Makna dan Jalan Hidup Sukses dalam Perspektif Islam (3)

(Sumber Gambar: Redaksi Kuliah Al-Islam)

KULIAHALISLAM.COM - Keinginan orang menjadi sukses dalam hidupnya disebabkan banyak hal, sekaligus banyak alasan yang menjadi penyebabnya. Artinya, hasrat menjadi sukses tidak datang tiba-tiba, tapi ada pemantik yang menggerakkan setiap orang hingga ia tergerak fokus pada apa yang di impikan. Karenanya, jalan menuju sukses dalam hidup sangat berliku-liku. Kita sebagai Muslim harus berhati-hati agar tidak tergelincir pada pilihan yang salah. Dunia adalah sarana untuk menuju akhirat, maka aktivitas keduniawian semestinya harus memberikan kemanfaatan bagi diri dan orang orang sehingga kelak tidak menjadi penghambat menuju kesuksesan akhirat. Sukses dalam hidup selalu menjadi dambaan setiap orang. Tapi, sulit dipungkiri di era serba materialis kesuksesan seringkali diukur dengan kekayaan melimpah, jabatan yang strategis, dan keduniaan lainnya. Pandangan ini yang kemudian menjadi fokus pencarian seorang Muslim sehingga melupakan unsur-unsur yang berkaitan dengan kesuksesan di akhirat, misalnya melupakan belajar agama, peningkatan ibadah dan lain-lain. Itu artinya, kesuksesan tidak bisa diukur hanya soal materi, tapi perlu berpikir kesuksesan non-materi, yakni ketenangan jiwa. Karenanya, jalan sukses menuju kesuksesan sebagai berikut:

Tips Jalan Kesuksesan

1. Maju Pantang Mundur

Semua orang ingin mendambakan hidup nyaman, sekaligus selebihnya dapat memberikan kemanfaatan kepada orang lain. Tapi keinginan itu akan menjadi sebatas keinginan semu, jika tidak ada semangat untuk meraih dengan maju pantang mundur menuju apa yang diinginkan. Kita bisa belajar kepada orang-orang terdahulu yang sukses diri sendiri dan mampu menyumbangkan pikiran serta tenaganya untuk bangsa dan agama. Menariknya kesuksesan mereka tidak datang tiba-tiba melainkan melalui perjuangan panjang, tanpa mengenal lelah. Sebut saja, tokohtokoh besar bangsa ini, misalnya Ir. Soekarno, Drs. Moch Hatta, KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asy’ari, dan lain-lain, adalah para pendiri bangsa lahir dari proses yang matang dan berliku-liku di tengahtengah bangsa dalam hegemoni penjajah.
Tokoh-tokoh yang disebutkan telah mampu bertahan sebab mereka meyakini bahwa kunci keberhasilan adalah semangat dan pantang mundur untuk terus belajar dan terus berdoa, sekalipun kondisi tidak mendukung akibat tekanan penjajah. Karenanya, ketika sudah terjun ke masyarakat untuk mengabdi kepada bangsa agama, bangsa dan negara mentalitas mereka sangat tangguh untuk menciptakan sebuah impian, yakni Indonesia harus merdeka.

2. Mandiri dalam Proses

Makna mandiri dalam proses (I’timad ‘ala alNafsi) adalah tidak menggantungkan diri kepada orang lain. Artinya, kemandirian memastikan setiap individu yang ingin sukses harus melangkah dengan sungguh-sunguh dan fokus, tanpa berharap banyak bantuan dari orang lain. Kalaupun di tengah proses ada orang yang membantu, itu hanyalah bagian dari proses hidup sebagai mahluk sosial. Ini penting, khususnya bagi kalangan milenial, mengingat tradisi menggantungkan diri kepada orang lain atau bangga karena keturunan mengakibatkan orang lemah proses, bahkan tidak mampu bertahan hingga bisa menghilangkan semangat berinovasi. Padahal, yang menghadapi kehidupan adalah dirinya bukan orang lain.
Karenanya, kita sering menemukan orang-orang sukses lahir dari kemandirian proses, sekalipun dalam konteks tertentu sebagian lahir dalam lingkungan yang sudah mapan. Maka kemapanan keturunan atau tidak bukanlah jaminan mengantarkan kesuksesan seseorang. Sukses ditentukan oleh individu, dan lingkungan hanyalah sebagai jalan untuk melangkah agar lebih mudah dalam setiap proses. Dalam konteks mencari ilmu, misalnya, tidak bisa hanya berharap dari orang lain lantas bodoh itu kemudian bisa hilang. Pencari ilmu harus belajar dengan giat, sambil mencari guru dan teman yang tepat agar jalan liku mencari ilmu dapat dihadapi dengan mudah, sambil terus meminta kemudahan kepada Allah SWT.

3. Sabar dalam Proses

Kesabaran adalah sikap yang serba hati-hati mengayuhkan langkah dalam setiap proses. Orang yang sabar selalu mempertimbangkan kehati-hatian dalam menentukan sikap dan pikirannya sehingga tidak melahirkan tindakan yang kurang bermanfaat, bagi diri atau bagi orang lain. Penyabar adalah individu yang tenang dalam menghadapi rintangan dan menghadapi hambatan. Orang-orang terdahulu sukses karena mereka mampu menyikapi segala rintangan yang dihadapi dengan cara tenang. Ketenangan bukan dalam diam, tapi tetap berkarya sekalipun dalam keterbatasan.

Karenanya, orang-orang yang sabar disayang oleh Allah SWT sebab mereka adalah orang-orang yang tangguh dalam proses, tidak mudah goyah ketika menghadapi rintangan. Tidak ada proses menuju sukses itu berjalan dengan mulus, tanpa rintangan. Semua pasti ada rintangan, hanya saja dalam menghadapi rintangan itu berbeda-beda sesuai karakter dan emosi setiap orang. Bahkan, bagi kalangan tertentu rintangan dalam proses adalah bagian dari pendewasaan, sekaligus pembelajaran untuk menjadi mahasiswa tangguh. Contoh sederhana, mahasiswa yang sukses dalam kuliah dengan prestasi gemilang adalah mereka yang sabar dan tertib dalam mengatur waktunya. Mereka mampu membagi waktu antara kuliah dan aktivitasnya di luar kuliah, baik larut dalam dunia menjadi aktivis atau memang sejak dini larut dalam kegiatan masyarakat dan dalam kegiatan ekonomi.

Makna Sukses

Sukses adalah sebuah pencapaian yang sudah diniatkan, diraih dengan kerja keras, kerja cerdas, diiringi dengan komitmen tinggi dan keberanian menghadapi proses yang terkadang berliku. Setiap orang memiliki definisi sukses yang berbeda-beda. Karena setiap orang memiliki standar kesuksesannya yang berbeda-beda pula. Ada yang mengatakan sukses itu puas, jika seseorang sudah dikatakan puas dengan hasil yang dia capai dari jerih payah nya maka itu juga termasuk kategori sukses.

Secara sederhana, setiap oaring bermimpi untuk sukses. Walaupun sukses mungkin lebih mudah dibuktikan dari pada dibuat konsep, sukses itu lebih kasatmata. Sukses bukan teori yang memusingkan kepala. Semua manusia ingin sukses dan bahagia. Dalam buku Belajar Menjadi Bahagia dan Sukses Sejati yang ditulis oleh Muhammad Alwi, Napoleon Hill berkata, “Sukses itu perlu penjelasan dan kegagalan tidak memiliki alibi.” Sukses perdefinisi sebenarnya sama dengan bahagia. Sebab sukses adalah meraih apa yang diinginkan. Hanya bedanya sukses (dewasa ini) sering kali toxic, sebab sukses hanya diartikan secara persial, yaitu material. Inilah kesalahan prioritas dalam sukses secara umum. Akan tetapi pada dasarnya, antar sukses dan bahagia itu sama.

Faktor dalam Kesuksesan

Setiap orang ingin sukses, berbagai cara yang ditempuh untuk mendapatkan kesuksesan adalah meniru orang yang telah sukses. Itu sebabnya, baik buku-buku tentang orang sukses, seminar-seminar yang menampilkan orang sukses adalah sebagai pembicara selalu mendapatkan perhatian banyak orang, dengan harapan mereka yang sudah sukses mampu membagikan kiat-kiat suksesnya hingga dapat ditiru oleh pendengar.

Terdapat beberapa faktor untuk meraih kesuksesan diantaranya yaitu:
1) Positif mindset, merupakan sebuah sikap yang selalu berikhtiar melihat sisi positif dari beragam tentang hidup, apapun jenis tantangan itu.

2) Persistence (ketekunan), setiap orang yang sukses baik dalam belajar, usaha, dan lainnya pasti memiliki ketekunan yang lebih tinggi atau lebih ketat dari yang lain. Tak pernah berhenti untuk mencari peluang, agar kesuksesan mudah ia dapatkan.

3) Fighting Spirit, jika seseorag menghabiskan waktu yang hanya untuk menunggu datangnya keberuntungan, maka akan lama. Mereka yang sukses selalu melakukan tindakan dengan cara baik dan tepat. Karena setiap orang berhak sukses.

4) Endurance (kesabaran), orang sukses pasti memiliki tingkat kesabaran yang luar biasa. Dibalik kesuksesannya yang sudah diraih saat ini, pasti ada kata kegagalan sebelum itu dan ia tetap sabar menghadapinya dan tak pernah putus asa, orang yang sukses akan belajar dari kesalahannya dan menghadapi masalah, dan tetap maju.

5) Kembangkan potensi diri, selalu ada celah untuk terus mengembangkan potensi dan kapasitas diri untuk meraih pengetahuan, mengasah ilmu dan lainnya.

6) Bangun pertemanan, pentingnya jaringan atau orang lain untuk mengembangkan pengetahuan.

7) Rajutlah Kedekatan Spiritual Dengan Sang Ilahi, tidak ada kata sukses jika menjauh dari sang pemberi segalanya. Tanpa Ridho Allah maka kata sukses tidak akan pernah terdengar ditelinga. Banyak orang memiliki jabatan tinggi, status yang kuat, yang memiliki kekuasaan. Disaat itu juga, mereka telah mencapai apa yang mereka inginkan. Dan diantara mereka pasti melakukan semua atau salah satu dari faktor dan struktur yang dipaparkan diatas. Akan tetapi, jika itsar pada agama minim maka pertanggungjawaban kesuksesan mereka akan ditanggung di yaumul akhir.

Dengan demikian, Kesuksesan dunia dan akhirat merupakan hal yang didambakan setiap orang, dengan berupaya menjadikan kehidupan dunia bernilai dengan melakukan amal kebajikan berdasarkan tuntutanan wahyu. Kesuksesan yang hakiki di dalam al quran yaitu yang beriman, yang selalu melakukan ibadah dan amal kebaikan. Ketakwaan dan keimanan kep[ada allah menjadi fungsional dalam kehidupan apabila ia melahirkan kebaikan dan kesalehan, bukan saja kelsaehan pirbadi (shalat, sabar, dan keteguhan hati), melainkan juga kealaehan sosial (memberikan sebahagiaan rezeki) dengan memberi bantuan kepada orang lain baik lapang maupun sempit. Islam adalah agama yang mengajarkan keseimbangan antara dunia dan akhirat. Bukan hanya akhirat saja yang diutamakan maupun kehidupan di dunia pun harus dijalani. Di dunia manusia diseru untuk selalu berusaha dan bekerja agar pemenuhan kebutuhan hidupnya terpenuhi, dengan disertai rasa syukur maka inilah kunci dari suksesnya kaum beriman.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti berupaya untuk mengambil kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Sukses merupakan pencapaian seseorang terhadap tujuan hidupnya yang mana pencapainya harus diiringi dengan usaha keras supaya dapat memberikan dampak yang positif baik untuk diri sendiri, keluarga maupun bagi orang lain. Sukses dalam Alquran ada tiga term yaitu al-Falah, an-Najaḥ dan al-Fauz. Kata al-Falah yang menunjukkan arti kesuksesan di dunia dan di akhirat. Kata an-Najah yang menunjukkan arti kesuksesan di dunia saja. Dan kata al-Fauz yang menunjukkan arti kesuksesan kelak di akhirat saja. Dari ketiga istilah ini menampakkan ayat-ayat sukses yang sangat bervariatif yang intinya mengandung nilainilai kebahagiaan dunia akhirat,sukses dunia sukses akhirat. Untuk itu, Alquran mengajarkan kepada manusia untuk menggapai kesuksesan dunia dan akhirat sekaligus. Kedua, Sukses merupakan tujuan hidup setiap manusia, dan kesuksesan tidak hanya dilihat dari keberhasilan dunia saja melainkan juga dapat dilihat dari amal dunia untuk akhiratnya. Diantara kriteria sukses yang dapat diterapkan dalam kehidupan sesuai ajaran Alquran: mendirikan shalat, giat bekerja, mensedekahkan sebagian harta, keimanan dan ketaqwaan, memohon/berdo‟a kepada Allah swt., mendapat rahmat sehingga masuk kedalam surganyaAllah swt.

Kesuksesan yang dimaksud dalam al-qur'an adaalah keberhasilan menggapai ridha allah setelah berusaha dengan maksimal dalam melakukan berbagai perintah allah dan meninggalkan hal hal yang dirasakan oleh seseorang baik di dunia maupun di akhirat. Di dalam al auqran terdapat istilah tentang sukses yaitu al falah, al fauz, hasan dan khair. Lafaz al falah, hasan dan khair digunakan untuk menggambarkan keuksesan dunia dan akherat, sedangkan lafadz al fauz hanya digunakan untuk menggambarkan kesuksesan akherat saja. Sukses didunia dapat berupa hal hal yang bersifat materi, seperti harta kekayaan, jabaran serta pendidikan yang tinggi, kesehatan dan p[ekerjaan yang baik dan keluarga yang baik. Sedangkan sukses di akhreta adalah segala macam bentuk kenikmanatan yang akan diterima manusia di akherat disebbkan oleh perbuatan perbuatan baik mereka didunia, yang pada pucaknya kesuksesan tersebut adalah mendapatkan ridha allah dan surga serta kekal di dalamnya.

Fitratul Akbar

Penulis adalah Alumni Prodi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال