Metode Pembelajaran Reading Aloud Sebagai Penunjang Proses Pembelajaran Alquran dan Hadis

Penulis: Lely Herlina, Mahasiswa Prodi pendidikan Agama Islam IAIN Pontianak Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan


Reading aloud dapat kita artikan membaca dengan keras atau nyaring yaitu strategi salah satu cara membaca teks dengan suara yang keras dan membantu untuk memfokuskan perhatian secara langsung yang dapat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan serta membuat kelompok atau diskusi melalui pelafalan, lagu, ucapan, maupun intonasi suara yang jelas. 

Reading aloud ini merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif yang dapat membantu peserta didik dalam program membaca dengan afektif. Reading aloud yaitu membaca dengan nyaring untuk peserta didik dapat di lakukan setiap hari dan merupakan hal penting untuk mengajar mereka, dengan menyimak berbicara atau menulis. Para ahli memberi definisi lebih operasional terhadap Reading aloud. (Lyon G, 2006: 112-127).  

Dalam proses pendidikan, metode pembelajaran yang efektif sangat penting untuk memastikan bahwa semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Salah satu metode yang sering digunakan dalam pembelajaran membaca, termasuk dalam konteks pembelajaran Alquran dan Hadis, adalah metode membaca nyaring atau "Reading Aloud". 

Metode membaca nyaring melibatkan aktivitas membaca teks dengan suara keras di hadapan pendengar, yang dalam konteks pendidikan sering kali adalah guru atau teman sekelas. Metode ini memiliki beberapa manfaat penting yaitu : 

1. Meningkatkan Keterampilan Membaca : Dengan membaca keras, siswa dapat memperbaiki pelafalan, intonasi, dan pemahaman mereka terhadap teks. Hal ini sangat relevan dalam pembelajaran Alquran dan Hadis yang memerlukan ketepatan pelafalan dan penghayatan makna.  

2. Memperkuat Memori Auditori : Mendengarkan teks yang dibaca keras dapat membantu siswa mengingat informasi dengan lebih baik. Ini penting dalam hafalan ayat-ayat Alquran dan Hadis.  

3. Meningkatkan Rasa Percaya Diri : Membaca nyaring di depan kelas membantu siswa mengatasi rasa takut dan meningkatkan kepercayaan diri dalam berbicara di depan umum. 

Dalam konteks pembelajaran Alquran dan Hadis, metode membaca nyaring dapat diterapkan melalui beberapa cara: 

1. Tilawah : Aktivitas membaca Alquran dengan tartil (pelan dan jelas), di mana siswa membaca ayat-ayat dengan lantang di bawah bimbingan guru. Ini membantu dalam memastikan tajwid dan makhraj huruf diucapkan dengan benar.  

2. Pembacaan Hadis : Siswa membaca hadis dengan keras untuk melatih pelafalan dan pemahaman konteks hadis tersebut. Guru kemudian memberikan koreksi dan penjelasan mengenai makna hadis.  

3. Latihan Kelompok : Siswa dapat berlatih membaca bersama dalam kelompok kecil, saling mendengarkan dan memberikan umpan balik satu sama lain.  Siswa dengan disleksia sering mengalami kesulitan dalam memproses teks tertulis, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk membaca dan memahami bacaan. 

Metode membaca nyaring menawarkan beberapa manfaat khusus bagi siswa disleksia: 

1. Meningkatkan Konsentrasi dan Fokus : Membaca keras membantu siswa dengan disleksia untuk tetap fokus pada teks, mengurangi gangguan dan meningkatkan konsentrasi.  

2. Memperbaiki Keterampilan Fonologis : Disleksia sering terkait dengan kesulitan dalam pemrosesan fonologis. Membaca nyaring membantu siswa mendengar dan memproduksi bunyi-bunyi bahasa dengan lebih jelas.  

3. Membantu Identifikasi dan Koreksi Kesalahan : Dengan membaca keras, kesalahan dalam membaca dapat segera dideteksi dan dikoreksi oleh guru, membantu siswa untuk belajar dari kesalahan mereka.     

Meskipun metode membaca nyaring menawarkan banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam penerapannya, terutama untuk siswa dengan disleksia: 

1. Rasa Malu atau Cemas : Siswa mungkin merasa malu atau cemas membaca keras di depan teman-teman mereka. Guru dapat mengatasi ini dengan menciptakan lingkungan belajar yang suportif dan non-judgmental.  

2. Kelelahan Mental : Membaca keras membutuhkan konsentrasi tinggi, yang bisa melelahkan bagi siswa dengan disleksia. Guru dapat mengatasi ini dengan memberikan istirahat yang cukup dan sesi membaca yang singkat namun sering.  

3. Variasi Individu : Setiap siswa dengan disleksia memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda. Guru perlu melakukan penyesuaian individu dalam metode membaca nyaring untuk memastikan setiap siswa mendapatkan manfaat maksimal.  Jadi Metode membaca nyaring (Reading Aloud) adalah teknik pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca dan pemahaman teks, terutama dalam pembelajaran Alquran dan Hadis. 

Metode ini sangat bermanfaat bagi siswa dengan disleksia, karena membantu meningkatkan keterampilan fonologis, konsentrasi, dan memberikan kesempatan untuk segera memperbaiki kesalahan. Meskipun terdapat beberapa tantangan dalam penerapannya, dengan strategi yang tepat, metode ini dapat diimplementasikan secara efektif untuk mendukung proses pembelajaran yang inklusif dan progresif. 

Editor: Adis Setiawan

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال