap apa yang diharapkan atau diperlukan oleh lingkungan kita.
Bukan Semata Karena Perjanjian
Rasional Masyarakat
Contoh Nyata:
Ketika di satu RT membentuk ronda malam untuk menjaga keamanan lingkungan, ini
bukan hanya pilihan individu tapi kesepakatan bersama demi keamanan bersama. Semua
orang terpaksa berdedikasi untuk ronda bukan karena logika, demi kepentingan
bersama. Tetapi justru karena keadaan lingkungan yang memaksa. Semisal teror makhluk
gaib, maraknya kejahatan, atau serangan hewan yang tak disangka-sangka di perkampungan
yang dekat dengan hutan.
Pandangan yang
hanya fokus pada pilihan individu sering salah.
Karena faktanya kita juga membentuk hubungan karena kebutuhan bersama
atau perlindungan bukan karena logika semata. Durkheim menekankan bahwa
kerjasama dan kesepakatan sosial sering kali didasarkan pada kebutuhan bersama,
bukan hanya pilihan rasional kita.
Hidup Kita Dibatasi Oleh
Aturan Tak Terlihat
Contoh Nyata:
Pekerjaan kantor dengan jam kerja dari jam 8, kita rela terjebak macet. Lalu pulang
hingga 4 sore dan terjebak macet kembali.
Rutinitas membosankan ini adalah contoh bagaimana struktur sosial mempengaruhi
rutinitas kita sehari-hari.
Sering kali kita tidak sadar
bahwa perilaku kita sebenarnya dibatasi oleh aturan dan kewajiban dari
masyarakat kita. Durkheim mengatakan bahwa struktur kekuasaan dan aturan sosial
bisa sangat mempengaruhi cara kita bersosialisasi.
Evolusi Sosial Terjadi Karena
Adanya Tantangan Bersama
Kita sering tidak
sadar bahwa perubahan sosial akibat semacam bencana bersama membentuk perilaku
kita. Contoh nyata: Selama pandemi, banyak orang yang mulai menggunakan masker
dan menjaga jarak, bukan hanya karena pilihan pribadi tapi sebagai respons
terhadap tantangan kesehatan publik. Ini artinya, Kerja sama Lebih dari Sekedar
Pilihan. Durkheim melihat bahwa perilaku sosial seringkali adalah cara kita
bersama-sama menghadapi tantangan dan perubahan, yang melampaui sekedar pilihan
pribadi.
Artinya segala
analisa kita tentang perilaku sosial tidak bisa dirasionalkan begitu saja.
contoh terakhir misalnya, ketika kita melihat Pak Amin yang keluar dari
partainya. Kita mungkin berpikir bahwa keluarnya mungkin karena alasan rasional
individu, misalnya calon yang didukungnya tidak sesuai dengan hatinya. Atau karena
membuatnya jauh dari keluarga, dari Agama atau karena alasan rasional pribadi
begitu saja. Karena bisa saja sebenarnya, itu bukan karena pilihan sadar Pak
Amin. Tetapi pilihan Pak Amin itu secara tak sadar terbentuk semenjak ia kecil,
pengaruh lingkungan sekolah, teman dan masyarakatnya.
Jadi Apa Kesimpulanmu?
Menurut Emile
Durkheim, perilaku sosial kita lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial
daripada keinginan pribadi kita. Baik itu tekanan untuk mengikuti gaya hidup,
kewajiban hadir di acara keluarga, atau beradaptasi dengan perubahan sosial. Banyak
faktor di luar diri kita yang membentuk cara kita bersosialisasi. Mau tidak
mau, kita juga harus mengakui bahwa Pemikiran Durkheim ini membuka mata kita
tentang betapa kompleksnya interaksi manusia. Dan bagaimana sebenarnya masyarakatlah
yang membentuk semua pilihan hidup kita. Kita semua; Hidup kita bukan pilihan,
tetapi Hidup kita dipilihkan.
Sekilas
pemikiran Om Om Durkheim ini serasa ada benarnya. Tapi apakah pemikiran seperti
ini tidak sesat? Simak tulisanku yang
lainnya ^^
Oleh: Julhelmi Erlanda (Mahasiswa
Doktoral Pendidikan Kader Ulama & Universitas PTIQ Jakarta)